Happy Reading 💞💞💞
Andrew terbangun dari tidurnya saat merasakan seseorang memeluk erat tubuhnya dan memaksanya untuk membuka mata. Tak hanya sampai disitu, sebuah ciuman singkat yang mendarat di bibirnya sukses menarik penuh kesadarannya.
"Morning kiss untukmu, Hon."
"Apa yang kau lakukan?"
Bentakan Andrew menggema. Dengan kasar, Andrew melepas pelukan Abigail sebelum bergerak duduk dengan napas terengah tajam.
"Wajahmu saat terlelap sangat menggemaskan, Hon. Bagaimana bisa aku menahan diri untuk tidak memelukmu?"
Abigail tertawa kecil. Wanita itu ikut duduk sembari memandangi Andrew yang terlihat siap meledak.
Andrew memijat pelipisnya. Tiba-tiba saja kepalanya terasa pening. Giginya gemeratuk menahan amarah. Ini adalah pagi terburuk yang pernah dialaminya. Terbangun dengan Abigail yang memeluk dan menciumnya benar-benar berhasil membuat moodnya kacau.
"Ternyata kau jauh lebih seksi saat bangun tidur seperti ini."
Andrew bisa merasakan tubuhnya meremang saat mendapati netra hijau Abigail fokus memandangi tubuhnya. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, sedikit mendesah menunjukkan sikap layaknya wanita penggoda.
"Bisakah waktu berhenti sekarang? Aku ingin terus melihatmu shirtless seperti ini."
Gila! Wanita ini benar-benar gila! Andrew merasa sebentar lagi dirinya juga akan gila jika terus berhadapan dengan Abigail. Baru saja Andrew akan bergerak dari ranjang, Abigail sudah lebih dulu menjatuhkan tubuhnya berbaring di ranjang dengan wanita itu yang duduk di atasnya.
"Baiklah! Aku menyerah, Hon. Pagi ini kau berhasil menggodaku. Ah, tidak! Lebih tepatnya kau memang selalu berhasil membuatku memujamu. Jadi, bisakah kita mulai sekarang?"
Mata Andrew melebar menyaksikan Abigail yang entah sejak kapan sudah membuka blusnya menyisakan bra hitam yang juga sudah akan dibukanya jika Andrew tidak menahan tangannya.
"Abigail Jenner! Apa kau sudah gila?"
Deru napas Andrew memburu sementara giginya semakin menggertak kuat saat Abigail berhasil menahan tubuhnya yang akan beranjak melepaskan diri. Tenaga Abigail memang tidak seperti tenaga wanita sebagaimana mestinya. Ah, memang segalanya tentang Abigail berbeda dari wanita normal lainnya. Karena itu memerlukan sedikit sikap kasar untuk menyadarkan wanita itu.
Andrew sudah akan mendorong tubuh Abigail jika saja suara terbukanya pintu disusul dengan pekikan kaget seorang wanita tidak terdengar.
Mata Andrew nyaris terjatuh menyaksikan Hanna Reeve bediri di depan pintu dengan wajah shock. Iya, Andrew bisa merasakan betapa kagetnya ibunya itu saat melihatnya tadi. Namun bisa-bisanya wajah shock itu lenyap hanya dalam hitungan detik berganti dengan senyum misterius yang Andrew yakini akan menjurus dengan pemahaman yang salah.
"Ah, maaf! Tadi mommy hanya ingin mengajak kalian sarapan. Tapi sepertinya mommy memilih waktu yang salah. Silahkan lanjutkan aktivitas kalian lagi!"
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Mom."
Andrew menggeleng panik setelah berhasil mendorong tubuh Abigail dari atasnya.
"Mom!"
Panggilan Andrew disambut dengan suara tertutupnya pintu kamar yang menandakan jika ibunya tidak berminat mendengarkan penjelasannya.
"Tidakkah menurutmu aku sangat beruntung memiliki calon ibu mertua seperti ibumu, Hon?"
Andrew merasa kepalanya ingin meledak mendengar Abigail bertepuk tangan takjub. Sekarang wanita itu bahkan terlihat sedang memainkan peran sebagai wanita yang sedang menangis haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Miss.A!
RomanceHidup itu pilihan. Tapi kenapa memilih terasa sulit? Setidaknya itulah yang dirasakan oleh seorang Andrew Reeve. Pilihan sulit itu hadir saat dua wanita masuk ke dalam kehidupannya dan berhasil mengacaukan perasaannya. Siapakah yang akan Andrew pili...