Part 17

11.4K 753 19
                                    

Rachel sekarang sudah bebas dari hukumannya. Dan sekarang pun dia sudah berada di kelas.

"Kenapa telat?" Tanya Gio yang berada disampingnya.

"Bangun kesiangan gue," Jawab Rachel sembari menyelusup kan kepalanya di lipatan tangan.

"Lagi ada masalah?" Tanya kembali Gio.

Rachel menggelengkan kepalanya. Dirinya tidak mungkin bicara apa masalahnya kepada Gio. Dia tidak mau Gio mencampuri urusan pribadinya. Dia adalah orang yang anti dengan orang yang ikut campur.

Masalah jika dipendam sendiri itu memang berat. Namun jika kita berbagi dengan sesama pasti kita akan merasa lebih ringan. Tetapi, Rachel tidak mau berbagi. Rachel akan coba menyelesaikan nya dengan sendiri. Karena itu adalah masalah nya bukan masalah bersama.

Bukannya Rachel tidak mau dibantu. Dia ingin dibantu. Tapi keadaan lah yang tidak memungkinkannya untuk dia meminta bantuan kepada orang lain.

Gio menghela napas lelah. Tangan nya ia angkat dan ditaruh di atas kepala Rachel. Mengelusnya dengan lembut. Rachel tersentak namun tetap membiarkannya. Entah mengapa hati nya terasa tenang dan nyaman di perlakukan seperti ini oleh Gio. Gio sang ketua geng Alastor yang kata orang sangar, namun asli nya dia adalah orang yang lembut jika sudah dikelilingin oleh orang-orang yang ia sayangi.

"Kalo lo ada masalah, lo bisa cerita ma gue. Gue siap kok denger curhatan lo. Gue emang bukan cowok baik mungkin menurut orang-orang tapi gue gak akan biarin orang yang gue sayang dalam masalah yang besar," Ucap Gio tanpa sadar.

Rachel dapat merasakan jantung nya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Entah mengapa dirinya dapat merasa bahwa dia adalah salah satu dari orang yang disayangi oleh Gio. Namun apakah benar?

Gio terus saja mengelus rambut Rachel dengan lembut dan penuh sayang. Ia hanya ingin Rachel tau bahwa dirinya sangat menyayangi gadis itu. Bahkan dirinya sudah jatuh hari kepada seorang Mirachel Winata.

Perasaan ini memang datang dengan tiba-tiba. Jika dirinya sudah di dekat Rachel, jangtungnya terasa berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Entah mengapa dia tidak tahu.

Jam istirahat berbunyi. Gio menghentikan elusannya. Menoleh kearah penjuru kelas. Penghuni kelas ini sudah keluar kelas untuk ke kantin.

Gio menoleh kearah Rachel yang masih setia menyelusup kan kepalanya di lipatan tangan nya.

"Chel, ayo bangun ke kantin," ajak Gio kepada Rachel.

Rachel mengangguk dan berdiri dari duduknya.

"Ayo," Jawab Rachel cepat sembari berjalan keluar kelas meninggalkan Gio yang masih setia duduk.

Gio menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah kekanakan Rachel. Rachel itu bagai bunglon yang dapat berubah-ubah sifatnya. Gio beranjak dari duduknya untuk menyusul Rachel keluar kelas.

***

Suasana kantin saat ini begitu ramai. Entah apa yang terjadi, tapi Gio tidak peduli. Dia memakan makanannya dengan nikmat dan ditemani oleh Rachel yang duduk di depannya.

"Biasanya gak rame gini deh kantin," Ucap Tama yang dari memesan makanan.

Ari dan Bimo serta Rio mengangguk membenarkan. Bagaimana tidak? Penghuni kantin biasanya akan para cowok yang banyak dan sekarang? Malah para cewek yang banyak. Mana teriak-teriak segala lagi. Bikin kepala Rachel rasanya ingin pecah.

"Katanya sih denger-denger ada anak baru yang pindahan dari Prancis. Tapi gue belum tau namanya sapa," ujar Ari sembari memakan mie ayamnya.

"Emang dikelas berapa?" Tanya Rio penasaran.

"Mana gue tau. Orang namanya aja kagak tau gue apalagi kelasnya. Bahkan orang nya aja gue belum liat," Jawab Ari santai.

Tama, Rio, dan Bimo ber'oh'ria bersama.

Tiba-tiba kantin yang tadi nya berisik menjadi hening saat satu cowok berpenampilan urakan datang ke kantin dan menuju meja dimana Rachel duduk. Entah apa yang ingin di lakukan orang itu.

Penghuni kantin yang pasalnya cewek semua, mereka ada yang berteriak kegirangan, ada yang mulutnya menganga lebar, dan ada juga yang mata nya melebar seakan ingin jatuh.

"Hai," Sapa orang itu kepada Rachel.

Rachel yang sedang asik makan terganggu dengan sapaan itu dan langsung saja ia mendongakkan kepadanya guna melihat siapa yang menyapanya.

Gio serta yang lainnya hanya diam saja. Apa lagi Gio, tubuhnya terasa sangat kaku, ritme jantungnya berdetak kuat, serta pikiran buruk yang sudah menyerbu otaknya. Sedangkan yang lainnya hanya menegang saja.

"Mau apa lo hah!?" Tanya Rachel ngegas. Dia tidak suka bila acara makannya di ganggu oleh orang.

Tubuh orang itu tersentak mendengar nada bicara Rachel.

"Gue mau makan lah. Bareng lo tapi," ucap orang itu di barengi dengan senyuman lebarnya.

Rachel memutar bola matanya malas. "Siapa sih lo hah!?"

"Kan tadi udah kenalan gimana sih ah. Oke-oke gue perkenalkan lagi nama gue. Maklum sih orang ganteng kan pingin banyak yang tau namanya," Ujar orang itu yang membuat tubuh Rachel bergidik ngeri. Menggelikan.

"Nama gue Luis Sanggara. Murid baru yang ganteng pindahan dari Prancis," ujar Luis dengan penuh percaya diri.

Rachel lagi dan lagi memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan itu. Kemudian bangkit dari duduk nya.

"Yo, gue balik kelas dulu. Bayarin makanan gue ya?" Ujar Rachel sembari berlalu pergi dari hadapan Luis.

Meninggalkan Gio dan teman-temannya Gio bersama Luis dengan suasana yang mencengkam. Entah apa yang terjadi diantara mereka semua.

***

Hola guys up lagi aku...

Hehe lama ya? Lama gak sih aku gak up?

Pendek atau panjang atau sedeng untuk part ini?

Komen ya kalian aku tunggu di bawah!!

Alhamdulillah guys aku diterima di SMA yang aku tuju....

Aku janji kan buat double up...

Tapi besok ya guys..

Vote dan komen kalian d sangat mendukung cerita ini.

Next or break?????

Bye-bye readers✋🏻✋🏻✋🏻

SERGIO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang