Stella mendumel kesal sambil masukkan pupuk kedalam pot bunga berwarna putih. Lalu ia memindahkan bunga Bougenville dari polibag ke pot bunga yang sudah Stella beri pupuk itu.
"Emang cuma Bunda yang bisa nyuruh anaknya jam 7 malem berkebun kayak gini," kesal Stella mengingat Novi yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya untuk meminta Stella memindahkan 5 bunga Bougenville dari polibag ke dalam pot. Tak lupa Novi juga menyuruh Stella menyirami tanaman yang ada dihalaman depan.
"JANGAN LUPA TANAMANNYA DI SIRAM!" teriak Novi menggelar dari dalam rumah. Dengan berat hati, Stella mengambil selang air lalu memasangkannya di keran.
"Salah apa gue sampe malem-malem gini disuruh berkebun. Padahal gue aja lagi galau. Kira-kira gue dapet juara atau nggak," ucap Stella bermonolog.
"Pasti dapet juara. Saya yakin."
Stella langsung menolehkan kepalanya ke samping. "Eh, Kak Niko. Masuk, Kak," ucap Stella segera berlari kearah pagar rumahnya untuk membukakan pagar agar Niko dapat masuk.
"Kamu lagi apa malem-malem gini diluar?" tanya Niko bingung.
"Disuruh Bunda berkebun," jawab Stella dengan malas. Niko tertawa sesaat, ajaib sekali Bundanya Stella ini. "Tapi, Tante sama Om ada didalem kan?" tanya Niko setelah menghentikan tawanya.
Stella mengangguk. "Ada kok. Lagi santai mungkin, makanya anaknya disuruh berkebun malem-malem gini."
"Kalau gitu saya masuk dulu ya. Mau minta ijin bawa kamu ke danau. Nanti saja janji bakal pulangin kamu sebelum jam 9 malem," ucap Niko yang langsung melangkahkan kakinya memasuki rumah Stella.
Stella terdiam sesaat. "Ngapain ke danau? Nggak Bunda, nggak Kak Niko, sama-sama nggak jelas," ucap Stella sambil mematikan keran air dan mengikuti Niko untuk masuk kedalam rumahnya.
"Oke, tugas berkebun kamu selesai. Sekarang kamu ke kamar, ganti baju. Mau diajakin Niko jalan-jalan ke danau," titah Novi kepada Stella. Stella memasang muka cemberut, "Gue kan lagi pengen sendiri, ngegalauin pengumuman juara besok."
"Cepet ke kamar, ganti baju!" gertak Novi. "Iya Bunda, iya," jawab Stella pada akhirnya.
"Dari tadi pulang olimpiade dia galau terus, Tante pusing liatnya. Makanya tadi Tante suruh Stella berkebun biar dia lupa. Eh sekarang ada kamu yang mau ajak Stella jalan-jalan, dia pasti nggak akan galau lagi," ucap Novi kepada Niko sembari menunggu Stella berganti baju.
Niko tersenyum. "Nanti saya usahain bikin Stella nggak galau lagi."
"Makasih ya, Niko. Stella itu—"
"Nggak baik tau, Bun ngomongin anak sendiri," sambar Stella.
"Nggak baik tau, Stel ikut nimbrung omongan orang gede," ucap Novi mengikuti kata-kata Stella sebelumnya. "Udah, sekarang kalian berdua berangkat aja. Keburu malem ntar," lanjut Novi menyuruh Stella dan Niko segera berangkat.
"Yaudah kalau gitu Stella pamit dulu, Bun. Rumah jangan di kunci dulu, ntar Stella tidur di luar lagi," pamit Stella sambil mencium tangan Novi.
"Saya juga pamit bawa Stella pergi dulu ya, Tante," pamit Niko yang juga mencium tangan Novi setelah Stella selesai melakukannya. "Hati-hati ya," ucap Novi kepada keduanya. Niko pun segera mengajak Stella menuju mobilnya agar mereka dapat langsung menuju danau yang Niko maksud.
Seperti biasa, ketika sampai ditempat, Niko akan cepat-cepat turun untuk membuka pintu mobil untuk Stella. Stella mengamati sekitarnya, sepi sekali. "Ayo kepinggir danau," ajak Niko sembari menggandeng tangan Stella dan tangan yang lain ia gunakan untuk membawa sebuah paper bag berwarna coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [END]
Teen FictionIni kisah tentang seseorang yang sedang memperjuangkan perasaannya. Tapi ternyata, yang diperjuangkan malah memperjuangkan yang lain. Dan yang sedang berjuang, ternyata lupa untuk sekedar sadar jika disekitarnya ada yang juga sedang memperjuangkan...