Gak direvisi. Ngetik jam 9 malem tadi. Jadi wajar aja kl ada yg typo atau aneh ini part!
Iqbaal tengah mengerjakan beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani sebelum diberikan pada pihak marketing. Sesekali ia melirik pada layar laptop, sesekali pula ia menguap. Wajahnya tampak sekali kelelahan, mata pandanya kini lebih terlihat dari biasanya.
"Hh, ngantuk banget!"
Semalam ia tidak pulang ke rumah, ia lebih memilih untuk singgah di club, hanya untuk menghilangkan beban fikirannya walau sejenak, hingga tak terasa ia bermalam disana, sendiri tidak ditemani oleh siapapun. Jangan nethink dulu. Omong-omong, pemilik club itu adalah temannya. That's why dia bisa nginep disana tanpa ia membooking atau membayar, Tidak dapat ia hindari untuk meminum minuman berkadar alkohol, tak jarang pula beberapa wanita berpakai minim menghampirinya, menggodanya, mengajaknya untuk menari bersama tapi ia tolak dengan halus tentunya. Tujuannya kesini bukan untuk berjoget ria bersama wanitawanita itu, tapi untuk menghilangkan beban fikirannya dengan cara meminum minuman beralkohol. Ini kali ketiganya ia datang ketempat ini, terlepas pada saat ia masih remaja dan awal ia menikah dengan (namakamu). Tentunya tanpa sepengetahuan istrinya itu. Bagus kali kau bal!
Berbicara soal (namakamu), walau wanita itu ada rasa kekecewaan padanya tak dapat ia pungkiri sudah beberapa kali (namakamu) menelfonnya terus menerus, cemas karna ia tidak pulang malam tadi. Tapi, setelah ia memberi kabar bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja, dan sudah ada dikantor, istrinya itu tidak lagi mencemaskannya. Malahan, (namakamu) menanyakan kabarnya saja dengan nada flatnya, membuat iqbaal sedikit muak. Ia fikir istrinya itu akan benar-benar cemas selayaknya seorang istri, dalam artian menelfon, menanyakan kabarnya dengan nada yang harap-harap cemas, tapi itu tidak!
Setelah memberikan kabarnya pada (namakamu) ia memutuskan untuk membuka room chatnya bersama Sarah. Ternyata calon istri keduanya itu sama sekali tidak memberikannya kabar, terakhir kali seminggu yang lalu mereka bertukar kabar. Sarah masih marah, pikirnya
Iqbaal menutup beberapa dokumen lalu ia letakkan disisi kanan laptop, lalu ia letakkan juga pulpen diatas dokumen itu. Kedua matanya terarah pada balkon ruang kerjanya. Dari luar kaca jendela terdapat kupu-kupu berukuran sedang berwarna kuning dengan corak hitam pada kedua sayapnya. Sudut bibirnya tertarik, ia beranjak dari duduknya untuk melangkah menuju balkonnya itu. Semilir angin disore hari ini sangat menyejukkan, menelusuk kedalam pori-pori kulitnya. Tangan kanannya terulur untuk ia memegang kaca jendela searah dengan kupu-kupu yang masih hinggap dibalik kaca jendela luar
"Hai,"
Sapanya pada kupu-kupu itu. Tibatiba saja kedua matanya menjadi sendu, senyumannya kini luntur.
Tok!
Tok!
Iqbaal terkesiap, ia menelan salivanya kuat-kuat. Lagi-lagi fikirannya tertuju pada dua wanita yang hadir dalam hidupnya. "MASUK!"
Clek!
Bersamaan pintu terbuka kupu-kupu itu terbang membuat iqbaal sedikit terkejut, "yahh, pergi lagi."
Terdengar langkah kaki mendekati dirinya, iqbaal membalikan tubuhnya mendapati Arjuna-- sekertarisnya. Membawa secarik amplop "Ada apa jun?"
"Maaf pak, saya hanya ingin memberitahu perihal alamat rumah yang--"
"Saya tidak menerima kegagalan,"
Arjuna terkesiap, "B-bukan pak, justru saya berhasil--"
"Dimana alamatnya?!"
Arjuna tersentak akan ucapan iqbaal, membuatnya menatap iqbaal dengan tatapan kejut. Sementara iqbaal, ia mendecak kesal, "kenapa diem?! Dimana alamatnya!? Cepet kasih tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...