Stella berjalan dengan gusar menuju mading utama, mading yang digunakan khusus untuk menaruh pengumuman penting, salah satunya adalah pengumuman siswa yang lolos seleksi club bela diri SMA KENCANA.
Kemarin, sepulang sekolah Stella mengikuti seleksi club bela diri yang sudah sangat ia nantikan. Karena kakinya yang terkilir sudah sembuh, dan luka di siku dan lututnya juga sudah mengering, Stella dapat menjalani seleksi dengan baik. Ya walaupun Stella merasa kurang maksimal karena bagaimanapun juga, lukanya masih sering terasa sakit jika dibawa beraktivitas.
PENGUMUMAN SELEKSI CLUB BELA DIRI SMA KENCANA.
1. Stella Adelina
Mata Stella langsung berbinar. "Lo lolos, Stel!" pekik Rina yang ikut senang sambil menepuk-nepuk bahu Stella.
"Selamat, Stel," ucap Rina. Stella menatap Rina dengan pandangan yang masih berbinar, "Thanks, Rin. Gue seneng banget bisa lolos."
"Gue juga ikutan seneng lo bisa masuk club bela diri sekolah. Lo—"
"Stella ya?"
Stella dan Rina sama-sama menolehkan kepalanya ke samping. "Iya," jawab Stella kaku. Pasalnya cowok di depannya ini sangat manis. Astaga, Stella juga cewek yang bisa teriak-teriak jika bertemu cowok semanis ini.
"Kenalin, Niko," ucap cowok didepannya ini sambil mengulurkan tangannya.
Stella menjabat tangan Niko sambil tersenyum kaku, "Stella."
"Lupa ya? Saya pelatih bela diri di sini."
Stella langsung menepuk dahinya pelan. Astaga kenapa ia bisa lupa dengan pelatihnya sendiri. "Maaf saya lupa. Kemarin saya gugup sampai nggak liat keadaan sekitar."
"Santai aja nggak papa. Kebetulan kamu satu-satunya anak yang saya ingat. Kemampuan kamu sangat bagus. Sebelumnya udah pernah ikut bela diri?" tanya Niko.
"Iya, Pak. Saya ikut les bela diri dari kecil."
Niko tertawa pelan hingga membuat Stella terpana. Astaga, kenapa manis sekali pelatihnya ini.
"Saya kelihatan tua sekali ya?" tanya Niko setelah menghentikan tawanya. Stella mendadak kaku seketika, ia salah kah?
"Eh. Maaf, Pak. Atau, Kak? Saya bingung harus panggil apa," jawab Stella jujur.
"Saya mahasiswa semester 3. Terserah kamu boleh panggil saja apa aja, asal bukan, Pak. Itu terlalu tua," ucap Niko yang membuat Stella mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Nanti pulang sekolah kamu ada waktu? Saya ingin mengobrol sebentar dengan kamu. Bisa?"
Stella menahan nafasnya beberapa detik, oh astaga. "Bisa, Kak."
"Kalau gitu, sampai ketemu nanti, Stella," pamit Niko sebelum ia berjalan melewati Stella untuk menuju ke ruang club bela diri. Dan bodohnya, mata Stella terus mengamati punggung pelatihnya yang manis itu tanpa kedip.
"Stel, gue juga mau dong ikutan bela diri," ucap Rina yang membuat Stella kembali ke dunia nyata. "Kok tiba-tiba banget?"
"Habisnya ganteng gitu pelatihnya!" pekik Rina dengan tertahan. Stella tersenyum, "Gue bisa meleleh terus kalau kayak gini ceritanya."
"Pepet terus aja, Stel," ucap Rina bersemangat. "Lumayan loh," lanjutnya.
"Kayaknya nggak bisa."
"Kenapa? Belum juga dicoba."
"Karena hati gue masih milih Kak Faldo," jawab Stella dalam hati. Stella tersenyum, "Gatau. Gue juga belum minat yang kayak begituan dulu," jawab Stella pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [END]
Teen FictionIni kisah tentang seseorang yang sedang memperjuangkan perasaannya. Tapi ternyata, yang diperjuangkan malah memperjuangkan yang lain. Dan yang sedang berjuang, ternyata lupa untuk sekedar sadar jika disekitarnya ada yang juga sedang memperjuangkan...