Bayi Kecilku

1.5K 136 5
                                    

beberapa bulan kemudian..

"(namakamuuu)!!"

Iqbaal berteriak memanggil istrinya itu. Ia barusaja turun dari tangga dengan pakaian santainya, karna hari ini ia libur dikantornya

"(namakamu) mana ya?" desisnya sembari berkacak pinggang

"Bibii!!"

Tak lama kemudian munculah wanita tua berumur 55 tahun menghampiri iqbaal. Wanita berambut putih akibat uban itu tersenyum seraya sedikit membungkukkan tubuhnya

"iya tuan,"

"(namakamu) mana?" Tanpa basabasi iqbaal menanyakan hal yang menurutnya harus diutamakan

Minah-- nama dari wanita itu menelan salivanya, "eum... anu tuan," Dirasa ada yang tidak beres membuat iqbaal mengeryit, ada apa dengan ARTnya ini?

"Kenapa sih bi? anu kenapa?"

Minah dengan rasa tidak enakpun berucap, "a-anu tuan.. Bu (namakamu) ada di taman,"

"Sepagi ini di taman? ngapain?"

Minah menunduk seraya memainkan kedua tangannya yang saling terpaut, "Seperti biasa tuan, berjemur dengan--." ucapan minah terhenti karna iqbaal memotongnya

Setelah mendengar itu membuat iqbaal menghela nafasnya, kini ia paham. "y-yaudah, makasih bi..."

"S-sama-sama tuan," Minah dengan segera kembali kebelakang--dapur

Iqbaal menghela nafasnya dengan gusar, ia memijat sekilas pangkal hidungnya, Ada rasa kekesalan yang menyelimuti pikirannya sekarang, "Kenapa sih?!" Setelah itu ia melangkah keluar rumah untuk menyusuli (namakamu) yang berada di taman rumahnya

"Mumpung masih jam 9 pagi, kamu harus dijemur kayak gini sayang, Bunda semangat banget bangun pagipagi biar bisa ngejemur anak bunda yang cantik ini,"

Iqbaal memejamkan kedua matanya. Perih itulah yang saat ini ia rasakan. Bukan hanya perih, sakit hati, kesal, putus asa dan kesedihan yang terus ada diotaknya ketika ia mendengar penuturan sang istri. Ia berdiri di belakang sang istri hanya beberapa meter saja maka dari itu ia bisa mendengarkan ucapan (namakamu) tadi

Kenapa tuhan?

Kenapa (namakamu) jadi seperti ini?

Bibir iqbaal terasa kelu untuk berucap ntah kenapa ketika ia berada didekat sang istri atau sedang memikirkan sang istri membuatnya seketika melarat. Ia menepis airmata yang muncul di sudut kedua matanya

"Habis jemur kayak gini, kita jalan-jalan ya sayang.. Kita ajak ayah juga gimana? pasti ayah seneng!"

Lagi. Iqbaal menatap sendu pada istrinya itu. Ia merasa kasihan pada--

"Lho? iqbaal?"

Iqbaal terkesiap ketika (namakamu) memanggilnya, Dengan rasa sedih yang masih menyelimutinya iqbaal melangkah mendekati istrinya itu

"kamu nangis baal?"

"eugh-- enggak. Aku nggak nangis kok! Ohiya-- kamu lagi ngapain disini?" tanya iqbaal seraya tersenyum sendu pada (namakamu)

(Namakamu) mendecak, "Kamu nggak lihat apa? Aku lagi jemur anak kita lah!"

Iqbaal terskakmat kan!

"M-maksud aku tuh kamu--"

"Tau ah! Kamu udah sering banget nanya kayak gitu disaat aku lagi jemur anak kita! Mata kamu belum dipasang ya baal?"

Iqbaal terkekeh kecil melihat ekspresi kesal dari (namakamu), ia mengulurkan kedua tangannya untuk ia letakkan dikedua bahu (namakamu), Ia menatap lekat pada istrinya yang kini menatapnya kesal

"Kenapa lihatin aku?"

"Kamu cantik,"

(namakamu) hanya memutarkan bolanya, lalu ia melirik pada-- "Kamu belum sapa anak kita baal," desisnya

iqbaal terdiam paku mengikuti arahan tatapan (namakamu)

"Nanti Diza nangis lho baal," lanjut (namakamu) menatap pada iqbaal dengan kedua alis yang bertautan

Iqbaal masih terdiam sejenak, kedua tangannya ia turunkan kembali. ia tersenyum kecil, "Kan masih bayi, emang Diza bakalan ngerti?" ujarnya dengan nafas yang tercekat

(namakamu) tertawa kecil, "iya juga ya? Kan Diza masih kecil."

Iqbaal membungkamkan mulutnya dengan kerutan dikeningnya ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis, "Masuk yuk? Panasnya mulai tinggi,"

"Bentar lagi baal, Diza belum 15 menit di jemurnya,"

"Gausah lama-lama sayang, Nanti Diza kepanasan."

(namakamu) menghela nafasnya seraya mengangguk kecil, "yaudah, tapi kamu bawain strollernya ya?"

iqbaal mengangguk kecil seraya bersiap untuk mendorong stroller yang (namakamu) maksud. Ia berjalan mendahulu (namakamu)

"Hati-hati baal, nanti Diza bangun!"

iqbaal menoleh kebelakang seraya merentangkan tangan kanannya pada (namakamu) bermaksud untuk menyuruh istrinya itu agar ada dirangkulnya namun wanita itu menolak malah berjalan disampingnya

"Diza udah mandi?" tanya iqbaal dengan senyuman kecilnya

"Belum.. Kata bunda anak bayi itu gaboleh mandi kalau belum dijemur baal,"

"ohya? trus kalau gaada panas matahari gimana? mendung gitu,"

"ya terpaksa harus dimandiin,"

Iqbaal lagilagi membungkam mulutnya kedua tangannya meremas kuat dorongan stroller itu, jangan nangis baal. batinnya berteriak

"Duh-- baal, baal! Diza nangis, tolong kamu gendong ya,  aku mau ketoilet dulu."

iqbaal terdiam ditempat seraya menurunkan kedua tangannya ia menatap (namakamu) yang melengos, kedua kakinya melangkah menuju kearah depan stroller lalu ia jongkok

"Gue sebenernya gamau dan nggak tega kalau harus mengikuti kehalusinasian (namakamu)." Tangan kanannya terulur untuk merogoh boneka bayi yang ada didalam stroller itu, Lalu ia bangkit dari jongkoknya,  "tapi mau gimana lagi? cuman ini yang bisa gue lakuin, Gue gak mau (namakamu) sedih, Cukup gue aja."







bersambung...



Singkatnya (namakamu) keguguran dan rahimnya udah gabisa hamil lagi gegara jatuh dari tangga itu. Dan karna hal itu membuat dia stress BUKAN GILA!

Gila itu gabisa ngelakuin layaknya orang waras. Rambut acak-acakan, and blablabla! Tapi (namakamu) cuman stress. Dia berpenampilan layaknya dia kayak biasa kok! Ngomong, sikap, semuanya kayak biasa! Cuman dia suka halu aja soal boneka bayi yang dimatanya as her babygirl

Setelah (namakamu) tahu kalau dia gabisa hamil dan rahimnya harus diangkat, dia stress nangis setiap hari. Dia selalu teriak "Anakku mana?!" "Anakku mana!" Dan ntah kenapa ia suka ketawa sendiri, suka ngomong sendiri, Bahkan boneka bayi yang dia anggap as her baby itu adalah boneka yang biasa ada di kamarnya. Mulai dari situlah dia lupa kalau bayi beneran dia tuh udah meninggal kayak seakan-akan gaada yang terjadi sama dia.

Iqbaal sebagai suami yang baik. Harus ikut-ikutan untuk ngikutin semua kehaluan (namakamu) tentang dunia perbayian. Cibiran dari tetangga tentang istrinya yang mereka anggap 'gila' itu bikin dia murka tapi dia keinget sama (namakamu) dia nggak mau istrinya itu sedih.

Kasian ya (namakamu) :')






 𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang