"Baal, kapan sih kamu ngeresmiin hubungan kita?"
Pertanyaan itu muncul dari Sarah yang ditujukan untuk iqbaal. Kini mereka berdua tengah berada di salahsatu cafe di daerah kemang
"Kita udah pacaran sayang, Jadi buat apa aku harus ngeresmiin hubungan kita lagi?"
Sarah mencebik kesal, "Bukan itu maksud aku baal,"
Iqbaal tersenyum pada Sarah sembari menopang dagunya dengan satu tangan, "Terus apa?"
"Kamu bener-bener gak paham baal?" tanya Sarah dengan tatapan tak percaya
Iqbaal melunturkan senyumannya ia menghela nafas sudah tidak menopang dagu lagi, "Aku paham,"
"Jadi?" Sarah menaikkan sebelah alisnya
"Aku belum siap untuk bilang yang sebenarnya sama (namakamu) sayang, Tolong kamu ngertiin aku," Jawab iqbaal dengan lembut
Sarah bangkit dari duduknya dengan kasar, "Aku udah cukup sabar dan ngertiin kamu baal, Aku tuh capek kalau harus nyembunyiin hubungan ini,"
Iqbaal tertegun lalu refleks ia ikut bangkit dari duduknya, "Sayang, Jangan gini. Ayo duduk lagi, Gaenak dilihat orang."
Kedua pundak sarah naikturun itu efek emosinya yang tidak terkontrol lalu ia terduduk kembali masih dengan raut wajah kesal membuat iqbaal menggenggam kedua tangannya
"Sabar ya?"
"Ck!" Ia melepas genggaman iqbaal, "Kamu tuh ngapain sih pake pertahanin istri gila kamu itu?" celetuk sarah
"(namakamu) udah sembuh,"
"Sembuh?" Sarah mendecak sebal, "Kalau gitu kita put--"
"Ngga ada kata putus sayang, Please.." Pinta iqbaal
"Ya terus ngapain kita pacaran lama-lama baal? Istri kamu udah sembuh juga,"
Iqbaal mengusap wajahnya gusar, "Aku udah terlanjur sayang sama kamu, Dan aku sudah bosan sama (namakamu),"
Sarah mendecih kecil tanpa niat untuk menjawab
"Sabar ya sayang? Demi aku." Iqbaal tersenyum lembut pada sarah
Sarah lagilagi harus menahan rasa sabarnya, Ia menghela nafas kasar, "yaudahlah, terserah kamu!"
*
"Baal, aku tadi kekantor kamu tapi kamu gaada, Aku tanya sama sekretaris kamu, Katanya kamu pergi. Ada urusan penting, Urusan penting apa emang?" tanya (namakamu) yang sedang berjalan dibelakang iqbaal sembari menenteng tas serta jas kantor iqbaal
Iqbaal membalikkan tubuhnya seraya menatap bingung pada (namakamu), "Ngapain kamu kekantor aku?"
(namakamu) tersenyum kecil, "Aku mau nganterin kamu makan siang,"
"Ngapain sih? Emangnya aku anak kecil apa?!"
"Bukannya gitu baal aku cuman--"
"Dikantorku ada kantin. Ada makanan. Jadi aku gak bakalan mati kelaparan hanya karna kamu gak nganterin aku makanan," Iqbaal melengos pergi setelah membentak istrinya itu
(Namakamu) memejamkan kedua matanya saat itupula airmatanya menetes, "Aku cuman mencoba untuk perhatian sama kamu baal, Tapi kenapa kamu gak ngehargain aku kayak gini, sih?" Lirihnya
bersambung...
pendek yak!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
Fiksi UmumPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...