6. Kenapa Harus Dia?

32 4 0
                                    

Bel masuk berbunyi.

Nayla, Farhat, Savina dan Dara beranjak meninggalkan tempat nongkrongnya dan masuk ke kelas masing-masing. Nayla dan Savina ke kelas sebelas IPA, sedangkan Farhat dan Dara kelas sebelas IPS.

“Anak-anak hari ini kita kedatangan siswa baru. Dia pindahan dari Magelang, Jawa Tengah.”

Bu Susan berbicara to the point saat membuka pembelajaran pagi itu. Dia langsung mempersilahkan dia masuk. Segera kedua mata Nayla membelalak, lalu memutarnya malas, melihat Rendy beranjak memasuki ruang kelasnya. Rasa malas pun menghinggapi dirinya.

Tuhan, kenapa harus dia yang menjadi anggota baru di kelas sebelas IPA. Dalam hati Naila menggerutu.

Nayla kehilangan mood belajarnya karena sejak kedatangan Rendy perhatian bu Susan seolah berkurang terhadapnya. Mungkin perasaan Nayla saja, yang tidak rela kalau guru kelas yang selama ini memprioritaskan dirinya, membagi perhatiannya terhadap siswa lain. Tapi, pada realitanya, akhir-akhir ini, bu Susan lebih sering berkomunikasi dengan Rendy daripada dirinya.

Ya bisa kalian bayangkan sendiri lah, gimana rasanya belajar sekelas dengan orang yang gak kita suka, apalagi menjadi saingan kita untuk mendapatkan perhatian dari guru kelas. Males, badmood, pengen cepat-cepat keluar dari kelas dan berbagai macam pokoknya deh.

Ini serasa mimpi buruk buat gue. Kenapa harus dia yang jadi rival gue? Gue benci dengan keadaan ini.

RENNAY (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang