Part 15

1.1K 128 45
                                    

Happy Reading 💞💞💞

"Abey, kenapa belum bersiap-siap?"

Abigail mengalihkan perhatiannya dari TV pada Hanna yang baru memasuki kamarnya. Wanita paruh baya itu tampak cantik mengenakan gaun lengan panjang berwarna krem dengan embellishment payet serta ikat pinggang mini, bersiap untuk menghadiri pesta ulang tahun perusahaan keluarga Reeve.

Sebenarnya sejak siang tadi Abigail sudah mengatakan tidak akan ikut menghadiri pesta itu. Selain karena kondisi tubuhnya yang kurang baik, Abigail tidak siap bertemu dengan keluarga Jenner disana. Pesta seperti itu sudah pasti akan dihadiri ayahnya dan Ashley.

"Kalian saja yang pergi, Aunty! Sebentar lagi Chris akan datang kesini untuk membahas masalah pekerjaan yang penting denganku." dusta Abigail dengan hati yang diselimuti oleh perasaan bersalah. Ia selalu tidak tega membohongi Hanna yang begitu baik padanya.

"Kau tidak ingin bertemu dengan keluargamu disana?"

Abigail diam. Nyatanya Hanna selalu bisa mengerti kegelisahannya. Wanita paruh baya itu kini sudah duduk di sampingnya seraya menggenggam tangannya.

"Aunty tidak tahu tepatnya masalah yang sedang kalian hadapi. Tapi, kau harus tahu bahwa setiap hari ayahmu selalu menghubungi Aunty untuk menanyakan kabarmu. Ayahmu selalu mengkhawatirkanmu, Abey."

Christy juga selalu mengatakan seperti itu pada Abigail karena sesungguhnya mereka tidak melihat langsung perlakuan Morgan padanya. Ayahnya itu tidak lagi mencintainya seperti dulu sebelum ibunya meninggal.

Cinta Morgan kini terbagi untuk Nathalie dan Ashley yang sudah merusak kebahagiaan keluarganya. Abigail merasa kehidupannya setiap hari bagaikan neraka ketika mendapati sikap ayahnya yang terus membandingkannya dengan Ashley yang selalu dibanggakannya.

"Bukan hanya Aunty, tapi Andrew juga ingin kau ikut, Abey."

"Andrew?" tanya Abigail penuh penekanan. Pasalnya saat terakhir kali bertemu tadi pagi, Andrew tidak ada membahas hal itu padanya

Akhir-akhir ini Abigail memang lebih memilih menghabiskan banyak waktunya di rumah. Tidak hanya mengurangi pekerjaannya, namun juga mengurangi kunjungannya ke kantor Andrew seperti yang biasa dilakukannya setiap hari.

"Dia memaksa Aunty untuk mengajakmu kesana."

Abigail mengembangkan senyumnya. Jika Hanna berkata seperti itu, artinya memang seperti itu kebenarannya. Abigail merasakannya jantungnya kini berdebar lebih cepat. Abigail tidak perlu kencan romantis. Ia tidak perlu kata-kata manis seperti yang biasa seorang pria ucapkan pada wanitanya. Hanya dengan Andrew yang mengharapkan kehadirannya saja rasanya sudah lebih dari cukup untuk membuatnya dibanjiri perasaan senang yang luar biasa.

"Apa kau ingin dia kecewa melihatmu tidak bisa hadir disana?"

Dengan cepat, Abigail menggeleng. Ia langsung beranjak dari ranjang dengan penuh semangat seraya berkata, "Tunggu sebentar, Aunty! Aku akan bersiap-siap."

***

Seperti biasa, pesta ulang tahun perusahaan Andrew selalu dilaksanakan begitu meriah di salah satu hotel mewah kepunyaannya. Ballroom itu kini sudah dipenuhi dengan berbagai orang yang merupakan sahabat maupun kolega bisnisnya.

Senyum Andrew terpancar pada setiap orang yang ditemuinya walau sebenarnya hatinya kini diselimuti perasaan gelisah. Lima belas menit lagi acara dimulai namun orang-orang yang sejak tadi ditunggunya belum juga datang.

Orang-orang itu adalah Hanna dan Abigail. Andrew yakin Abigail lah yang menjadi penyebab keterlambatan mereka. Jika saja bukan karena Ashley, Andrew tidak akan mungkin memaksa Abigail untuk datang kesini. Bisa dipastikan wanita itu akan mengganggunya malam ini.

Hello, Miss.A!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang