Chap 31

332 22 0
                                    

Stella bergerak mondar mandir dengan gusar, ia gugup. Sudah lebih dari 10 menit Stella seperti ini, Stella memang tidak pegal, Adam, Adit, dan Raden yang pegal melihatnya.

"Udah kali, Stel. Pegel gue liat lo mondar-mandir kayak gini," celetuk Adit namun tak direspon oleh Stella. Cewek itu masih terus bergerak dengan gusar.

"Gimana kalau kita doa aja?" usul Raden yang langsung membuat Stella berhenti dari kegiatan mondar-mandirnya. "Oke, berdoa untuk Stella agar diberi kelancaran serta kemudahan, di mulai," lanjut Raden yang langsung membuat ketiga orang disebelahnya mendunduk untuk berdoa.

"KEPADA SELURUH PESERTA OLIMPIADE DIHARAPKAN SEGERA BERKUMPUL DILAPANGAN BASKET SEKARANG JUGA."

Suara Pak Joko yang khas itu menggelegar di seluruh penjuru sekolah. "YA ALLAH, SEMOGA OLIMPIADE STELLA LANCAR," doa Adit sembari berteriak dengan semangat.

"AAMIINN," jawab Adam dan Raden kompak.

Stella tersenyum kepada ketiganya. "Tuhan, bantu Stella," doa Stella. "Gue berangkat ya," lanjut Stella berpamitan sebelum ia melangkahkan kakinya untuk menuju lapangan basket.

"SEMANGAT STELLA!" teriak ketiganya kompak yang mengiringi langkah kaki Stella untuk menuju lapangan basket. Setelah sampai di lapangan basket, Stella segera berkumpul di barisan club olimpiade biologi bersama Faldo, Gilang, dan yang lainnya.

"Selamat pagi semuanya, saya harap semangat kalian tetap akan terus menyala walaupun badai menerpa. Bagi para peserta baru, saya akan memberikan sedikit pengarahan," ucap Pak Joko dengan lantang selaku ketua club olimpiade SMA KENCANA yang merangkap sebagai pembimbing club olimpiade biologi.

"Olimpiade ini adalah olimpiade antar SMA di seluruh Indonesia. Setiap sekolah diwajibkan mengirim minimal 5 dan maksimal 7 orang siswa di setiap mata pelajaran yang akan di lombakan. Itulah mengapa pihak sekolah menyelenggarakan seleksi untuk memilih siapa saja calon harapan sekolah yang sekiranya dapat membawa pulang banyak piala nanti. Karena jika sekolah tidak memenuhi syarat minimal peserta di salah satu bidang mata pelajaran saja, sekolah itu akan langsung didiskualifikasi."

Semua peserta olimpiade hanya diam dan menunggu Pak Joko melanjutkan ucapannya. "Dan sepertinya, pada tahun ini, hal itu terjadi di sekolah kita. 2 siswa club olimpiade bahasa Inggris berhalangan hadir hari ini. Dea, yang sakit demam berdarah, dan Satya, yang sedang dalam suasana berduka karena kakaknya meninggal dunia. Dengan begitu, jumlah siswa perwakilan olimpiade bahasa Inggris hanya 4, tidak memenuhi syarat minimal yang telah diajukan. Sehingga dengan sangat berat hati, untuk tahun ini, SMA KENCANA memilih untuk mengundurkan diri. Terimakasih. Seperti yang saya bilang sebelumnya, tetap semangat walaupun badai menerpa."

Desahan kecewa terdengar bersahut-sahutan karena penuturan Pak Joko barusan. Beberapa siswa siswi berusaha untuk memberikan solusi kepada Pak Joko dengan cara mempromosikan teman satu kelasnya yang mereka rasa jago di mata pelajaran bahasa Inggris, namun Pak Joko menolaknya dengan alasan takut menimbulkan rasa iri dan salah paham terhadap sesama siswa.

"Woy, lo semua aja yang jago bahasa kagak? Kalau ada, tuker tim aja, biar sekolah kita tetep bisa maju tahun ini," teriak salah satu siswa dengan lantang, ia masih berusaha untuk memberikan jalan keluar.

"Kalau tukar, boleh kan Pak?" tanya seseorang lagi kepada Pak Joko untuk memastikan. Pak Joko mengangguk.

"Ya kalau gue sih nggak bakal mau. Udah belajar susah payah, eh disuruh tuker tim. Sia-sia dong gue belajarnya," bisik salah satu siswi club olimpiade kimia disebelah Stella kepada temannya.

Stella segera memalingkan wajahnya kedepan. Ia memantapkan hatinya beberapa detik, sebelum akhirnya ia mengacungkan tangannya tinggi-tinggi. "Ya, kamu yang belakang. Ada apa?" tanya Pak Joko. Beberapa anak terlihat menyingkir agar Stella dapat terlihat oleh Pak Joko.

Chasing You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang