Chap 26

284 23 0
                                    

Stella berjalan dengan pelan menuju ruang keluarga. Ia memakai kaos berwarna putih dengan jaket jeans navy dan juga celana jeans dengan warna yang senada dengan jaketnya. Di punggungnya terdapat tas berwarna hitam yang berisi beberapa buku biologi, buku catatan, dan beberapa alat tulis. Tak lupa, gaya rambut pony tail kebanggaannya.

Tadi, saat Stella baru saja masuk kedalam rumah setelah pulang sekolah, Faldo tiba-tiba menelfonnya untuk memberitahu jika nanti malam ia dan anak club olimpiade lainnya akan belajar bersama di cafe. Sebenarnya Stella juga tak munafik, ia lelah, ia ingin sekali menolak ajakan Faldo. Namun ia sadar, kini ia sudah menjadi bagian dari club olimpiade biologi. Jika dirinya tidak ikut belajar bersama dan lebih memilih belajar sendiri, Stella rasa itu keputusan yang buruk, semuanya akan menganggap Stella sombong atau apapun itu.

Dan akhirnya ia pun menyetujuinya ajakan Faldo. "Stella pamit dulu Bun, Yah," pamit Stella menyalami tangan kedua orangtuanya.

"Kamu serius mau pergi lagi? Kamu sering banget kayak gini loh, La. Baru pulang sekolah, latihan bela diri, habis itu pergi keluar. Bunda takut kamu sakit," ucap Novi khawatir. Ditambah lagi Stella harus ekstra menjaga kesehatannya agar saat pertandingan bela diri nanti ia dapat melakukannya dengan maksimal.

Stella menggeleng, "Cuma belajar, Bun. Nggak mendaki atau menyelam. Jadi aman."

"20 menit sebelum belajarnya selesai, telfon Stevan. Biar kamu nggak perlu nunggu Abang kamu sendirian karena yang lain udah pulang," tambah Abi. "Iya, Ayah. Yaudah, Stella pamit dulu."

Stella dan Stevan segera keluar dari rumah. Diam-diam Stevan mengamati Stella yang sering menghela nafas berat namun tetap berusaha tersenyum kecil seolah-olah sedang menyemangati dirinya sendiri. "Lo capek?" tanya Stevan saat memberikan helm untuk Stella. Stella mengangguk, "Iya, capek banget. Tapi nggak papa, aman."

Stevan hanya tersenyum mendengarnya. Ia tau Stella melakukan semua ini agar ia bisa pedekate dengan Faldo. Tak jarang ia menemukan buku latihan soal Bahasa Inggris yang tergeletak di atas meja belajar Stella. Mungkin jika Stella tak mengenal Faldo, atau tak ada perasaan dengan Faldo, ia akan berjuang lebih mati-matian dari ini agar ia lolos seleksi olimpiade Bahasa Inggris dan menjadi juara 1 pada saat olimpiade nanti.

"Bang! Ayo!" ucap Stella sudah mulai ngegas karena Stevan tak kunjung menyalakan mesin motornya.

"Iya. Pegangan," jawab Stevan sambil menyalakan motornya lalu melajukannya

Tak butuh waktu lama, Stevan dan Stella sampai didepan cafe yang Faldo maksud. Ia tak bisa menunggu adiknya itu, ia harus pulang untuk mempersiapkan diri mengikuti olimpiade matematika, ditambah lagi ia juga akan menjadi pembimbing bagi para anak club olimpiade matematika lainnya sehingga mau tak mau Stevan harus lebih memantapkan pemahamannya.

"Gue balik ya. Kalau ada apa-apa cepet telfon gue," ucap Stevan. Stella mengangguk.

"Udah sana masuk. Gue tungguin sampe lo masuk, baru gue pergi."

"Gue masuk dulu, Bang. Lo hati-hati," ucap Stella sebelum ia masuk kedalam cafe. Setelah dirasa adiknya sudah bertemu dengan Faldo, Stevan mulai melakukan motornya untuk kembali pulang kerumah.

"Maaf telat," ucap Stella tak enak karena melihat semuanya sudah datang bahkan sudah mulai belajar.

"Nggak papa. Kita juga baru mulai," ucap Via sambil tersenyum manis.

Gilang menggeser duduknya lalu menyuruh Stella duduk disampingnya. "Duduk sini, Stel."

Setelah Stella duduk disebelah Gilang, ia langsung membuka bukunya, membacanya dengan fokus sambil menuliskan beberapa kalimat penting dibuku catatannya. Tak jarang ia ikut berdiskusi dengan anggota club olimpiade yang lain ketika ada salah satu anggota yang bertanya. Hingga akhirnya tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya mereka sudah menghabiskan waktu kira-kira satu setengah jam disini untuk belajar.

Chasing You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang