H-hamil?

1.8K 267 27
                                    

NI, PART KEMARIN KAN IQBAAL PUTUSIN SARAH KAN, NAH DIPART INI AKAN ADA DIALOG IQBAL BILANG BKLN PUTUSIN SARAH. YA POKOKNYA IQBAL INTINYA UDH PUTIS DRI SARAH, TP SI SARAH GA NERIMA. GUE RIBET SOALNYA COCOK2IN DIALOG MANA YG COCOKNYA, GOSAH BANYAK BACOT. KL ANEH GAUSAH KOMEN GAUSAH MENUHIN KOMENTAR DILAPAK GUE,

Ditunggu 100 vote 200 readersnya, komen yg banyak dong.




"Saya kecewa sama kamu iqbaal,"

"SAYA BENAR-BENAR KECEWA SAMA KAMU! MANA JANJI KAMU HAH?! MANA JANJI KAMU UNTUK TERUS MEMBAHAGIAKAN ANAK SAYA?!"

"Pah, udah pah.."

Himawan menatap sengit pada (Namakamu), "Kenapa kamu masih saja membela di--"

"Iqbaal suami aku pah, please aku mohon..." Lirih (namakamu) disertai tangisannya

Helena mendecak muak, "SUDAH! SUDAH! CUKUP!" Ia menatap penuh emosi pada iqbaal yang sedaritadi menunduk, pria itu tidak berani menatap kedua orangtua serta mertuanya. "Mamah harap kamu segera pergi tinggalkan anak mamah baal," ujarnya dengan nada bergetar

Iqbaal terkejut dengan segera ia mengangkat kepalanya, ia menggeleng cepat. "Enggak mah! Iqbaal gak mau! Iqbaal gaakan pernah tinggalin (namakamu)!"

"Dengan begitu kamu akan terus menerus nyakitin hatinya (namakamu) baal, Bunda gamau itu terjadi!" Sahut Aisyah penuh penekanan

"Tapi bun, iqbaal sayang sama (namakamu). Iqbaal khilaf,"

"ALAH!! KHILAF-KHILAF! SEORANG LELAKI YANG BENAR-BENAR SAYANG DENGAN ISTRINYA TIDAK AKAN PERNAH TERGODA OLEH WANITA LAIN APALAGI SAMPAI MENDUAI! SAYA TIDAK MENYANGKA KAMU AKAN MELAKUKAN HAL BURUK SEPERTI ITU IQBAAL! SAYA MENYESAL TELAH MENERIMA PINANGAN KAMU!" Bentak Himawan membuat seisi rumah menggema

(Namakamu) yang berada didekapan Helena tidak henti-hentinya menangis, ia sesekali bergumam berharap pertemgkaran ini selesai, ia tidak tega melihat iqbaal sebegitu menciutnya ketika ia harus diterpa cacian serta makian dari Himawan dan Juga Helena

"Mah, please stop'in papah hiksss.." Bisiknya menatap penuh harap pada Helena yang menangis sama dengannya

Helena tidak menanggapinya, wanita berkepala empat itu sibuk untuk mengelus serta mendekat erat sang putri

Ardi-- selaku Ayah iqbaal. Sedaritadi hanya terdiam, ia tidak ingin ikut campur. Semua masalah akibat perlakuan putranya, jadi putranya itu harus menanggung akibatnya. Ia sungguh tidak menyangka iqbaal akan mempermalukan keluarga serta drajatnya. Ia juga tidak mengekang cacian apa yang Himawan ucapkan untuk Iqbaal, karna itu wajar. Kalaupun ia berada diposisi Himawan iapun akan melakukan hal yang sama, bahkan lebih dari sekedar cacian mungkin

Himawan bangkit dari duduknya lalu ia menatap penuh emosi pada iqbaal, "SEGERA URUS PERCERAIAN KALIAN BERDUA!"

Iqbaal ikut bangkit dan segera ia berlutut dihadapan Himawan, "Pah, iqbaal gak mau pah. Iqbaal mohon, iqbaal khilaf.."

(Namakamu) terkejut melihat iqbaal yang berlutut seperti itu, dan lihat sekarang Himawan sama sekali tidak berkutik.

"Menyingkir dari hadapan saya," desis Himawan tanpa melirik sedikitpun pada iqbaal yang ada dibawahnya

"Iqbaal mohon pah, sshh! Iqbaal gaakan pergi sebelum papah hikss... maafin iqbaal,"

(Namakamu) menggeleng tak tahan ia bangkit dari duduknya lalu ia mendekat pada iqbaal, dengan segera ia menarik iqbaal agar bangkit dari posisinya, "Baal, jangan kayak gini.. Ayo berdiri!"

Iqbaal menggeleng, "Enggak (nam), Papah belum maafin aku!"

(Namakamu) mendecak kesal ia beralih menatap pada Himawan, kedua alisnya bertaut. "Pah, aku mohon pah. Stop, maafin iqbaal."

"Pahhhh," (Namakamu) menggoyang-goyangkan pergelangan tangan Kiri Himawan, namun Papahnya itu diam tak bergeming

(Namakamu) menangis ia melirik pada iqbaal yang terus berlutut, ia menepis airmatanya pelan. "Papah tenang aja, (Namakamu) akan..." ia menelan salivanya kuat-kuat, nafasnya seketika terasa tercekat. "A-akan pisah sama iqbaal,"

Semua mata seketika tertuju pada (namakamu), dengan ekspresi yang berbeda-beda. (Namakamu) yang menyadari tatapan seperti itu hanya bisa terdiam, ia melirik pada iqbaal yang kini menatapnya dengan tatapan tak terimanya

Ia melihat iqbaal bangkit dari berlututnya, "Udah aku bilang, aku gamau pisah dari kamu (nam),"

(Namakamu) memejamkan kedua matanya sekilas ketika mendengar nada bicara iqbaal yang terdengar dingin. Ia menatap tajam pada iqbaal, "Gak ada gunanya juga baal kalau kita terus mempertahankan rumah tangga kita! GAK ADA GUNANYA!"

Iqbaal meraih kedua tangannya, "Aku janji, aku akan pergi tinggalin Sarah,"


"GAK BISA!"

Baik (namakamu), iqbaal serta kedua orangtua mereka terkejut melihat keberadaan Sarah ditengah-tengah mereka. Terlebih iqbaal, ia tidak menyangkan Wanita yang sudah bukan menjadi kekasihnya ini datang disaat waktu yang tidak tepat.

"Sarah?" Desis (namakamu)

"Ngapain kamu kesini!" Pekik iqbaal ketika Sarah berjalan kearah mereka

"Kamu gaakan bisa tinggalin aku iqbaal, ingat Anak yang ada didalam kandungan aku," Ujar wanita itu sembari mengelus perut ratanya

Sontak penuturan iqbaal membuat semua orang yang ada disini terkejut bukan main. Kedua kaki (namakamu) seakan-akan lumpuh seketika dunianya berhenti berputar. Sementara iqbaal terkejut, Anak? Anak siapa yang Sarah maksud?

BUGH!

PLAK!

"AYAH!"

"IQBAAL!"

"YAAMPUUNNN IQBAAALL!!!"

Tubuh iqbaal terhuyung kesamping setelah mendapat bogeman keras dari Ardi. Ayahnya sendiri. Sudah cukup ia menahan emosi agar tidak mengeluarkan sisi Buruknya. Ternyata kelakuan putra yang selalu ia bangga-banggakan ini tidaklah lebih dari seorang bajingan, Astaga!

"DASAR ANAK GAK TAU DIUNTUNG! MAU JADI APA KAMU HAH?! AYAH GAK PERNAH SEDIKITPUN MENGAJARKAN HAL GILA SEPERTI ITU IQBAAL!"

"KAMU BENARBENAR--"

"AYAH JANGAN AYAH!!" Pekik Aisyah menahan tubuh Suaminya itu dari depan

"ARDI SUDAH ARDI!!" Himawan menahan tubuh Ardi dari belakang yang hendak membogem Iqbaal, ia melihat iqbaal sudah terkulai lemas dalam dekapan (namakamu)

Aisyah menatap penuh emosi pada Sarah, ia berjalan kearah wanita yang tengah memasang wajha terkejut kearah iqbaal

PLAK!!

"PERGI KAMU DARI SINI! PERGI!!" Aisyah mengusir Sarah dengan tak pantas buktinya ia mendorong wanita itu dnegan kasar

"Tante! KENAPA TANTE TAMPAR AKU?! Aku ini lagi hamil cucu tante!" Ujar Sarah dengan tatapan sendunya

"SAYA GAK SUDI PUNYA CUCU DARI WANITA PEREBUT SUAMI ORANG SEPERTI KAMU! PERGI!!"

Sarah meneteskan airmatanya, ia menggeleng pelan.

Aisyah melangkah mendekat pada Sarah dengan tatapan tajamnya, "Saya gak yakin, anak saya berani menghamili wanita murahan seperti kamu,"

Sarah mendecih kesal dengan segera ia melengos pergi, Aisyah kembali meneteskan airmatanya. Ia membungkam mulutnya. Tibatiba rintihan yang berasal dari mulut (namakamu) membuatnya membalikkan tubuhnya. Ia melihat menantunya begitu sedih melihat Iqbaal terkulai lemas, malahan sudah pingsan. Ia merasa beruntung sekaligus merasa malu pada wanita muda itu, beruntungnya karna (namakamu)masih mengkhawatirkan iqbaal dan malunya adalah iwbaal yang telah melukai hati wanita sebaik dan selembut (namakamu)

"Iqbaal bangun baal, aku mohon.." (Namakamu) menepuk-nepuk kedua pipi iqbaal. Airmatanya menetes tepat pada pelipis iqbaal. "Baal,hiksss.. aku mohon bangun."

"Pah, telfon ambulance pah!"

Himawan diam tak bergeming membuat (namakamu) mendecak, "CEPAT TELFON PAH!"







Bersambung...
















 𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang