BUGH!
Iqbaal memukul dinding dengan keras sampai-sampai membuat Minah terkejut. Ia dan Minah sedang berada di luar kamar--iqbaal&(namakamu)--. Iqbaal melirik kearah (namakamu) yang sedang diperiksa oleh dokter, wanita itu terbaring lemah dengan kedua mata yang tertutup itu karna efek obat penenang yang diberikan dokter
Sejak minah mengetahui majikannya itu menjadi lagi, Akhirnya ia memutuskan untuk menelfon iqbaal. Apapun konsekuensinya, ia tau pasti tuannya itu akan menyalahinya lagi karna telah gagal menjaga (namakamu), sama seperti dulu. (Namakamu) diantar kerumahnya dengan security kompleks dengan airmata yang deras seraya berteriak dengan kalimatkalimat yang menegaskan bahwa ia tidak gila yang membuat seisi warga yang ada dikompleks itu terkejut adapula yang sudah terbiasa dengan hal itu
"Saya sudah bilang kan, jangan beri izin (namakamu) keluar rumah bi," Desis iqbaal dengan sorotan mata amarah
Minah hanya bisa menunduk seraya meneteskan airmatanya, Ia merasa simpati atas apa yang dialami (namakamu), "M-maaf tuan.."
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Lagi, iqbaal memukul dinding dengan keras. "Dasar ibuibu rempong! GABISA NGELIAT HIDUP GUE TENANG!"
Tatapan iqbaal beralih pada minah, walaupun ia kesal pada ARTnya itu ia harus merespectnya karna minah lebih tua darinya, "Bibi, bisa pergi." Dengan cepat minah melengos pergi
Taklama keluarlah dokter dari kamar dengan cepat iqbaal menatap dokter itu dengan raut wajah cemas, "G-gimana dok? (namakamu) baikbaik aja kan?"
"Bu (namakamu) hanya shock atas apa yang dialaminya, Terlebih karna stressnya dia,"
Iqbaal menaikkan sebelah alisnya, "Dok, Istri saya itu hanya stress kan bukan gila?"
*
Iqbaal mengusap wajahnya gusar, ia tengah terduduk disofa sendiri. Pekerjaan dikantornya belum tuntas ia kerjakan jadi ia putuskan untuk melanjutkannya di rumah saja. Ia tidak akan kembali ke kantor disaat kondisi (namakamu) sedang tidak stabil
Sepuluh jemarinya dengan lihai menari indah diatas keyboard laptopnya, sesekali ia melirik pada lembaran dokumen untuk memastikan apakah yang diketiknya benar atau salah. Sebenarnya ia ingin memberikan pekerjaan ini pada sekretarisnya namun karna ia tau sekretarisnya itu juga mempunyai banyak pekerjaan jadi ia memutsukan untuk menuntaskannya sendiri. Tidak enak juga kalau harus mengandalkan sekretarisnya itu
"Baal,"
iqbaal menoleh dan mendapati (namakamu) yang berdiri di hadapannya, "Lho (nam), udah bangun?"
"aku gila ya baal?"
Pertanyaan itu mampu membuat iqbaal bangkit dari duduknya lalu ia menarik tubuh (namakamu) namun di cekal oleh (namakamu), "kamu kenap--"
"Aku gila baal! AKU GILA!"
"nggak sayang, kata siapa kamu gila? Kamu gak gila, kamu sehat!" Ujar iqbaal seraya menangkup wajah istrinya itu dengan tatapan lekatnya
(namakamu) menangis di kedua tangan iqbaal, Ia menggeleng "hiks! Aku gila baal, aku gila." lirihnya
Melihat istrinya yang terlihat rapuh itu membuat iqbaal ikut rapuh juga, Ia menarik tubuh (namakamu), "Jangan nangis please, Aku gak mau kamu nangis kayak gini lagi."
(Namakamu) melepas pelukan itu dengan kasar lalu ia menatap pada iqbaal dengan tatapan amarahnya, "TAPI AKU GILA IQBAAL! AKU GILA! KAMU MALU KAN PUNYA ISTRI KAYAK AKU!! MALU KAN?!"
"Udah berapa kali aku bilang, kamu nggak gila!" Desis iqbaal dengan tegas
(namakamu) menggeleng dikala tangisan menjadi, "terus apa kata orang--"
"Jangan denger kata oranglain bisa?!" tanya iqbaal dengan kesal
"Aku udah bosen ya harus ngomong sama kamu untuk jangan pergi keluar rumah! Tapi kenapa kamu ngeyel? Gak denger omongan aku! MAU JADI ISTRI DURHAKA KAMU?!"gertak iqbaal seraya menunjuk-nunjuk pada wajah (namakamu) dengan raut wajah kesal
"Aku c-cuman mau belanja sayuran aja baal, Gak lebih!" Bela (namakamu) tetap kekeh dengan pendiriannya
"Ya karna itu! Karna keinginan kamu itulah yang bikin kamu jadi kambuh lagi! BISA GAK SIH KAMU GAUSAH BIKIN AKU MERASA BOSAN SAMA KAMU?!" Bentak iqbaal membuat (namakamu) tertegun, maksud bosan yang iqbaal ucapkan itu apa? pikirnya
"Kamu bosen sama aku baal?" lirih (namakamu)
Iqbaal tersadar atas apa yang ia ucapkan tadi dan itu sudah diluar batasnya
"Dan tadi..." ntah kenapa nafas (namakamu) tibatiba terasa tercekat, "Kamu bilang, aku bakalan kambuh lagi disaat aku nyoba untuk keluar rumah. Itu artinya aku emang gila kan? Dan kamu malu punya istri yang gila kayak aku,"
Iqbaal mengusap wajahnya dengan gusar, "Kamu gak gila! KAMU GAK GILA!"
(namakamu) melirik pada kedua tangan iqbaal yang terkepal kuat membuatnya menatap kecewa pada iqbaal tanpa abaaba ia melengos pergi dengan rasa kesedihan, kekecewaan yang melandai hati dan juga fikirannya
"(NAMAKAMU)!!!" iqbaal memanggil istrinya itu, namun samasekali tidak menoleh
"ARGGGGGGHHHHHH!!!!"
bersambung...
feel it?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...