Surat Sialan

1.7K 268 66
                                    

100+ vote
200+ read
10+ komentar




(Namakamu) melirik pada secarik surat yang ada di tangan kanannya, itu adalah surat perceraiannya dengan iqbaal. Ia menghela nafasnya. Semoga jalan ini adalah jalan yang terbaik untuknya dan juga iqbaal. Ia tahu tuhan membenci hambanya yang hendak atau akan bercerai, mungkin ia adalah salah satu dari ciri-ciri tersebut, tapi mau bagaimana lagi, ini adalah jalan satu-satunya, Rumah tangganya bersama iqbaal tidak bisa di lanjut, sudah tidak ada harapan apa-apa lagi, Apalagi ketika mengetahui kalau...

Sarah hamil, anak iqbaal.

Sakit sekali ketika mendengar fakta itu. Ia... ia sebenarnya belum mempercayai sepenuhnya apa yang diucapkan oleh Sarah tempo lalu, Berkali-kali iqbaal menjelaskan yang sebenarnya tentang 'kehamilan' Sarah tapi ia enggan untuk mendengarnya, ia belum siap untuk mendengarkan penjelasan iqbaal.

"Hiksss,"

"Kenapa kamu sampai melakukan hal itu baal? Kamu tega." Lirihnya

(Namakamu) menepis airmatanya, bukan menangis tujuannya saat ini. Tujuannya utamanya yaitu memberikan surat perceraiannya pada iqbaal, bertepatan dengan iqbaal libur surat perceraiannyapun datang. Ia melangkahkan kakinya ke ruang tengah dimana disitu iqbaal berada, Suaminya itu tengah berkutat dengan laptop dan beberapa dokumen

(Namakamu) mengeryit, "katanya libur?" Desisnya lalu ia melanjutkan untuk mendekati iqbaal

"Ekhem... Baal,"

Iqbaal berdehem tanpa mengalihkan tatapanya, "kenapa sayang?"

(Namakamu) memejamkan kedua matanya sekilas ketika mendengar panggilan iqbaal, "Aku cuman mau ngasih surat ini sama kamu," ia menyodorkan surat itu dalam keadaan masih berdiri

"Surat apa? Coba kamu bacain, aku lagi--"

"Itu surat perceraian kita, kamu tinggal tanda tangan aja."

Iqbaal terdiam sejenak, ia tersenyum kecil lalu ia beralih menatap pada (namakamu) masih dengan senyumannya. "Coba kamu sebut lagi apa isi surat itu?"

"Surat perceraian kita,"

Iqbaal bangkit dari duduknya lalu ia berdiri menghadap pada (namakamu) masih dengan senyumannya, ia menatap lekat pada istrinya. Lalu ia menerima surat itu, ia membuka surat itu, membacanya disertai anggukan kepalanya. "Oke,"

Shreekk!

(Namakamu) terkejut ketika melihat surat yang seharusnya ditanda tangani oleh iqbaal malah dirobek oleh iqbaal, Astaga! "Baal, kamu apa-apaan sih!?"

"KAMU YANG APA-APAAN HAH?! NGAPAIN KAMU NYURUH AKU TANDA TANGANI SURAT SIALAN ITU!?" Bentaknya seraya melempar kepalan kertas yang sudah terbagi menjadi dua kesembarang arah

(Namakamu) terdiam, namun tak hayal airmatanya menetes

"Udah aku bilang aku gamau kita cerai! Aku gak akan pernah ngebiarin rumah tangga kita hancur!" Desisnya penuh penekanan

(Namakamu) meringis, ia menepis airmatanya. "Rumah tangga kita hancur karna kamu baal! KARNA KAMU!"

Iqbaal mengusap wajahnya gusar, "IYA AKU TAU! DAN AKU MENYESAL (NAM)! AKU GAK MAU KITA CERAI!"

"Egois," (namakamu) menggeleng, "Bunuh aku aja, bunuh! Aku capek kalau harus ngerasain rasa sakit ini terus, Bunuh aku baal!" Ujar (namakamu) seraya menggoyang-goyangkan kedua tangan iqbaal

"(NAMAKAMU) CUKUP!" Iqbaal menepis kedua tangan (namakamu)

(Namakamu) menangis menjadijadi, iqbaal menatapnya sendu. "Aku janji, aku akan ninggalin Sarah demi kamu."

 𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang