Calon anak

2.4K 176 0
                                    

5 bulan kemudian...

"shhh"

"a-aduhh!"

brak!

(Namakamu) menjatuhkan vas bunga yang ada di nakas secara tidak sengaja. Ia berjalan sempoyongan, tangan kirinya ia gunakan untuk menahan pada dinding temboknya agar tubuhnya yang lemas secara tibatiba ini tidak tumbang , wajah serta bibir yang pucat mmebuatnya semakin tak berdaya saja

Dengan perlahan ia mencoba untuk menyusuri dindingnya berjalan menuju pintu kamarnya

"Shhh... B-baal," lirihnya

clek!

"sayang ini aku buatin-- LHO (NAMAKAMU)!?"

Iqbaal terkejut melihat istrinya yang terkulai lemas tak berdaya dilantai kamarnya, dengan cepat ia meletakkan nampan yang diatasnya terdapat pudding rasa cokelat-- kesukaan (namakamu)

"Kamu kenapa sayang?!?"

(namakamu) terus meringis sembari memegang kepalanya, "S-ssakiitt baal,"

"Kita kerumah sakit sekarang!"

"Bagaimana dok keadaan istri saya? Dia nggak kenapa-napa kan?" tanya iqbaal bertubi-tubi dengan raut wajah harap-harap cemas

"Istri anda dalam keadaan baikbaik saja pak, Dan selamat.." Dokter bernama chandra itu mengulurkan tangan kanannya pada iqbaal yng justru merespon dengan keryitan didahinya, "Istri anda positif hamil, usia kandungannya saat ini sudah memasuki bulan pertama,"

Iqbaal terkejut dengan senyuman yang merekah, "D-dokter serius?"

"iya pak, kalau begitu saya permisi dulu." Bersamaan dengan perginya dokter itu, dengan cepat iqbaal masuk kedalam dimana (namakamu) berada

"Sayang,"
"B-baal,"

Iqbaal menggenggam tangan kiri istrinya itu dengan erat tak lupa ia kecup berkalikali, "Kita bakalan jadi orangtua sayang,"

"iya baal, aku seneng!" kekeh (namakamu) masih dalam wajah yang sedikit pucat pasi

"Makasih ya sayang, kamu udah ngasih aku kado yang sangat berkesan ini. Aku janji aku akan selalu jadi suami yang siaga, Apapun keinginan kamu pasti akan aku turuti," (namakamu) hanya mengangguk

*

"Mulai hari ini kamu harus makan makanan bergizi kayak gini, oke?"

(namakamu) hanya terkekeh sembari melihat iqbaal yang kini memegang bubur untuknya ditambah topping dari berbagai sayuran yang pastinya sudah diiris tipis-tipis, "Tapi aku bosen baal,"

"Lho, kok bosen sih? Ini kan demi anak kita juga sayang. Udah nih 'Aaa.."

(namakamu) menerima suapan itu walaupun sejujurnya ia sudah bosan untuk memakai makanan lembek seperti itu, tapi apalah daya ini demi calon buah hatinya

"Baal tapi aku--"

"Habisin dulu makanannya sayang, Baru boleh ngomong." Peringat iqbaal membuat (namakamu) mendengus

"Aku bosen baal, pengen makan ayam bakar." Pinta (namakamu) disaat ia sudah menelan makanannya

"yaudah nanti aku beliin-"

(namakamu) menggeleng cepat, "Gamau iqbaal! Aku pengennya kamu yang masakin,"

"WHAT?! Jangan bercanda deh kamu," Iqbaal memasang wajah malasnya

"Ck! Tapi aku serius sayang, Aku pengen kamu yang masakin."

Iqbaal mendecak kecil, Bagaimana ini? Apakah Ia harus belajar masak lagi, selepas dulu ia pernah belajar masak demi membuatkan sepirin nasi goreng untuk istrinya itu, padahal hasilnya tidak sesuai ekspetasinya, hm!

"sayang.." ia mengelus pipi kiri istrinya itu, "Aku mana bisa masak ayam bakar kayak gitu? Masak nasi goreng aja aku keasinan, Kamu inget itu kan?"

"Kamu berusahalah!" Sahut (namakamu) sembari melirik sinis

"Hm.. y-yaudah iyaa.. aku coba." final iqbaal membuat (namakamu) tersenyum senang

"Beneran?"

"iya, demi kam-- eh tunggu deh! Ini yang minta kamu apa anak kita?" tanyanya sembari mengelus perut (namakamu)

"Anak kitalah!"

"Masa?"

"Nggak percaya?!"

"iyaiyaaaa, percaya istriku tercintaa!"








bersambung...

ntah nulis apaan:(

manis aja dlu:)







 𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang