Happy Reading 💞💞💞
“APA?”
Bentakan keterkejutan itu berhasil mengusik tidur Abigail. Perlahan kelopak matanya terbuka dan menemukan Ashley sedang berbicara di ponselnya. Posisi Ashley yang berdiri menghadap kaca jendela membuat wanita itu tidak menyadari jika Abigail sudah terbangun dan memandanginya.
“Data itu sudah tersimpan baik, Ry. Tidak mungkin ada orang yang bisa mencurinya.”
Tanpa perlu bertanya pun, Abigail bisa menarik kesimpulan jika pembicaraan Ashley menyangkut tentang perusahaannya.
“Aku tidak bisa, Ry. Aku tidak mau meninggalkan Abey dalam kondisinya seperti ini.”
Abigail bisa mendengar jelas desahan panjang Ashley yang menunjukkan rasa frustrasinya. Sudah dua bulan ini, Ashley meninggalkan tanggung jawabnya di kantor dan lebih memilih menjaga Abigail.
Wanita itu selalu berada dua puluh empat jam di samping Abigail dan membantunya memenuhi segala kebutuhannya. Abigail sangat tahu Ashley sedang berusaha keras mendekatkan diri dengannya.
Tidak seperti dulu, penolakan Abigail sama sekali tidak membuat Ashley menyerah dan menjauh. Bahkan ketika selama seminggu ini, Ashley sering menerima panggilan yang berkaitan dengan permasalahan perusahaannya, wanita itu tetap memilih untuk tidak meninggalkan Abigail.
“Aku sudah mempercayakan semuanya padamu, Ry. Apapun yang kau lakukan, aku pasti akan mendukungmu,” ucap Ashley sebelum menutup panggilannya dan berbalik.
“Hi, Abey! Kau sudah bangun?” Saat menyadari Abigail sudah terbangun, Ashley segera melebarkan senyumnya lalu bergerak duduk di sebelah ranjang adiknya itu.
Hening. Abigail diam menahan sakit yang sejak tadi melanda dadanya, sementara Ashley sibuk berpikir keras untuk mencairkan keheningan diantara mereka.
“Tadi aku melihat foto-foto lama di ponselku. Coba lihat ini, Abey! Foto ini diambil saat kau memenangkan penghargaan model terbaik di acara New York Fashion Awards. Kau benar-benar menakjubkan bisa mengalahkan model papan atas yang sebelumnya lebih terkenal darimu.”
Suara riang Ashley memecah keheningan di ruangan serba putih yang menjadi kamar rawat Abigail. Ashley tampak antusias menunjukkan foto-foto kenangan yang diharapkannya bisa membangunkan kembali semangat Abigail untuk sembuh.
“Kau harus tahu jika kau membuat seluruh wanita iri dengan kecantikan dan karier modelingmu. Pasti rasanya sangat menyenangkan bisa dicintai oleh banyak penggemar yang mengagumimu.”
Ashley tersenyum penuh kebanggaan walau senyumnya sama sekali tidak mampu menular pada Abigail yang hanya menatapnya datar. Namun bagi Ashley itu saja sudah cukup. Setidaknya, Abigail sudah mau menatapnya dan mendengarkannya.
Ashley menggeser layarnya, menampilkan foto pada slide selanjutnya. “Foto ini diambil saat kau membantu penggemarmu yang terjatuh karena berdesak-desakan ingin meminta foto denganmu. Padahal saat itu kau juga kesulitan karena kerumunan orang yang mengelilingimu. Kau memang luar biasa, Abey. Mereka tidak salah mencintai orang sepertimu.”
Walau masih belum ada tanggapan yang diterimanya, Ashley tetap terlihat bersemangat mengajak Abigail mengobrol melalui foto-foto yang ditunjukkannya. Hal rutin ini menjadi salah satu cara yang Ashley lakukan untuk bisa mendekatkan diri dengan adiknya itu.
Sampai akhirnya foto itu berhenti di slide yang menampilkan gambar Abigail yang tampak murung meniup lilin yang diberikan Christy.
“Daddy meminta Christy untuk memberikan kue ulang tahun itu untukmu karena dia tahu kau tidak akan mau menerima pemberian darinya. Daddy meminta Christy untuk mengambil fotomu saat meniup lilin karena dia tahu kau sangat menyukai momen saat meniup lilin. Namun setelah melihat foto ini, kau tahu apa yang dilakukannya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Miss.A!
RomanceHidup itu pilihan. Tapi kenapa memilih terasa sulit? Setidaknya itulah yang dirasakan oleh seorang Andrew Reeve. Pilihan sulit itu hadir saat dua wanita masuk ke dalam kehidupannya dan berhasil mengacaukan perasaannya. Siapakah yang akan Andrew pili...