Part 21

1.4K 149 63
                                    

Happy Reading 💞💞💞

"Apa masih ada yang harus saya kerjakan lagi, Sir?"

Andrew mengalihkan perhatiannya dari berkas yang baru saja diberikan Arthur padanya. Matanya memicing penuh selidik pada asisten pribadinya yang akhir-akhir ini selalu menunjukkan gelagat aneh.

Biasanya Arthur adalah orang yang paling betah menghabiskan waktu di kantor. Namun selama seminggu ini, asisten pribadinya itu selalu terlihat terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya karena ingin pulang lebih cepat.

"Tidak ada." ucap Andrew sembari merapikan barang-barang di meja kerjanya, membuat Arthur semakin antusias dengan pertanyaannya.

"Apa anda sudah ingin pulang, Sir?"

"Jika ya, kenapa? Jika tidak, kenapa?"

Andrew sengaja memancing Arthur dengan pertanyaannya. Selain sebagai asisten pribadi, Andrew juga sudah menganggap Arthur sebagai teman baiknya karena pria itulah yang selalu menemaninya sejak pertama kali ia memegang perusahaan ini.

Selama ini, Andrew hanya tahu bahwa Arthur tidak memiliki keluarga. Pria itu juga tidak memiliki teman, apalagi kekasih karena sifatnya yang pendiam dan tertutup. Karena itulah rasa penasaran menggelitik Andrew akan alasan Arthur yang selalu ingin pulang cepat akhir-akhir ini.

"Maaf, Sir. Saya hanya bertanya."

"Apa sesuatu terjadi padamu, Arthur?" Terselip nada kecemasan dalam suara Andrew.

"Tidak, Sir. Saya baik-baik saja."

"Lalu, kenapa kau selalu ingin pulang cepat akhir-akhir ini? Apa kau ingin menemui seseorang?"

Arthur diam.

"Kau sudah memiliki kekasih?" tebak Andrew yang langsung disambut Arthur dengan gelengannya.

"Tidak, Sir."

Andrew tertawa menyaksikan wajah salah tingkah Arthur.

"Kau bisa menceritakan apapun padaku, Arthur. Mungkin saja aku bisa membantumu."

"Saya hanya ingin menepati janji untuk menemani seseorang."

"Seseorang yang spesial?" tanya Andrew sembari menyandarkan punggungnya santai, "aku bisa pastikan itu adalah seorang wanita. Woah. Aku tidak menyangka kau memiliki kemajuan hebat seperti ini."

Lagi-lagi Arthur memilih diam. Pria itu hanya menunduk menatap lantai tanpa mampu menjawab pertanyaan Andrew yang menyulitkannya.

"Apa kau ingin aku membantumu untuk mendapatkannya?"

Kali ini Arthur langsung meluruskan pandangannya guna memberikan gelengan sebagai pertanda penolakannya. "Ini tidak seperti yang anda pikirkan, Sir."

Rupanya jawaban Arthur semakin membuat Andrew antusias. Andrew langsung beranjak dari duduknya lalu merangkul bahu Arthur dengan akrab.

"Siapapun wanita itu, aku bisa menjamin dia pasti akan menyukaimu. Katakan padaku, jika dia menolakmu." Andrew mengucapkannya dengan penuh keyakinan. Andrew ingin menunjukkan bahwa dialah orang pertama yang akan mendukung Arthur mendapatkan wanitanya.

"Sekarang kau bisa pulang! Semoga berhasil, Arthur!"

"Tapi anda belum pulang, Sir."

"Ah, aku juga ingin pulang. Memangnya kau saja yang ingin menemani wanitamu, tentu saja aku juga," ucap Andrew terkekeh sembari melepaskan rangkulannya.

Setelah melihat Andrew mengambil tasnya barulah Arthur juga mengikuti langkahnya yang ingin keluar.

***

Hello, Miss.A!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang