"(Namakamu)!!"
Iqbaal barusaja sampai dirumahnya pukul 9 malam. Pria itu berdiri sembari membuka jasnya yang sedaritadi pagi melekat di tubuhnya tak lama kemudian munculah (namakamu)
"baru pulang baal?"
"iya, kamu siapin air hangat ya? Aku mau mandi,"
(namakamu) menerima tas kantor dan jas yang iqbaal berikan, "Iya baal,"
Iqbaal mengangguk kecil lalu ia melengos pergi namun baru beberapa langkah istrinya itu memanggilnya lantas membuatnya menoleh kebelakang, "Kenapa?"
"Wangi parfume kamu kok beda baal? Kayak parfume cewek,"
Iqbaal tertegun, Pasti ini wangi parfume milik Sarah. Pikirnya.
(namakamu) mengeyit, "Baal? Kok diem?"
"Ah-- eum.. Anu," Iqbaal menggaruk tekuknya yang tak gatal, Ia mencoba untuk menyembunyikan rasa kekhawatirannya
"Kenapa sih baal? Anu kenapa?" tanya (namakamu) diakhiri kekehan hambarnya
"I-itu, Masa kamu gak tau sih. Dikantor kan bukan cuman cowok aja yang jadi karyawan aku, Jadi wajar aja aku wangi parfume cewek," Alibi iqbaal dengan wajah meyakinkannya
(namakamu) manggut-manggut paham dengan membentuk bibirnya huruf o, "yaudah aku siapin dulu air hangat ya baal,"
Iqbaal menghembuskan nafas leganya setelah (namakamu) melengos pergi dari hadapannya. Ia mendengus kecil, "Untung gue bisa ngeles,"
*
"Iya sarah, Besok saya temenin kamu ke mall." Ujar iqbaal dengan senyuman tampannya
Setelah mandi, sarah temannya itu menelfonnya untungnya (namakamu) tidak ada dikamar jadi ia bisa leluasa untuk mengangkat panggilan itu. Wanita yang sedang ada dalam panggilan itu memintanya untuk menemani ke mall dan dengan senang hati iqbaal mengiyakan
"Ohiya, kamu sudah makan malam?" Iqbaal mengangguk setelah mendapatkan jawaban, "Syukurlah, Karna kalau kamu belum makan, Saya merasa sedih. Ntahlah, Saya tidak ingin kamu sakit."
"oh iya by the way--"
Ucapan iqbaal terpotong tatkala knop pintu kamar bergerak dan sudah dipastikan itu (namakamu) yang akan masuk membuat iqbaal was-was
clek!
Pintu terbuka menampilkan (namakamu) masuk dengan kedua tangan yang memegang nampan diatas terdapatnya segelas susu cokelat hangat
"Baik pak, Terima kasih sudah mau bekerja sama dengan perusahaan saya, Selamat malam." Iqbaal memutuskan panggilan telfon itu dan selama ia berucap ngelantur seperti itu Sarah terus menerus berbicara apa, kenapa, iqbaal kenapa sih?
Bersamaan dengan panggilan itu (namakamu) menghampiri suaminya itu, "Baal, ini susu cokelat buat kamu."
Iqbaal tersenyum seraya menerima segelas susu itu, "Makasih ya,"
(namakamu) meletakkan nampan itu dimeja lalu ia terduduk di samping iqbaal, "Tadi kamu telfonan sama kolega ya?"
Iqbaal mengangguk kecil seraya meletakkan gelas itu, "Iya,"
"Aku fikir sama temen kamu, Soalnya pas aku mau buka pintu kedenger kayak kamu ngomongnya gak seformal tadi,"
"Salah denger kali kamu,"
"Kayanya," (namakamu) hanya mengangkat kedua bahunya, Namun detik selanjutnya ia terperangah, "Ohiya baal, Sebentar."
Kedua mata iqbaal mengikut gerak-gerik (namakamu), Ia mengeryit, "Kenapa (nam)?"
"Ini baal," Wanita itu menyodorkan sapu tangan berwarna pink padanya, "Sapu tangan itu ada disaku dalam jas kamu,"
"Hah?" ini kan punya sarah, batin
(namakamu) mengeryit, "Punya temen kamu?"
Iqbaal melirik pada sapu tangan yang itu, "Eum-- k-kayanya i-iyaa." Ia menggenggam sapu tangan itu lalu ia masukkan kedalam laci
"Siapa baal?"
"Siapa apanya?"
"Siapa? Punya siapa sapu tangan itu?"
Iqbaal mengulum bibirnya yang terasa kering, Ia mengubah posisi duduknya agar terasa nyaman, "Kayanya punya Ritta. Soalnya tadi dia sempet sama aku, Rapat HRD."
(namakamu) hanya tersenyum manis pada iqbaal, Dan itu membuat iqbaal was-was. Ia takut (namakamu) curiga, Senyuman itu seprti menyuruhnya untuk jawab jujur
"Kamu kenapa sih baal? Kaya yang ketakutan gitu?"
Iqbaal tersenyum kaku, "Nop! Im okay, Aku cuman gerah aja, Kayanya ACnya mati deh,"
(namakamu) menaikkan sebelah alisnya, Namun detik selanjutnya ia menghela nafas lalu tersenyum
"Rahasia apa yang sembunyiin dari aku baal?"
bersambung...
gaada ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...