Part 10

1K 100 19
                                    

Happy Reading 💞💞💞

"Aku tidak suka dengan asisten pribadimu."

Andrew membuka obrolan ketika mereka mulai menyantap makanannya. Sejak tadi ia sudah sangat ingin menyampaikan ketidaksukaan yang sudah berhasil menyulut emosinya itu.

"Lalu?"

"Kau harus mengajarinya batasan hubungan antara atasan dengan⸻"

"Ryan sahabatku." sela Ashley cepat setelah menelan makanan dalam mulutnya. Wanita itu tampak sibuk dengan makanannya tanpa sedikitpun melirik Andrew.

"Tapi aku melihat dia menganggapmu lebih dari itu."

"Jikapun anggapanmu benar, itu tidak ada hubungannya denganmu."

Andrew menarik napas panjang. Butuh usaha keras untuknya tidak membalas ucapan ketus Ashley dengan emosinya. Tentu saja apapun yang berhubungan dengan Ashley menjadi urusan Andrew. Tidak boleh ada pria manapun yang berani menyentuh wanitanya termasuk Ryan.

Ryan Walter, pria itu berbahaya. Hasil penyelidikan yang dilakukan orang kepercayaan Andrew mengatakan bahwa Ryan merupakan putra tunggal dari seorang billionaire yang memiliki bisnis kasino terbesar di kota Las Vegas dan Makau.

Namun bukannya melanjutkan bisnis keluarganya, pria itu justru lebih memilih menjadi seorang asisten pribadi dari sahabat kuliahnya dulu.

Bukankah hal itu terlalu sulit untuk dicerna akal sehat? Hanya ada dua kemungkinan Ryan melakukan itu. Pertama karena Ryan mencintai Ashley atau ⸻yang kedua karena pria itu memiliki niat buruk pada Ashley.

Apapun itu, Andrew tidak akan membiarkan Ryan mengusik Ashley. Pria itu harus tahu bahwa Ashley adalah wanitanya, miliknya yang tidak akan bisa disentuh oleh siapapun.

"Besok pagi aku akan ke apartemenmu dan mengantarkanmu ke kantor."

Kali ini Andrew berhasil mengalihkan perhatian Ashley dari makanannya. Wanita itu kini menatap Andrew dengan pandangan kecurigaan.

"Anggap saja sebagai bentuk pertanggung jawabanku karena sudah membuatmu meninggalkan mobilmu."

"Tidak perlu. Ryan akan menjemputku." tolak Ashley sembari kembali melanjutkan makannya.

"Ayolah, Ashley! Kenapa kau selalu menolak kebaikanku?"

Ashley ingin menjawab, ketika tiba-tiba saja Andrew memajukan wajahnya mendekat lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap sudut bibirnya.

"Sepertinya kau terlalu lapar."

Andrew terkekeh geli. Sejak tadi saus yang berada di sudut bibir Ashley sudah mencuri perhatiannya. Sebenarnya bisa saja ia mengabaikannya karena Ashley juga belum menyelesaikan makannya, namun tidak bisa. Saus itu justru semakin menambah keseksian bibir Ashley dan membuyarkan fokusnya.

Jika saja bisa, Andrew ingin mengulum ibu jari yang tadi digunakannya untuk mengusap sudut bibir Ashley. Ia ingin merasakan rasa manis dari bibir seksi itu. Namun alih-alih melakukannya, Andrew memilih mengambil tissue untuk membersihkan tangannya. Ia tidak ingin perbuatannya nanti akan membuat Ashley tidak nyaman.

"Jadi bagaimana?"

Ashley menghela napas yang tanpa sadar ditahannya selama beberapa detik selama Andrew menyentuh bibirnya tadi. Dengan segera, Ashley meraih gelas berisi mango float yang masih terisi penuh dan meminumnya rakus untuk membasahi tenggorokannya yang mendadak kering.

"Baiklah."

"Apa?" tanya Andrew tak percaya.

"Aku setuju karena tidak ingin terganggu dengan pemaksaanmu."

Hello, Miss.A!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang