Suatu pagi, Nayla kedatangan tamu seorang wanita paruh baya yang mengantarkan anak gadisnya yang mengalami gangguan kejiwaan setelah ditinggal pergi suaminya. Air mata Nayla sempat menetes, teringat dirinya sewaktu kehilangan Rendy. Nayla beristigfar pelan. Ternyata ada yang mengalami fase lebih buruk daripadanya. Masih beruntung Nayla mampu melewati semuanya dengan baik tanpa harus melewati fase seperti gadis itu. Nayla mengajak Sabrina sahabatnya untuk menemaninya melayaninya.
"Sudah berapa lama dia seperti ini?" tanya Nayla dengan menatap prihatin wajah gadis yang duduk di hadapannya itu.
"Hampir sebulan, Bu. Saya sudah kehabisan cara untuk mencarikan obat agar dia tersadar dari mimpinya. Agar dia sadar akan kenyataan bahwa suaminya itu sudah meninggal karena kecelakaan motor."
Suara perempuan paruh baya itu terdengar pelan, menyimpan tangis. Siapa yang tidak akan sedih melihat kondisi putrinya menyedihkan seperti itu?
"Tolonglah aku, tolonglah aku Ibu Nayla ... dia anak saya satu-satunya. Hidup saya terasa tidak berarti melihatnya seperti ini."
Nayla tercekat melihat air mata yang mulai menetes dari sudut mata ibu gadis itu. Tangisnya makin pecah, sejadi-jadinya. Membuat Nayla ikut tidak tega melihatnya.
Nayla mengusap bahu wanita itu dengan pelan. Ia berusaha mengalirkan energi-energi kekuatan untuknya.
"Ibu tenang, ya. Saya dan teman saya ini, akan mengusahakan yang terbaik untuk anak Ibu. Percaya sama kami, dan pasrahkan semuanya kepada Allah, Dia yang lebih tahu dengan yang terbaik untuk anak ibu," jelas Nayla, berusaha meyakinkan wanita itu.
"Terima kasih, Ibu Nayla, terima kasih Ibu Sabrina," ucap wanita itu dengan suara masih pelan. Nayla dan Sabrina tersenyum manis menanggapinya."Untuk sementara waktu, bisakah Anda dan anak anda tinggal disini? Untuk lebih memudahkan penanganan?" Sabrina yang berkata.
"Jika itu yang terbaik, silakan, Bu," jawab wanita itu cepat.Setelah berwawancara dengan orang tua yang mengantarnya, Nayla meminta salah satu asistennya untuk membawa gadis itu serta ibunya ke kamar yang kosong. Nayla dan Sabrina mulai berembuk untuk mengambil tindakan apa yang akan dilakukan untuk menolongnya.
***
Biasakan tinggalkan jejak setelah membaca, dengan menyentuh icon bintang di pojok bawah ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
RENNAY (Tamat)
ChickLitKisah tentang perjalanan hidup Nayla Syarifah, yang diawali dengan pertemuannya dengan Rendy Ananta Dika, dan Deni Arya Candra.