"Maaf tuan saya mengganggu, Nyonya (namakamu) masuk rumah sakit,"
"Hah?! M-masuk rumah sakit?"
"Iya tuan,"
Iqbaal melempar dokumennya kesegala arah, "Rumah sakit mana bi?"
"Udah aku bilang, Kamu gausah mikirin dia lagi (nam)! Jadi ginikan akibatnya?Ngeyel banget sih!?" omel iqbaal ketika ia sudah berada di ruang rawat (namakamu)
(namakamu) menghela nafasnya, Tubuhnya lemas, Wajahnya pucat, Kepalanya terasa pusing, "Maaf baal,"
"Semua pekerjaan aku sekarang terbengkalai hanya karna aku harus diem disini!" Desis iqbaal membuat (namakamu) meneteskan airmatanya
"Sebegitu gak pedulinyakah kamu sama aku baal? Sampai-sampai kamu masih sempet-sempetnya mikirin pekerjaan disaat aku lagi sakit kayak gini?" Lirih (namakamu) terdengar berbisik
"(nam), Kalo aku gak peduli. Aku gaakan dateng kesini tau gak?!" Ketusnya
(namakamu) meneteskan airmata dengan tangan kanan yang terpasang infusan, "Percuma baal."
"Percuma kamu ada disini. Raga kamu emang ada disini, Tapi nyawa kamu ntah pergi kemana, Dan itu bikin aku sakit hati baal, hiks!"
Iqbaal memutarkan kedua bola matanya malas, "Udah deh gausah sok drama gitu, Nyawa aku emang lagi pergi ntah dimana, Tapi yang penting aku ada disini, Aku gak mau orangtua kamu datang disaat aku lagi gak disamping kamu, Bisa dicap mantu buruk nanti!"
(Namakamu) menahan tangisannya yang sudah ada dipelupuk mata, "Tujuan kamu kesini bukan untuk nemenin aku baal, hiks! Tapi demi reputasi kamu yang dengan kapan aja bisa aku jatuhin,"
Iqbaal terkekeh sinis, "Berani kamu jatuhin reputasi aku didepan kedua orangtua kamu?"
(namakamu) menggeleng pelan, "Bukan aku, Tapi kamu sendiri baal. Kamu sendiri yang akan menjatuhkan reputasi kamu didepan kedua orangtuaku,"
"Termasuk, Papa."
"Nih makan,"
(Namakamu) menggeleng kecil, "Gak laper baal,"
"Kamu tuh manja banget sih jadi orang! Ayo makan! Makan gak!?"
Lagi, lagi (namakamu) meneteskan airmatanya, Kenapa disaat ia sedang terbaring lemah seperti ini masih saja ia mendapatkan perlakuan kasar dari iqbaal? Kenapa suaminya ini berubah?
"Kamu tuh kenapa sih baal, kasar banget!"
Iqbaal mendecak ia meletakan kembali sendoknya diatas mangkuk lalu meletakkan mangkuk itu dimeja dengan keras, "Dipeduliin salah, Gak dipeduliin makin salah! Mau kamu apa sih (nam)?"
"Shh, T-tapi cara kamu salah baal! SALAH! aws!" gertak (namakamu) diakhir ia memegang kepalanya, Efek meninggikan suaranya tadi membuat kepalanya terasa pening
Melihat (namakamu) meringis kesakitan membuat iqbaal merasa iba, Ia menghela nafasnya, "Udah kamu tiduran aja, Gausah banyak omong dulu." Titahnya seraya membantu (namakamu) agar terbaring namun wanita itu menepis
"Gausah, Aku bisa sendiri."
bersambung...
walopun pendek, tp bisa bikin klian baper ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...