"HEH PELANGI! MAU LO SEBENARNYA APA SIH?!"
"GUA TABOK JUGA LO LAMA-LAMA!"
"YA BERATI SIMPEL! LO, NGGAK LEBIH CANTIK DARI RINA. SAMPE MANTAN KESAYANGAN LO ITU SUKA SAMA RINA."
Terlihat gadis berpita pink itu menjawab tidak terima. Matanya menatap gadis dengan rambut pony tail didepannya dengan nyalang, seakan benar-benar menantang. Hingga terlihat gadis dengan rambut pony tail itu langsung mengangkat tangannya, bersiap melayangkan tinjuan kepada gadis berpita pink itu.
Sontak saja Adam, Adit, dan Raden langsung membelah kerumunan untuk menghentikan aksi Stella. Kira-kira tinggal 2cm lagi tinjuan itu berhasil mengenai wajah mulus berlapis bedak itu, Adam segera menahan tangan Stella. "Dia cewek, Stel. Sekali lo tabok, mati dia," ucap Adam.
"Kenapa sih kalian nyari ribut mulu. Beraninya bawa orang satu kampung lagi. Kalian niat berantem atau ngadain acara syukuran?" ucap Adit kepada 5 orang cewek didepannya.
"Urusan kita itu sama dia," jawab Caca, cewek berpita pink, sambil menunjuk Rina, lalu bergantian menunjuk Stella, "Bukan dia! Cewek galak kayak macan yang suka ikut campur urusan orang."
"Urusan Rina, urusan gue juga!" ucap Stella nyolot, tangannya gemas, ingin mencakar, menabok, bahkan menampar Caca. Namun, Adam segera menahannya.
"Ayo pergi. Lo cuma boleh dipanggil BK karena berantem sama gue. Dit, Den, tolongin Rina," ucap Adam sambil melirik Rina yang terduduk di lantai sambil menunduk. Setelah Adit dan Raden mengangguk, Adam langsung menggeret Stella keluar dari kerumunan anak kelas 10.
"Punya hobi kok ngebully anak orang? Kagak pernah nonton Upin Ipin ya lo? Disana aja dijelasin kalau hobi tuh sesuatu hal yang di lakukan di waktu luang dan bermanfaat," celetuk Adit yang membuat Caca semakin kesal.
"Diem lo!" teriaknya galak.
"Biarin, Dit. Mungkin dia nggak punya TV dirumah," ucap Raden sebelum ia dan Adit membawa Rina keluar dari kerumunan ini.
"Ngeselin!" Begitulah teriakan Caca yang dapat didengar oleh Raden, Adit, dan Rina.
Mereka semua membawa Rina ke UKS. Cewek itu dengan tampilan mengenaskan sekarang. Bajunya kotor dengan bau kopi yang menyeruak di Indra penciuman Stella, Adam, Adit, dan Raden. Rambutnya acak-acakan, tatanannya sudah tak sempurna, yang tadinya rambutnya panjang sebahu kini panjangnya sudah tak karuan akibat di gunting paksa oleh Caca dan teman-temannya itu.
"Gue kira pembullyan itu cuma ada di novel-novel atau sinetron. Ternyata emang beneran ada. Drama banget, nggak habis pikir gue," ucap Adit yang membuat keempat orang lainnya meliriknya sekilas.
"Kenapa lo berantem lagi Stel sama mereka? Mana diliatin anak-anak satu angkatan lagi. Bisa-bisa lo dipanggil BK," ucap Raden menghiraukan ucapan Adit sebelumnya.
"Gue nggak akan diem aja liat temen gue di tindas kayak gini. Mana alasannya cuma gara-gara cowok," ucap Stella sambil menunggu Rina menghentikan tangisnya.
"Karena cowok gimana?" tanya Adam membuka suara.
"Mantannya Caca, Si pita pink tadi, deketin Rina. Dia nggak terima. Katanya dia masih cinta sama mantannya," jelas Stella.
"Terus lo kan-"
"Stella, lo berantem?" tanya Stevan cepat saat ia baru saja sampai di depan pintu UKS, dibelakangnya terlihat Bunga dan Faldo yang menyusulnya.
"Lo tau dari mana?" tanya Stella balik.
"Anak-anak di kantin pada bilang ada anak cewek berantem. Bukan lo kan yang berantem?" tanya Stevan ingin memastikan, walaupun ia tau jawabannya jika memang Stella yang dimaksud oleh anak-anak di kantin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [END]
Fiksi RemajaIni kisah tentang seseorang yang sedang memperjuangkan perasaannya. Tapi ternyata, yang diperjuangkan malah memperjuangkan yang lain. Dan yang sedang berjuang, ternyata lupa untuk sekedar sadar jika disekitarnya ada yang juga sedang memperjuangkan...