"Kira-kira sumpahnya Si Udik Adam itu mempan nggak ya? Ah nggak lah, dia kan penuh dosa. Gua yakin nggak bakal mempan," batin Stella sambil terus memakan snack kesukaannya.
"Eh, lo kenapa?" bingung Stevan melihat adiknya melamun namun terus memakan snack yang berada ditangannya.
"Lagi mikir," jawab Stella seadanya.
"Mikir apaan? Udah kayak hidup paling berat aja, pake mikir-mikir kayak gitu."
"Mikirin Si Udik Adam. Kira-kira sumpahnya orang banyak dosa macem dia mempan kagak ya? Takut juga gua lama-lama."
"Emang lo nggak banyak dosa? Sok-sok an ngatain anak orang banyak dosa."
"Emang bener kok. Adam tuh banyak banget dosanya. Setiap hari ngerjain orang mulu," sahut Stella. "Ah, kalau lo disini cuma mau ngajakin ribut doang mending pergi sana. Lagi males ribut gue sama lo," usir Stella yang membuat Stevan memutar kedua matanya sebelum melangkah pergi menjauhi Stella.
Lagi pula jika di pikir-pikir bukan salah Stella jika ia menyebut Adam banyak dosa, apalagi dengan Stella, lebaran aja Adam nggak ada niatan untuk meminta maaf dengan Stella. Dalam waktu 3 tahun, pemicu 10 panggilan dari BK untuk orang tua Stella ya cuma Si Udik Adam itu. Tidak ada satu orang pun yang pernah Stella hajar dengan ganas kecuali Adam, cowok songong yang sok kecakepan itu. Stella sendiri heran, kenapa Tuhan bisa menciptakan cowok se-nggak jelas Adam.
Bahkan Stella lebih heran kenapa bisa para cewek-cewek bisa langsung melting cuma karena dikedipin sama Si Udik itu. Kenapa bisa? Buta cinta atau gimana sih?
Flashback
"ADAMMM!! SEMANGAT SAYANG!""CALON PACAR KU, SEMANGAT KAMUU!"
Dan masih banyak teriakan-teriakan lainnya yang selalu meramaikan lapangan saat Adam sedang bermain basket, voli, ataupun sepak bola.
Melihat hal itu, ingin rasanya Stella berdiri didepan semua cewek-cewek yang memuja Adam dengan begitu fanatiknya untuk memberikan pencerahan kepada mereka semua. Mereka harus tau betapa udiknya Si Adam itu, betapa pengecutnya Adam ketika ia menjahili para adik kelas terlebih lagi yang perempuan, dan betapa playboy nya Adam saat dirinya mampu menggandeng lebih dari 3 cewek dalam hitungan detik.
Ah, tapi lupakan saja. Sekarang Stella sudah lulus dari sekolah dan ia sudah tidak akan bertemu dengan Adam lagi. Stella yakin kehidupan dirinya di SMA akan lebih berwarna ketimbang kehidupan dirinya di SMP.
Masuk di SMA yang sama dengan Stevan adalah mimpi Stella. Ia ingin berangkat dan pulang sekolah bersama dengan Abang satu-satunya yang ia miliki. Dulu saat SD dan SMP sekolah Stella dan Stevan terpisah. Alasannya pun tidak ada, rasanya ada saja halangan ketika Stella ingin mendaftar di sekolah Stevan. Contohnya saat SD dirinya tidak bisa mendaftar karena umurnya yang kurang, sehingga ia harus mencari sekolah lain. Sementara saat SMP ia tidak bisa mendaftar karena nilainya yang kurang, sehingga lagi-lagi ia harus mencari sekolah lain.
Tapi untuk kali ini, sudah Stella pastikan ia akan masuk ke sekolah yang sama dengan sekolah Stevan, sekolah swasta yang cukup menjamin baik di bidang akademik dan non akademik. Bahkan Stella sudah mendaftar dan sudah resmi diterima menjadi murid di SMA KENCANA yang sangat ia impikan itu. Rasanya Stella tak sabar untuk segera masuk, ditambah lagi dengan dirinya sekolah di SMA KENCANA ia akan terbebas dari cowok udik bernama Adam yang sudah 3 tahun ini selalu merecoki kehidupannya.
Lain di tempat, lain pula orangnya. Namun ada satu kesamaan, sama-sama sedang duduk bersandar sambil memakan camilan, bahkan sama-sama sedang memikirkan antar satu sama lainnya. Seperti Stella, Adam juga sedang menikmati camilan sambil memainkan HP-nya. Lebih tepatnya untuk berusaha mencari akun Instagram Stella yang sama sekali tidak ia temukan. Sebenarnya Stella sudah pernah berkata jika dirinya tidak mempunyai akun Instagram, namun Adam sama sekali tidak percaya. Mana ada orang yang tidak mempunyai akun Instagram.
Flashback
"Eh IG-nya Stella apa sih?" tanya Adam kepada salah satu teman sekelas Stella. "Stella kan nggak punya IG." Tawa Adam pun langsung menggema, ia tak percaya jika musuhnya itu tidak mempunya akun Instagram."Kenapa ketawa? Ada yang lucu? Oh, atau karena gue nggak punya IG itu jadi hal yang lucu buat lo?" tanya Stella dari arah belakang yang sudah melipat tangannya di depan dada.
Adam pun berbalik, "Iya lah. Mana ada orang yang nggak punya IG. Lagian gue cuma pengen nge-follow doang kok. Itung-itung memperbanyak tempat buat berantem sama lo." Jawaban Adam yang membuat Stella menyunggingkan senyuman miringnya.
"Sayangnya itu bener. Gue emang nggak ada IG. Satu lagi, jangan pernah pake media sosial kalau lo mau nyari masalah sama gue. Itu cupu!" Setelah mengatakan itu Stella langsung melangkahkan kakinya menjauhi Adam dan salah satu teman sekelasnya yang mungkin akan menjadi target mainan Adam untuk yang kesekian kalinya.
"Ya ampun masih di sini aja. Sana sholat, kenapa masih leha-leha aja."
"Eh. Iya, Bun," jawab Adam yang lumayan terkejut karena suara Bundanya yang tiba-tiba masuk ke indra pendengarnya. Dengan cepat Adam langsung berjalan untuk mengambil air wudhu, setelah itu ia masuk ke kamarnya untuk menunaikan sholat.
Seusai menunaikan ibadah sholat, Adam duduk didepan meja belajarnya. Dirinya yang masih memakai sarung itu senantiasa mengamati 2 brosur SMA swasta yang di berikan Sang Ayah kemarin malam. SMA KENCANA dan SMA PERMATA. SMA KENCANA yang memberikan 2 wadah sekaligus bagi dirinya, akademik dan juga non akademik khususnya adalah olahraga. Namun, SMA PERMATA yang akan membantu mewujudkan cita-citanya untuk kuliah di luar negeri mengingat banyaknya program beasiswa kuliah di luar negeri yang bekerjasama dengan SMA PERMATA.
Sebenarnya, kedua sekolah itu pasti akan sama-sama memberikan yang terbaik, tergantung bagaimana Adam dapat atau tidak mengikutinya. Ayah dan Bundanya juga sama-sama mendukung bagaimana pun keputusan Adam. Baik di SMA KENCANA ataupun di SMA PERMATA. Namun sepertinya Adam memang tidak bisa memutuskan pilihannya, ia harus meminta orang tuanya untuk memutuskan hal ini, ia percaya dimanapun sekolah yang dipilihkan kedua orangtuanya adalah sekolah yang terbaik untuknya.
Hal apa saja jika dijalani bersamaan dengan restu orang tua pasti akan mendapatkan keberkahan dan juga kemudahan bukan?
---
Hai, terima kasih sudah membaca.So, kembali lagi dengan aku, hehe. Gimana gimana? Kasih vote dan comment nya boleh dong yaa😉 Kritik dan sarannya masih aku tunggu yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [END]
Teen FictionIni kisah tentang seseorang yang sedang memperjuangkan perasaannya. Tapi ternyata, yang diperjuangkan malah memperjuangkan yang lain. Dan yang sedang berjuang, ternyata lupa untuk sekedar sadar jika disekitarnya ada yang juga sedang memperjuangkan...