"ADAM LO GANTENG BANGET!"
"ADAM LO JOMBLO KAN? GUE JUGA, JADIAN YUK!"
"ADAMM!!"
Berbagai teriakan-teriakan histeris mengiringi pertandingan sepak bola yang sedang berlangsung. Sebenarnya ini hanya pertandingan sepak bola biasa yang diadakan club sepak bola sekolahnya untuk mengasah kemampuan para anggota club. Dan karena Adam menjadi anggota club sepak bola, maka cowok itu berada di dalam lapangan dan bergabung dengan tim sepak bola kelas 10 yang tengah melawan tim sepak bola kelas 11.
"Gue balik. Disini berisik," ucap Stella kepada Bunga. Tadi saat bel istirahat baru berbunyi, Bunga langsung menarik tangan Stella untuk menemaninya menonton pertandingan sepak bola karena Stevan dan Faldo sedang ada ulangan yang diadakan sampai waktu istirahat selesai. Ia kira cewek seperti Bunga yang imut, kalem, tidak suka sepak bola, namun ternyata ia penggemar berat sepak bola dan MU adalah jagoan utamanya.
"Eh jangan! Temenin aku dong. Kamu nggak kasian sama aku? Bentar aja. 5 menit lagi deh, habis itu kita ke kantin," cegah Bunga.
Stella menghela nafasnya pasrah. "5 menit ya, Kak."
"Iya, hitung aja."
Stella mulai mengamati jam tangannya, mengamati jarum jam yang sedang berputar. Ia sudah terlalu muak sebenarnya untuk mendengar teriakan-teriakan histeris seperti ini saat Adam sedang berolahraga di SMP dulu.
Buta, bego, atau bagaimana sebenarnya mereka itu. Ini kan hanya Adam, cowok udik yang sangat usil. Kenapa bisa mereka semua sehisteris itu. Stella tak habis pikir.
"Eh tumbenan Stella nontonin Adam. Udah baikan ya lo sama Adam?" tanya Adit yang datang bersama Raden sambil membawa 3 botol minum.
"Mimpi aja gue baikan sama Adam! Gue disini nemenin Kak Bunga. Dia suka banget liat pertandingan sepak bola," jawab Stella sambil menunjuk Bunga yang sangat fokus menonton pertandingan sepak bola didepannya.
"Lo berdua kenapa nggak ikutan main? Biasanya udah kayak nasi, ayam, sama cola, satu paket," lanjut Stella.
"Gue nggak minat futsal. Gue ikut basket," jawab Raden.
"Gue ikut bulutangkis," jawab Adit.
Stella mengangguk paham bertepatan dengan suara peluit yang menandakan jika babak pertama sudah selesai. Terlihat Adam berjalan kearah kedua sahabatnya ini sambil mengusap peluh didahinya. "Eh ya ampun, kaget loh gue di tonton sama seorang Stella," ucap Adam dengan gaya yang dibuat-buat.
Stella mendelik. "Mana ada gue nontonin lo! Gue cuma nganterin Kak Bunga."
"Udah deh nggak usah malu-malu gitu," ucap Adam sembari mendekat kearah Stella dan mencolek-colek bahu cewek itu.
"SANA IH! LO BAU!" kesal Stella.
"Ayo Kak, kita ke kantin. Disini bau!" lanjut Stella sambil menekan kata 'bau' sambil menarik tangan Bunga menjauhi lapangan.
"Kok aku nggak nyium bau ya? Emang kamu tadi nyium bau apa?" tanya Bunga polos. Oke, Stella lupa jika Bunga masih memiliki tingkat kepolosan yang sangat tinggi.
"Lupain aja, Kak. Kayaknya hidung gue bermasalah," jawab Stella pada akhirnya.
Setelah sampai di kantin, Stella hanya menemani Bunga membeli jajan tanpa ikut membeli karena ia sudah membawa bekal. Pas sekali, ketika Bunga selesai membeli jajanan, bel masuk berbunyi, mereka berdua segera memisahkan diri karena lokasi kelas yang berlawanan arah.
"Stella!"
Stella membalikkan badannya menatap seseorang yang berlari kearahnya dengan terburu-buru. "Kok lo pergi sih? Kan pertandingannya belum selesai. Gimana sih lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [END]
Teen FictionIni kisah tentang seseorang yang sedang memperjuangkan perasaannya. Tapi ternyata, yang diperjuangkan malah memperjuangkan yang lain. Dan yang sedang berjuang, ternyata lupa untuk sekedar sadar jika disekitarnya ada yang juga sedang memperjuangkan...