Hari ini (namakamu) tengah menghabiskan waktu bersama Helena-- Mamanya dan juga Aisyah-- Mertuanya. Sudah hampir 2 jam mereka berada di mall ini, kini mereka sudah berada di salah satu restoran yang ada di mall tersebut. Mereka sudah membeli beberapa barang yang mereka butuhkan, ya seperti baju misalnya
"Bunda sama Mamah mau pesen apa nih?"
Kedua orang tua itu duduk berdampingan menghadap kearah (namakamu), Wanita itu tengah membaca memilah-milih makanan yang ada di daftar menu
"Bunda samaain aja sama kamu sayang," sahut Aisyah disertai senyuman lembutnya
Helena mengangguk setuju, "Iya, Mamah juga!"
"Oke deh, Bentar yaa..."
"Iya mba segitu aja, eum--tapi tunggu sebentar." Tatapannya (namakamu) beralih pada kedua orangtua itu, "Bunda sama Mamah ada yang mau dipesenin lagi gak?"
"Nggak sayang,"
"Yaudah, segitu aja mba."
Selagi menunggu mereka berbincang-bincang ringan untuk sekedar melepas rindu, karna bisa dibilang mereka bersama-sama seperti ini jarang sekali dalam sebulan mungkin bisa dihitung jari. Maka dari itulah (namakamu) harus memanfaatkan hal ini, untuk sekedar melupakan sejenak permasalahan rumah tangganya bersama iqbaal. Hingga saat ini ia masih enggan untuk menceritakan semua yang terjadi, Rasa sabarnya masih bisa ia tahan. Ya, masih!
"Sayang, kapan kamu hamil lagi?"
(Namakamu) tertegun mendengar pertanyaan yang membuat telinganya panas. Namun rasa kegugupannya itu bisa ia kendalikan ia tidak ingin kedua orangtua itu menatapnya bingung, "A-aku.. Aku nggak tau mah. Doain aja," ujarnya diakhiri senyuman hangatnya
Terdengar helaan nafas dari Helena, "Mamah sama Bundamu tuh udah gak sabar pengen nimbang cucu, iya kan bun?"
"Iya sayang, Ayo dong kamu sama iqbaal berusaha." Ujar Aisyah-- ibu kandung Iqbaal
(Namakamu) hanya bisa tersenyum dan tersenyum, rasanya ingin sekali membuat kedua orangtua ini paham akan keadaan rumah tangganya. Mungkin dengan begitu, Aisyah dan Helena tidak lagi meminta hal yang membuat kepalanya berasa ingin pecah saja. Tapi, ini bukan waktunya, bukan sekarang untuk ia bercerita hal yang sebenarnya pada Helena dan Aisyah.
Permintaan Helena dan Aisyah bagai cambukkan terhadapnya. Pikirannya kini penuh dengan skandal perselingkuhan iqbaal, pernikahan kedua iqbaal. Memikirkan hal lain saja tidak sama sekali ia pikirkan, apalagi persoalan kehamilan.
"Iqbaal pasti sibuk terus, iya kan? Sampai-sampai dia jarang pulang kerumah, Emang harus dikasih tau tuh anak," ucap Aisyah disertai rasa kekesalannya
"Ah, enggak kok bun. Iqbaal nggak sibuk-sibuk banget. Lagian iqbaal selalu pulang kerumah kok!" Alibinya. Padahal iqbaal akhir-akhir jarang sekali pulang kerumah, semenjak pria itu akan memiliki perempuan lain dan juga memiliki rasa cemburu pada Dave yang menurutnya itu sangat konyol sekali
"Semoga kamu bisa cepet-cepet hamil lagi ya sayang, dan semoga bisa selamat sampai melahirkan," ujar Helena sembsri menggenggam erat tangan kanan (namakamu)
(Namakamu) meneteskan airmatanya disertai senyuman kecil, tak lupa ia membalas genggaman itu. "I-ya mah,"
"Lho kok nangis sih sayang? Kamu kenapa" Sahut Aisyah menghapus airmata yang ada dipipi (namakamu)
"Kamu kenapa sayang? Hm?" Lanjut Helena disertai raut khawatirnya
"Nggak bun, mah. Aku gak papa kok. Aku cuman.." ucapannya terjeda karna ia menghapus airmatanya, "C-cuman terharu," senyuman terbit
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...