Part 4

1.2K 124 18
                                    

Happy Reading 💞💞💞


Andrew menutup laptopnya setelah memastikan semua pekerjaannya terselesaikan dengan baik. Matanya menatap kaca jendela dimana kegelapan malam langsung meyambutnya. Ini memang sudah lewat dua jam dari waktu seharusnya Andrew pulang.

Tidak seperti biasanya, waktu lembur seperti ini sama sekali bukanlah hal yang melelahkan untuk Andrew. Kehadiran Ashley ternyata sangat ampuh memberikannya suntikan semangat dalam bekerja. Hanya dengan membayangkan wajah cantik wanita itu saja sudah cukup membuat rasa lelah Andrew lenyap tak bersisa.

Andrew mengambil tas dan jasnya. Siulan kecil yang sejak tadi disenandungkan bibirnya menjadi bukti buncahan kebahagiaan di hatinya. Ini akan menjadi awal yang baik untuk hubungannya dengan Ashley. Tidak lama lagi, wanita itu benar-benar akan menjadi miliknya.

"Kau sudah selesai, Hon?"

Andrew menghentikan siulannya saat membuka pintu dan menemukan Abigail di meja kerja asisten pribadinya. Wanita itu langsung beranjak dari duduknya untuk menghampirinya.

"Tadinya aku ingin masuk, namun Arthur bilang kau memiliki banyak pekerjaan, jadinya aku lebih memilih menunggumu disini. Bukankah aku kekasih yang baik?"

"Dimana Arthur?"

Seruan girang Abigail hanya dibalas dengan kalimat dingin Andrew.

"Arthur sedang mengambil pesanan pizza kami. Kau tahu, ternyata kami memiliki makanan kesukaan yang sama. Ah, kami juga memiliki kesukaan berselancar yang sama. Ini benar-benar sangat menakjubkan, Hon."

Abigail berkata dengan antusiasnya. Sayangnya segala perkataan antusias itu bukanlah hal yang menarik untuk Andrew dengarkan. Andrew melonggarkan dasinya, kehadiran Abigail membuatnya memerlukan banyak pasokan oksigen.

"Mau kemana?"

Andrew menghentikan langkahnya saat pergelangan tangannya ditahan oleh Abigail.

"Sebaiknya kita makan pizzanya dulu, Hon. Aku lapar. Ah, itu Arthur sudah datang."

Mengabaikan tatapan tajam Andrew, Abigail berseru girang ketika melihat kedatangan Athur yang membawa tiga kotak pizza di tangannya. Bisa Andrew lihat wajah asisten pribadinya itu memucat mendapatkan tatapan tajam darinya.

Entah harus berapa kali Andrew memberi peringatan pada Arthur untuk menjauhkannya dari segala hal tentang Abigail Jenner. Namun peringatan itu terus mendapat pengabaian melihat setiap harinya wanita itu masih terus mengunjungi kantor Andrew dan terus mengacaukan harinya.

"Aku akan memotong gajimu bulan ini, Arthur."

Andrew sudah akan kembali melanjutkan langkahnya jika Abigail tidak kembali menahannya. Andrew berbalik, melepaskan cekalan tangannya sembari menatap geram Abigail. "Aku tidak lapar."

"Tapi aku lapar, Hon."

"Nona, anda bisa memakannya di dalam mobil."

Mulai merasa terjadi perubahan atmosfer, Arthur cepat-cepat menjadi penengah. Ditatapnya Abigail yang sedang merengek layaknya anak kecil, lalu beralih ke Andrew yang tampak meradang.

"Tidak mau!" tolak Abigail cepat. "Ayolah, Hon! Kita makan dulu ya." Abigail merangkul lengan Andrew masih mencoba merayu pria itu. Sementara Andrew semakin mengetatkan rahangnya, menahan kesabaran menghadapi tingkah konyol wanita di sampingnya.

Ingatan Andrew tertarik pada Ashley yang mengunjungi kantornya tadi pagi. Ashley yang cantik, tegas, dan anggun. Sangat kontras dengan wanita bar-bar di sampingnya ini.

Melihat sikap Abigail seperti ini, tidak bisa menepis banyak pertanyaan yang sering bermunculan dalam benak Andrew. Andrew bisa pastikan jika delapan puluh persen manusia di dunia ini mengenal nama Abigail Jenner. Wanita berparas cantik dengan karier cemerlang di dunia permodelan yang terlahir sebagai putri konglomerat.

Hello, Miss.A!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang