Stella sudah siap dengan celana training hitam, kaus lengan pendek berwarna abu-abu, dan juga balutan jaket berwarna senada. Sepatunya hanya sepatu olahraga biasa yang berwarna putih, dan rambutnya sudah pasti ia pony tail.
Karena jarak lapangan basket dan rumahnya memang lumayan dekat, maka Stella lebih memilih joging untuk membuatnya sampai di lapangan itu. Dari kejauhan, sudah terlihat tiga orang cowok yang sedang melakukan hal yang berbeda-beda. Ada yang bermain basket, melakukan pemanasan, dan juga diam sambil memainkan HP-nya.
"Gue nggak telat kan?" tanya Stella sembari mengatur nafasnya ketika ia sudah berada didalam lapangan basket.
"Santai, kita juga baru dateng," ucap Raden sembari melemparkan bola basketnya ke dalam ring.
"Ayo pemanasan, Stel. Kita lari aja, jangan joging," ajak Adit yang sangat semangat sekali untuk melakukan pemanasan. Melihat Adit yang semangat seperti itu, membuat Stella juga ikutan bersemangat. Ia langsung berdiri di samping Adit dan segera melakukan gerakan pemanasan seadanya. Setelah dirasa cukup, keduanya langsung memulai untuk berlari di pinggir-pinggir lapangan.
"5 putaran ya!" seru Adit yang berlari didepan Stella. "Nggak kurang, nggak lebih!" lanjutnya.
"Sip!" jawab Stella. Namun saat ia melewati belakang Adam, ia mendengar Adam menggumam pelan, "Yaelah, kalau cuma 5 putaran, buat apa olahraga. Buang-buang waktu."
Oke, biarkan Stella, biarkan.
Stella masih meneruskan larinya, hingga di putaran ketiga Stella mulai ngos-ngosan dan berujung memelankan kecepatan berlarinya. "Katanya jagoan, baru gini doang udah loyo," cibir Adam keras dengan mata yang masih fokus pada HP-nya. Susah payah Stella mencoba menghiraukannya Adam, ia tak boleh tersulut emosi, Adam memang suka mengajaknya adu bacot kan?
"FINISH!" teriak Adit girang ketika ia sudah menyelesaikan kegiatan larinya. Mendengar ucapan temannya, Raden menghentikan kegiatannya bermain basket, Ia mendekat kearah Stella dan Adit yang sedang mengatur nafas mereka masing-masing.
"Push up?" tanya Raden sembari mengusap peluhnya yang menetes di dahinya.
"Sit up?" balas Adit yang sudah selesai mengatur nafasnya.
Keduanya melirik Stella dengan kompak. Stella tersenyum dan mengangguk, "Oke!" ucap Stella bersemangat.
"Dam, lo nggak ikutan?" tanya Adit kepada Adam yang masih setia memainkan HP-nya.
"Nggak. Gue nggak level sama yang lemah-lemah," jawab Adam cuek. "Hah? Apaan sih?" tanya Raden bingung. Adam tak menjawabnya, ia malah makin memfokuskan dirinya kepada layar HP. Stella mengerti, yang Adam maksud adalah dirinya, ia juga mengerti jika Adam sudah mengibarkan bendera perang kepadanya, terhitung mulai sejak Stella datang dan hingga sekarang.
"Stel, ayo. Malah bengong," tegur Adit. Stella tersenyum kecil dan langsung memposisikan dirinya untuk memulai push up.
Sekitar 5 menit kemudian, mereka bertiga sudah selesai untuk push up dan sit up, memang hanya sebentar-sebentar saja, yang penting olahraga. Kini ketiganya duduk di tengah lapangan sembari mengobrol bersama, tanpa Adam tentunya. Entah kenapa, sikap Adam berubah 180 derajat dari kemarin.
"Udah selese kan? Ayo pulang," ucap Adam yang bangkit setelah memasukkan HP-nya kedalam saku.
"Pulang? Basket dulu lah. Lo belum gerak sama sekali dari tadi," jawab Raden.
"Kalau gitu, cari lapangan laen aja. Males gue disini!" ketus Adam sambil melirik Stella.
Kini kesabaran Stella sudah habis. Stella langsung bangkit dan menatap Adam dengan tajam. "Lo kenapa sih?! Dari tadi sensi mulu sama gue!" kesal Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [END]
Teen FictionIni kisah tentang seseorang yang sedang memperjuangkan perasaannya. Tapi ternyata, yang diperjuangkan malah memperjuangkan yang lain. Dan yang sedang berjuang, ternyata lupa untuk sekedar sadar jika disekitarnya ada yang juga sedang memperjuangkan...