Happy Reading 💞💞💞
Tak ada yang bisa Andrew lakukan selain bergerak keluar, menuruti permintaan Abigail yang mengusirnya. Tidak bisa dipungkiri kalau perasaan bersalah yang selama ini tidak pernah ada untuk Abigail mulai dirasakannya. Terbukti dengan semua kalimat rutukan yang kini berkelebat memenuhi kepalanya.
Tidak seharusnya Andrew membentak Abigail dengan kata-kata menyakitkannya tadi. Namun penolakan Abigail benar-benar menyentil ego Andrew. Ditambah dengan perasaan khawatir yang semakin memperburuk pengendalian dirinya.
Andrew bersumpah selama matanya mengawasi pergerakan Abigail yang terlihat kesulitan tadi, selama itu pula jantungnya terus memompa dengan debaran kekhawatiran besar. Abigail tidak baik-baik saja. Wanita itu sangat memerlukan bantuan.
Pikiran itulah yang membuat tubuh Andrew tidak bergerak sedikitpun dari depan pintu kamar Abigail yang sengaja tidak ditutupnya rapat. Telinganya terpasang tajam mendengar setiap bunyi yang berasal dari dalam kamar guna memastikan tidak terjadi hal buruk pada Abigail. Pasalnya bayangan akan Abigail terjatuh begitu menakutinya.
Sebenarnya kemana Christy? Kenapa wanita itu bisa meninggalkan Abigail sendirian? Sialan! Memikirkan pemandangan beberapa saat lalu dimana Abigail berdua bersama pria lain benar-benar membuat Andrew meradang. Sama seperti saat Abigail berdua bersama Arthur.
Dengan kondisi Abigail seperti ini seharusnya Christy selalu berada di samping Abigail. Mereka sesama wanita, pasti akan lebih mudah untuk Abigail meminta bantuan pada Christy. Tidak seperti pada Arthur ataupun dokter itu. Bisa saja mereka mengambil kesempatan dalam kelemahan Abigail untuk menyentuh tubuh wanita itu. Hanya memikirkannya saja sudah membuat kepala Andrew terasa panas.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Suara Christy menyentak lamunan Andrew. Seperti biasa, tidak ada sikap ramah yang ditunjukkan Christy pada Andrew. Andrew tidak begitu mengenal Christy. Ia hanya tahu kalau wanita itu adalah manajer sekaligus sahabat Abigail.
Pertemuan mereka juga bisa terhitung dengan jari. Namun Andrew bisa melihat bahwa sejak awal wanita itu selalu menunjukkan ketidaksukaan yang kentara untuknya.
"Ibuku ingin aku membawa Abey menemuinya," jawab Andrew singkat. Tatapannya terarah lurus pada berkas di tangan Christy. Ternyata wanita itu pergi untuk mengurus berkas administrasi kepulangan Abigail.
"Abey bisa kesana sendiri," ucap Christy dingin. Wanita itu bahkan tidak mau berlama-lama berbicara dengan Andrew. "Minggir!"
Andrew tak langsung bergeser. Tubuhnya sengaja tetap tegak menghalangi pintu. Ia terdiam sejenak sebelum berkata, "Jangan meninggalkan Abey sendirian seperti tadi lagi!"
Christy menyeringai sinis. "Apa kau baru saja memerintahku?"
"Dengan kondisinya saat ini, tidak seharusnya kau meninggalkannya sendirian."
"Kondisinya saat ini?" Christy menaikkan nada suaranya. Kilatan kebencian terpancar dari manik coklatnya. "Kau tidak tahu apapun tentang Abey."
"Spinocerebellar Degeneration. Sampai kapan kalian akan menyembunyikannya?"
Christy membeku. Wajahnya menunjukkan raut ketidakpercayaan. "Kau! Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
"Seharusnya kau tahu bahwa penyakit itu sangat serius. Kenapa kau justru ikut membantu Abey merahasiakannya?"
Perlu waktu lama bagi Christy untuk mencerna semua ucapan Andrew. Bisa dipastikan semua yang diketahui Andrew bukanlah berasal dari Abigail disaat wanita itu selalu berusaha menyembunyikan penyakitnya. Lalu, darimana Andrew tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Miss.A!
RomanceHidup itu pilihan. Tapi kenapa memilih terasa sulit? Setidaknya itulah yang dirasakan oleh seorang Andrew Reeve. Pilihan sulit itu hadir saat dua wanita masuk ke dalam kehidupannya dan berhasil mengacaukan perasaannya. Siapakah yang akan Andrew pili...