'She just stressed' - iqbaal Alamsyah

1.5K 124 3
                                    

4.35 pm

(Namakamu) tengah memakaikan baju bayi untuk Diza-- her doll Disebuah ruangan yang dulu akan dijadikan kamar untuk anaknya, namun karna-- yasudahlah baca saja. Di sampingnya terdapat iqbaal yang tengah berdiri menatap sendu pada (namakamu)

Istrinya itu sangat telaten sekali untuk melakukan apapun yang berhubungan dengan bayi, terlihat dari cara ia memakai baju bayi, dll. Sudah sangat siap sekali untuk menjadi seorang ibu. Lagi iqbaal memejamkan kedua matanya menahan airmatanya untuk tidak terjatuh

"Anak bunda udah cantik sekarang, iya kan yah?"

Iqbaal hanya tersenyum tipis, "iya,"

(namakamu) mengeryit lalu membalikkan tubuhnya untuk menghadap iqbaal, "Kamu kenapa?"

"enggak, aku gapapa.."

(namakamu) menghela nafas, "lagi ada masalah dikantor tadi?" tanyanya lagi tanpa menghiraukan ucapan iqbaal

Iqbaal terkekeh kecil, "im Okay!" jawabnya diakhiri kecupan singkat di kening (namakamu)

"Yaudah deh kalau kamu gak mau cerita gapapa,"

iqbaal tertegun, bukan maksud ia tidak ingin bercerita. tapi ia sudah mengetahui efek dari-- jika ia bercerita apa yang selalu ada dipikirannya

"Kamu gendong Diza ya baal, Aku mau buatin kamu teh hangat." ujar (namakamu) seraya memberikan her doll pada iqbaal

Dengan segera iqbaal menerima itu seraya memposisikan seperti ia sedang menggendong, "Gausah sayang, Biar aku suruh bi minah bikinin."

"Udah gapapa, Kamu baruaja pulang dari kantor dan aku belum buatin kamu teh hangat, Udah ya aku kedapur dulu."

Iqbaal terdiam menatap kepergian (namakamu), "(namakamu) gak gila sama seperti apa yang diomongin oranglain, Enggak!"

Sembari menunggu (namakamu) iqbaal terduduk disofa ruang tamu masih dengan boneka yang ada digendongannya

"Baal,"

Iqbaal terkejut ketika ada yang memanggilnya, Ia menoleh dan mendapati Helena-- ibu mertuanya datang

"Mamah.. Kapan kesini mah?" tanyanya seraya menyalami Helena

"Baruaja," Helena melirik pada Boneka yang ada digendongan iqbaal, ia menghela nafasnya, "Mamah gak tega kalau harus melihat kamu harus seperti (namakamu) baal,"

"Iqbaal gapapa mah, Gausah pikirin iqbaal."

Helena menepis sudut matanya, "Mamah gak pernah ngebayangin kalau (namakamu) bakal--"

"Istriku gak gila mah, She just stressed." sahut iqbaal penuh penekanan

"Apa sebaiknya kamu cari wanita lain baal?"

Iqbaal menggeleng cepat, "Aku gak akan ninggalin (namakamu) mah, Iqbaal yakin dia bisa sembuh." 

"tapi baal--"

"Eh-- mamah!"

Helena dan Iqbaal menoleh mendapati (namakamu) datang dengan nampan yang diatasnya terdapat secangkir teh hangat

"Mamah baru nyampe?" (namakamu) meletakkan nampan tersebut di atas meja lalu ia menyalami Helena

"Iya sayang, baruaja."

(namakamu) melirik pada cangkir yang ada diatas nampan, "Aku buatin mamah teh hangat ya?"

"Gausah sayang,"

"tapi mah, nanti mamah haus lho!"

"Mamah bisa ambil sendiri gampang,"

Pagi harinya...

"Bibiii!" (namakamu) barusaja turun dari tangga, berdiri sembari menunggu Minah

"iya bu,"

(namakamu) tersenyum pada Minah, "Bi, bibi udah belanja sayuran belum?"

"Belum bu,"

"Bagus deh, mumpung masih pagi saya aja yang belanja," Ujar (namakamu) membuat Minah tergugup

"Eum-- t-tapi bu.. Kata tuan iqbaal, ibu sebaiknya jangan pergi keluar rumah."

"Udah gapapa, Orang cuman di depan komplek aja kok!"

"Saya temani ya bu?" tawar Minah dengan wajah cemasnya

"Gausah bi, Ohiya tolong bibi jagain Diza ya? Dia lagi tidur, kalau nangis cepet-cepet dikasih susu," Minah hanya mengangguk kecil lalu (namakamu) bergegas pergi

"Mudahmudahan, gaakan terjadi sesuatu sama bu (namakamu),"


"Pagi ibuibu," Sapa (namakamu) pada sekumpulan ibuibu komplek yang tengau mengerumuni gerobak sayur

"Pagi mba,"

"Eh-- mba (namakamu) tumben nongol lagi mba,"

(namakamu) mengangguk seraya terkekeh geli, "iya nih bu, Iqbaal suka ngelarang saya buat pergi keluar. Padahal cuman beli sayuran kayak gini aja gaboleh,"

"Iyalah gaboleh, Orang mbanya suka ngehalu sih!" Ucap salahsatu ibu rempong itu membuat ibuibu yang lain menyikutnya

"Heh! Stth! gaboleh gitu!" bisik ibuibu yang ada disamping (namakamu) pada ibuibu yanh sudah berdesis seperti itu

(namakamu) yang tengah memilah sayura serta temantemannya ini seketika berhenti, ia menatap datar orang yang sudah membuatnya kesal ini, "Maksud ibu apa ya?"

"Mba lupa ya? Waktu itu kan mba kesini, terus mas iqbaal marah-marah sama kita semua, Dia bilang kita semua udah ngomong yang bikin mba nangis, Padahalkan kita ngomong sesuai fakta, Fakta kalau mba itu udah gila. Boneka aja disangka bayi, Gimana sih mba?"

(namakamu) mengepalkan kedua tangannya dengan kedua mata yang berkacakaca, Kejadian ini harus terjadi lagi

"ehh- ibuibu ngomongnya di jaga dikit bisa kagak sih?" sahut abang abang penjual sayuran itu

"Asal mba (namakamu) tau ya, Alasan mas iqbaal gak ngizinin mba buat keluar rumah itu karna dia malu punya istri yang udah gila kayak mba," Sindir ibuibu itu lagi

Ni satu biang kerok banget dah!  - author

Dalam pikiran (namakamu) saat ini hanyalah, Apakah benar apa yang diucapkan ibu itu? Iqbaal malu punya istri yang gila sepertinya?

Aku gila?

Aku gila mas?

Mah, aku gila?

Pah, aku gila?

Bun, aku gila?

Yah, aku gila?

Semua pertanyaan itu seketika memenuhi otaknya saat ini. Aku gila ya? Iqbaal malu sama aku?

"Anak mba itu udah meninggal mba, Keguguran." Sahut ibu itu lagi

"Saya gak gila bu, Dan anak saya tidak keguguran" Desis (namakamu) dengan nada dan tatapan dinginnya

"Kalau gak gila terus itu apa dong? Pake boneka di sangka bayi segala, Boneka mba, boneka!"

"ITU ANAK SAYA! BUKAN BONEKA!" pekik (namakamu)

"SAYA GAK GILA! SAYA GAK GILA BU!!"










bersambung..
















 𝐉𝐢𝐰𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐫𝐢𝐬 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang