Part 11

15.1K 892 7
                                    

Rachel saat ini sedang berjalan melewati koridor menuju kelasnya. Ia sebenarnya malas sekolah pagi ini. Tapi mau bagaimana lagi, kalau ia berbuat ulah pasti Papa nya akan turun tangan. Saat ini ia sedang malas berdebat dengan Papa nya itu.

Rachel mengernyitkan dahi ketika melihat pintu kelasnya tertutup. Kemudian Rachel melihat kearah jam tangan nya, masih jam tujuh kurang lima belas menit, kenapa udah tutup? Biasanya koar-koar mulut cewek-cewek, tapi kok ini gak? Bodo amat lah.

Rachel mengedikkan bahu nya lalu tangan nya membuka pintu kelasnya. Bersamaan dengan pintu yang terbuka, sebuah cairan berwarna putih tumpah di atas kepalanya. Rachel memejamkan matanya ketika cairan itu mengenai wajahnya.

Suara tawa terdengar dari tiga orang perempuan berpakaian kurang bahan. Siapa lagi kalau bukan Tiara and the geng.

"Hahaha mampus lo. Berani-beraninya lo sama gue, ini akibatnya," Ucap Tiara sembari tertawa kencang. Teman kelasnya hanya menatap prihatin pada Rachel. Sedangkan Rachel, dia menggeram kesal. Rambut panjangnya yang ia gerai jadi kotor gara-gara ulah nenek lampir itu.

Rachel menatap Tiara tajam seolah ingin membunuh. Sedari kemarin ia masih bertindak wajar dengan kelakuan jelmaan nenek lampir itu. Dia menahan diri untuk tidak menyerang Tiara dari kemarin. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk dirinya membalas perlakuan Tiara. Namun ia lagi-lagi teringat ancaman Papanya itu. Ia hanya bisa diam saat ini.

"Kenapa? Mau marah?" Ujar Gita mengejek. Gita tersenyum puas melihat penampilan Rachel saat ini. "Makanya kalo jadi orang gak usah nge-sok. Jadi gini kan," Tambah Gita sinis.

"Ho'oh jadi orang nge-sok sih," Timpal Dania sembari tersenyum miring.

Rachel menghembuskan nafas berat guna merendam amarahnya yang sedikit lagi akan meledak.

"Lo pada gak ada capek-capeknya ya ganggu gue. Selalu aja buat gue marah," Ujar Rachel sembari menatap Tiara and the geng tajam menggunus.

Tiara and the geng bergidik kala melihat tatapan mata Rachel yang seolah-olah akan membunuh mereka bertiga. Sedang teman-teman sekelas Rachel hanya menunggu apa yang akan terjadi nantinya.

Gio yang berhubung baru berangkat, bingung melihat sekelilingnya. Ia dapat melihat Rachel yang berdiri di pintu kelasnya dengan keadaan kotor, lalu ia mendapati Tiara and the geng yang terlihat tertawa kala melihat keadaan Rachel seperti itu. Gio tau sekarang, pasti Tiara and the geng sedang mengerjai Rachel. Mungkin karena masalah kemarin, pikir Gio.

Gio mendekat kearah kerumunan itu. Seketika tawa Tiara and the geng berhenti. Tiara dan lainnya menegang kala melihat tatapan tajam nan menyeramkan dari Gio. Rachel yang melihat itu pun mengernyitkan dahinya lalu tatapan nya beralih kearah seseorang yang baru masuk ke kelasnya itu. Ternyata Gio, batin Rachel mengerti.

Tiara menormalkan wajahnya lalu menatap Gio berbinar-binar. Tiara berjalan kearah Gio kemudian bergelayut manja di lengan Gio. Sepontan Gio menghempaskan tangan Tiara kuat yang membuat Tiara jatuh kelantai yang kotor.

"Ihh sayang Gio kenapa hempasnya kuat-kuat sih. Kan bisa dengan lembut gitu," Ucap Tiara manja sembari mengerucutkan bibirnya kesal yang membuat Gio dan lainnya jijik termasuk Rachel.

"Lo apain Rachel? Kenapa badan Rachel kotor semua?" Ucap Gio tajam pada Tiara.

Tiara yang baru berdiri dari jatuhnya menatap Gio kesal.

"Kenapa sih kamu selalu belain dia ketimbang aku,"

"Sekali lagi gue tanya lo ngapain Rachel?" Dada Gio naik-turun menahan amarahnya.

"Aku cuma ngasih pelajaran ke dia. Kamu tau gak sih kemaren dia itu jatohin aku sama temen-temen aku di toilet. Jadi aku bales dia sekarang,"

"Lo keterlaluan tau gak? Rachel cuma jatohin lo di toilet tapi lo bales nya sampai segini nya. Gue gak habis pikir sama lo,"

Setelah mengucapkan itu Gio menarik tangan Rachel keluar dari kelas. Rachel yang sedari hanya diam pun pasrah kala tangannya ditarik oleh Gio. Sedangkan Tiara yang melihat kepergian Gio dan Rachel mendengus sebal sembari menghentak-hentakkan kakinya kelantai lalu pergi begitu saja dari kelas Rachel. Teman-teman Rachel menyoraki kepergian Tiara and the geng kuat.

***

"Lo gak papa?" Tanya Gio saat Rachel keluar dari toilet dalam keadaan bersih. Walau rambut Rachel masih basah karena terkena cairan tadi. Gio sangat khawatir dengan keadaan Rachel, untung ia punya baju simpanan di loker jadi Gio bisa meminjamkannya kepada Rachel.

"Gak papa kok. Oh ya, btw thanks ya seragamnya. Ya walau agak kegedean sama gue tapi nope," Ujar Rachel sembari tersenyum tipis.

"Gak papa kali. Untung rok Lo gak basah, kalo basah kan gak ada yang minjemin," Gio terkekeh geli.

"Ya udah yuk, masuk kelas," Sambutan Gio mengajak Rachel.

Rachel mengangguk kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas mereka.

Rachel meruntuki nasibnya hari ini. Sudah ditinggal Papanya empat bulan, diancam Papanya, dan tadi? Disiram cat sama jelmaan nenek lampir. Lengkap sudah penderitaannya.

Selama empat bulan ke depan Rachel harus menahan dirinya untuk tidak meledak saat menghadapi Tiara and the geng nya. Dan selama empat bulan juga dirinya harus diawasi oleh bodyguard Papanya seperti narapidana.

Rachel pusing sendiri jadinya karena memikirkan itu. Berkali-kali Rachel menghembuskan napas lelah nya saat guru sedang mengajarkan materinya. Dan memikirkan itu pula Rachel tidak bisa fokus belajar. Gara-gara Papanya ini.

Gio yang sedari tadi memperhatikan Rachel hanya diam saja. Ia tahu bahwa Rachel sedang banyak masalah. Ketara dari raut wajahnya. MASAM.

***

Semilir angin menerbangkan anak rambut Rachel yang saat ini sedang duduk di rooftop sekolah melihat pemandangan kota Jakarta dari atas sini.

Tadi pada waktu istirahat tiba, Gio mengajak Rachel kesini guna menghibur suasana hati gadis yang ia cintai.

"Suasananya enak gak?" Tanya Gio sembari kepalanya mendongak ke arah langit biru cerah yang bersih dari awan.

Rachel mengangguk, "Iya, enak. Bikin hati adem gitu,"

Gio tersenyum manis mendengar itu. Artinya ia berhasil membuat suasana hati Rachel kembali seperti semula.

Rachel saat ini merasa bahwa suasana hati nya sudah kembali seperti semula. Walau belum 100%, tapi tak apalah.

Rachel menoleh ke arah Gio yang sedang asik melihat indah nya lagi Jakarta pada siang hari. Ternyata Gio mempunyai selera yang bagus juga. Rachel harus berterima kasih pada Gio.

"Makasih ya," Ucap Rachel.

Gio menoleh ke arah samping dan menatap Rachel intens yang membuat Rachel sedikit salah tingkah. Ingat hanya sedikit.

"Untuk?"

"Ya lo udah buat suasana hati gue balik lagi seperti semula,"

Gio mengangguk lalu kembali menatap ke atas.

"Gak usah berterimakasih. Gue udah tau kali kalo lo lagi dalam mood yang gak baik. Kentara dari muka lo," Ucap Gio terkekeh.

"Emang muka gue kayak mana?"

"Ya gitu asem diliatnya,"

Gio tertawa setelah mengucapkan itu. Rachel yang diledek seperti itu mendengus sebal namun dalam hati ia juga tersenyum. Hari ini Gio berhasil membuat nya senang dan berhasil mengembalikan suasana hati nya.

***

Hai
Gak kerasa ya? Kalo sebentar lagi kita mau lebaran.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya.

Netx?

20 aku insyaallah lanjut.

Lanjut gak nih?

Follow Ig: rskpela

SERGIO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang