Iqbaal barusaja selesai membersihkan badannya, ia menggantungkan handuknya di gantungan. Setelah itu ia melihat (namakamu) yang tengah terduduk terdiam dengan tatapan kosong ia berjalan mendekat, "(Namakamu),"
Istrinya itu menoleh sekilas tanpa menjawab sapaannya, itu membuat iqbaal bingung.
"Sayang, tolong pijitin aku, Badan aku pegel-pegel semua."
(Namakamu) lagi-lagi menoleh sekilas lalu ia bangkit dari duduknya, mengacuhkan iqbaal. Sementara iqbaal, lelaki itu menatap gerak-gerik (namakamu) yang sepertinya hendak pergi keluar kamar dengan segera iqbaal menghampirinya
"Kamu mau kemana sih?!"
(Namakamu) melepas kasar cekalan iqbaal, "Gausah pegang-pegang aku!"
"Aku gausah pegang-pegang kamu?" Iqbaal terkekeh sinis, "Kamu gausah bercanda deh! Aku ini suami kamu, salah kalau seorang suami mau megang-megang istri aku sendiri?"
(Namakamu) terdiam, lebih tepatnya menghiraukan ucapan iqbaal
"Sekarang kamu harus pijitin aku, cepet!" Ujarnya seraya menarik tangan (namakamu) ketempat tidur namun istrijya itu lagilagi melepas kasar genggamannya
"AKU GAK MAU IQBAAL!"
Iqbaal menghela nafasnya, ia berusaha untuk menahan emosinya. "Aku capek (nam), aku pegel. Aku mau dipijitin sama kamu,"
"Aku juga capek baal! Aku capek karna sikap kamu! Aku capek kalau harus terus menerus nangis karna kamu!" Bentaknya
"A-apa maksud kamu hah?!"
(Namakamu) menepis tangisannya, "Disaat kamu udah tau permasalahan apa yang sedang rumah tangga kita hadapi, masih sempet-sempetnya kamu nanya maksud aku?! DIMANA HATI KAMU BAAL! DIMANA?!"
"Hiks! A-aku mencoba untuk sabar dan gak cerita sama orangtua kita tentang kelakuan bejad kamu, tapi karna perempuan penggoda itu!" Ia menunjuk kearah lain, "Mereka jadi tau sekarang! Mamah dan juga Bunda tau kelakuan bejad kamu iqbaal!"
Iqbaal terkejut, maksud (namakamu) itu sarah? Jadi maksudnya sarah melabrak (namakamu), Bunda dan juga ibu mertuanya? Astaga!
Mulutnya gelagapan tidak sanggup untuk mengeluarkan katakata, itu membuat (namakamu) mendecak kesal
"Ini terlalu cepat! Belum saatnya mereka tau yang sebenarnya! Tapi karna WANITA ULAR ITU!" Ia menunjuk pada dada bidang iqbaal sembari menekan-nekan, "Mereka jadi tau!"
(Namakamu) mengusap gusar wajahnya, "Aku gak tau hal apa yang akan terjadi kalau ayah danjuga papah tau masalah ini, Aku benerbener gak siap permasalahan harus bertambah lagi,"
(Namakamu) menatap sendu pada iqbaal, "Aku gak mau bunda dan mamah kecewa sama kamu baal! Aku gak mau papah dan ayah melakukan hal diluar kendali mereka," lirihnya
Kini mereka saling menatap satu sama lain. Menyalurkan tatapan sendunya."karna aku tau, Emosi papah dan juga ayah gaakan terkontrol disaat mereka tau persoalan yang bikin mereka emosi, apalagi masalah ini menyangkut aku, dan juga rumah tangga kita."
"Walaupun kamu udah bikin aku kecewa, jiwa aku sakit karna sikap bejad kamu. Tapi aku masih punya hati baal, kamu masih jadi suami aku, sudah seharusnya aku melindungi suami aku sendiri."
Kini wajahnya menjadi datar, "Dan karna kamu masih jadi suami aku, aku akan melindungi kamu. Beda halnya nanti, ketika kita udah gak lagi sama-sama. Aku gak akan peduli ataupun melindungi kamu dari oranglain termasuk orangtua kita,"
"Sayang, sayang.. Aku minta ma--"
"Gausah panggil-panggil aku dengan sebutan itu," desis (namakamu) dengan tatapan tajam
"Aku gak mau kita pisah, Aku minta maaf," lirih iqbaal berusaha untuk menggapai kedua tangan (namakamu) namun wanita itu tepis
"Aku maafin kamu baal, Selalu. tapi maaf," (Namakamu) menatap kearah lain, "Aku akan tetap minta pisah sama kamu,"
"Tapi aku gak mau (nam)," lirih pria itu terdengar berbisik
"Jangan egois--"
"Aku egois demi mempertahankan rumah tangga kita, apa salah? APA SALAH (NAM)?!"
"Sekarang orangtua kita tau masalah yang sedang kita hadapi, Satu harapan yang mereka inginkan adalah kita tetap bersama. Dan apa aku salah mengabulkan harapan mereka?"
"Aku tau ini salah aku (nam), aku tau itu."
"Tapi aku gak bisa baal, Aku gamau terus menerus kecewa karna kamu, Kesabaran aku udah abis hiks!"
"Dihati kamu sekarang ada dia, Bukan aku lagi." Lirih (namakamu) dengan mata memerahnya
Iqbaal menggeleng pelan, "nggak (nam).."
"Aku capek baal harus terus menanggung derita ini, kamu berhak bahagia, begitupun juga aku. Aku ingin bahagia tapi nggak sama kamu,"
"Mau kamu meminta maaf segimanapun sama aku, kamu tetap cinta sama dia. Mau segimanapun kamu berjuang demi mempertahankan rumah tangga kita, itu tetap siasia. Bayang-bayang dia akan terus ada diotak kamu,"
"Kamu gaakn pernah bisa lupain dia. Kamu cinta sama dia baal,"
Bersambung...
Mau istirahat dlu sklian ketik buat beberapa part,
Bentar lagi tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...