"Rasanya ditinggal itu gak enak. Kayak liat do'i sama yang lain,"
Happy reading
***
Rachel sekarang sudah berada di SMA barunya. Baster. Dia menghembuskan napas pelan, kemudian berjalan menyusuri koridor untuk mencari Ruang Kepala Sekolah.
Tanpa sengaja matanya menangkap sosok yang familiar baginya. Rachel menghampiri sosok itu.
Rachel memegang bahu orang itu. Dapat di rasakan nya bahwa tubuh orang itu menegang. Orang itu menoleh kebelakang. Tepatnya kearah Rachel. Betapa terkejutnya dia.
Orang itu menghembuskan napas lega. Kirain guru.
Rachel membulatkan mata nya, "LO!! Lo kan yang kemarin di depan gerbang rumah gue kan?"
"Iya. Gue yang didepan gerbang rumah lo," Ucap Gio sembari menggaruk belakang kepalanya.
Ya, orang itu Gio.
"Kenapa sih dimana-mana gue harus ketemu lo. Heran gue," Rachel mendengus kesal.
"Jodoh mungkin," Ucap Gio cengar-cengir.
"Enak aja. Gue jodoh sama lo? Mit amit gue," Ucap Rachel sembari mengetuk-ngetuk kepalanya.
"Masa lo gak mau sih jodoh sama orang ganteng kayak gue,"
Rachel membulat kan matanya, "What!! Orang ganteng? Yee masih gantengan sahabat gue kali,"
Diam-diam di dalam hati Gio, dia merasakan sakit. Mendengar ucapan Rachel. Karna yang ia tau sahabat gadis itu hanyalah Ardan.
"Emang seganteng apa sahabat lo?" Ucap Gio memancing.
"Pokok nya ganteng lah. Lebih ganteng dari lo,"
Gio menghela napas pelan, "Oh ya, lo ngapain disini. Bukannya lo bukan SMA ini ya?"
"Gue anak baru. Jadi tugas lo harus nganterin gue ke ruang kepala sekolah. Capek gue muter-muter dari tadi,"
Gio tersenyum, "Ayo gue anterin," Ucap Gio semangat.
Rachel memicingkan mata, "Semangat amat lo nganterin gue? Huh!! Wajar sih orang cantik gitu lohhh,"
"Ya udah ayo," Gio menarik tangan Rachel menuju ruang kepala sekolah.
***
Setelah dari ruang kepala sekolah, Gio ditugaskan untuk mengantarkan Rachel yang notebene nya anak baru ke kelas yang disebutkan kepala sekolah tadi. 11 IPS 3.
Kebetulan sekelas dengan Gio.
"Lo tau gak? Ka--"
"Gak,"
"Ishh gue belum selesai ngomong,"
"Hm,"
"Oh ya kita sekelas loh. Wahh jadi sering ketemu dong kita. Benerkan apa kata gue kalo kita itu emang jodoh,"
Rachel memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan itu. Dia mempercepat langkahnya.
Gio yang merasa tertinggal, ikut menyamai langkah kaki Rachel.
"Wait dong. Lo mah ninggalin. Tau gak sih? Rasanya ditinggalin itu gak enak. Kayak liat do'i sama yang lain,"
Rachel menghentikan langkahnya diikuti juga dengan Gio.
"Lo tuh ya, selain halu lo juga bucin. Udah bucin sok inggris pula,"
"Ya gak papa kali. Namanya juga manusia pasti punya kesalahan,"
Rachel menghela napas lelah. Kemudian melanjutkan langkahnya saat melihat kelasnya sudah berada di depan.
Gio juga mengikuti Rachel.
"Ini kelas nya kan?" Tanya Rachel sembari menunjuk pintu kayu di depannya.
Gio mengangguk. Lalu membuka pintu itu. Dan menampakkan guru yang sedang mengajar menatap mereka dengan tajam.
"Darimana kamu Gio? Tadi izinnya cuma ke toilet, tapi kok lama banget," Tanya guru itu --Bu Safira--
Gio tersenyum kikuk, "Itu Bu, tadi saya memang ke toilet. Terus pas saya mau jalan ke kelas, saya liat anak ini lagi kebingungan. Dan ternyata dia lagi cari ruang kepala sekolah Bu, jadi karna saya baik yah saya anterin. Terus pak kepala sekolah suruh saya nganterin dia juga Bu ke kelas nya, karna kebetulan kelasnya sama kayak saya ya udah saya anterin deh. Kurang baik apa coba Bu," Jelas Gio panjang kali lebar.
Bu Fira menarik napas mendengar ocehan Gio itu.
"Ya sudah sekarang Gio? Kamu balik ke bangku kamu. Dan kamu," Tunjuk Bu Fira pada Rachel yang sedari hanya diam. "Perkenalkan diri kamu,"
Gio dan Rachel melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam kelas. Gio menuju bangkunya dan Rachel berdiri di depan papan tulis.
Rachel menarik napas, "Perkenalkan nama saya Mirachel Winata. Saya pindahan dari SMA Golden. Terima kasih," Ucap Rachel tersenyum.
"Widih dari SMA Golden,"
"Cantik,"
"Surga dunia,"
"Komoditas cecan menambah,"
"Kok pindah sih neng?"
Ucapan itu langsung di sahaut oleh Gio, "Kepo banget sih lo jadi orang,"
"Husshh, sudah-sudah. Tenang semuanya jangan ribut. Sekarang Rachel, kamu duduk dengan Gio. Kebetulan hanya satu bangku saja yang kosong jadi mau gak mau kamu harus duduk dengan Gio,"
Rachel mengangguk mendengar itu. Kemudian berjalan menuju bangku dimana Gio duduk.
Gio tersenyum-senyum tidak jelas membuat Rachel yang melihatnya bergidik ngeri.
"Awas kesambet lo,"
"Udah sering ketemu, kelas nya sama, terus sekarang? Duduk juga berdua," Celetuk Gio.
Rachel memutar bola matanya jengah. Dia mengerti siapa yang dimaksud dari ucapan Gio. Itu dirinya.
Rachel memilih duduk dibanding harus meladeni ucapan tidak jelas dari Gio. Dia berusaha fokus ke pelajaran yang di terangkan oleh Bu Fira.
Biasanya di sekolah lamanya dia akan membolos setiap ada pelajaran sejarah yang membuatnya mengantuk. Tapi sekarang berbeda. Dia notebene nya anak baru disini jadi harus memberikan kesan yang baik dulu. Ya mungkin untuk sekarang.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
SERGIO [HIATUS]
Teen Fiction!!!FOLLOW SEBELUM MEMBACANYA. BIAR KALIAN TERUS UPDATE INFO DARI PEMBARUAN CERITA AKU YANG LAINNYA JUGA!!! "Lo tuh ibarat ancaman yang selalu buat gue gak bisa berkutik dengan ritme jantung gue yang dag dig dug lebih cepat dari biasanya, " *** Ini...