18+ warning.
Bahaya ini part!
Aslideh!
Banyak adegan tetottt!
Dave tengah memandangi wajah cantik (namakamu) yang saat ini tengah termangun, ia melirik sebuah amplop yang berada di hadapannya dengan isi yang sudah ia baca berulang-ulang namun isinya tetap sama. Ia masih ragu akan keputusan yang diambil oleh wanita yang ada dihadapannya ini, satu sisi ia senang mendengar berita ini, tapi sisi lain ia sedih. Bukan dave namanya kalau ia akan merasakan kesenangan diatas penderitaan oranglain, apalagi (namakamu)!
Dave menyeruput coffee mocacino low sugarnya dengan santai masih dengan tatapan yang mengarah pada (namakamu) lalu ia kembali meletakkan cangkir kopinya
Dave berdehem sejenak, "(Nam),"
(Namakamu) menoleh dengan raut wajah polosnya, "ya? Kenapa dave?"
Dave tersenyum kecil, "Kalau kamu belum siap untuk pisah dari iqbaal, menurutku sebaiknya kamu pikir-pikir lagi deh. Mumpung surat ini belum kamu kasih sama dia,"
"Aku gak tau dave,"
"Sebenernya kamu masih ada rasa cinta gak sih?"
(Namakamu) mendecak kecil, "Aku gak tau daveeee," rengek wanita itu
Dave mengeryit, mengekspresikan bahwa dirinya kesal pada (namakamu), "Kamu tuh ditanya malah jawab gak tau mulu,"
"Ck, lagian kamu nanyanya bikin aku mumet tau gak!"
Dave menghela nafasnya, sama dia juga sih! Samasama bingung kayak (namakamu). Tapi dave bertekad, sebisa mungkin ia harus terus berada di dekat (namakamu). Bukan modus lho ya! Bukan! Tapi ia ingin ada disamping (namakamu) ketika wanita itu sedang merasa sedih maupun senang, ya semacam teman sejati lah. Kata dave
"Ibaratnya sih gini, kalau kamu masih sayang sama satu barang, masih butuhin itu barang sih kamu mesti jaga dan rawat baik-baik, begitupun sebaliknya. Kalau kamu udah gak sayang, udah gak merasa kalau barang itutuh gak penting lagi dikehidupan kamu sih ya.. buang aja! Ngapain pake di taro-taro mulu, emangnya barang antik apa! Bagus kalau semakin lama semakin mahal harganya, nah ini? Enggak!" Ujar dave terdengar menyindir pada (namakamu) membuat wanita itu menyipitkan kedua matanya
"Ehh, kok matanya jadi sipit gitu sih (nam)? Setauku kamu bukan orang ataupun ada keturuan china deh!" Sahut dave sembari mengamati wajah (namakamu) yang saat ini terlihat kesal
Mereka saling terdiam, dave yang sibuk terus menerus mengamati wajah (namakamu), sementara yang ditatap terus menatap pada dave dengan tatapan intensnya namun detik selanjutnya wanita itu mendecak sebal, "Daveeee, kamu ngeselin banget sih ah!"
Dave memasang wajah sok polosnya, "Salah aku apa ddiih?"
"Iqbaal itu bukan barang tapi manusia. Kamu bisa bedain gak sih? Katanya sarjana, tapi mana buktinya? Bedain hal kecil aja kamu gak bisa, payah!"
Dave terkejut-- lebih tepatnya purapura terkejut, ia menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya dan hal itu membuat (namakamu) tertawa, pasalnya ekspresinya saat ini seperti wanita saja. Lucu sekali!
"Yaampun (nam), kamu tega bilang kayak gitu sama aku?" Tanyanya masih dengan ekspresi sama namun kali ini ditambah dengan gelengan kecil dikepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) '𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢 𝐣𝐢𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐂𝐮𝐤𝐮𝐩!"...