Part 33

1.4K 51 11
                                    

"Anjing capek banget gue," ujar Ari sembari menegak minuman yang tadi ia sudah pesan.

Mereka berempat kini sedang berada di kantin setelah bebas dari jeratan hukuman yang telat guru BK berikan kepada mereka.

"Lo kira Lo doang yang capek? Kita juga capek woy," ucap Rio dengan muka masamnya.

"Mana aus bener gue dari tadi," kata Bimo.

"Yeee Lo kira kita gak??!!" Ucap serentak Ari, Rio, dan Tama.

"Udahlah woy ngeluhnya. Yang penting nih kita dah bebas nih dari guru BK. Gila aja emang gak ngotak ya ngehukum sampe jam istirahat," ujar Tama sembari mengibas-ngibaskan tangannya sebagai kipas.

Rio memutar bola matanya malas. Emang yang penyebab mereka dihukum itu siapa kalo bukan dia. Yang gak ngotak itu si Tama. Emang gak nyadar diri.

"Tam, sd itu penting. Gak boleh lupa," ujar Rio pada Tama.

Tama mengernyitkan dahi nya. SD? Apaan tuh? Sekolah dasar?

"SD apaan?" tanya Tama dengan muka polosnya yang minta di tabok.

"SADAR DIRI!!!" sentak mereka bertiga kepada Tama.

Tama mengerjabkan mata nya. Telinga nya berdengung. Dan karna ucapan mereka bertiga pun kini meja mereka menjadi pusat perhatian.

"Lo bertiga nelen toa atau gimana sih? Pengeng nih telinga gue," ucap Tama dengan waja bersungutnya.

"Ya Lo gak yang ngeselin. Udah tau ini semua karna Lo malah nyalahin orang lain. Yang gak ngotak disini tuh lo, minta di lempar ke Atlantik ya Lo," Sungut Ari pada Tama.

"Yee iya maap-maap, gue salah," ucap Tama meminta maaf.

"Emang Lo yang salah," sarkas Bimo.

Tama yang mendengar itu pun makin keruh. Dan memakan makanan nya yang sudah ia pesan dengan raut wajah yang seperti itu. Begitu pun dengan yang lainnya. Mereka memakan makanan mereka.

Ya begitu lah mereka. Sukanya berantem dan Tama yang jadi tumbalnya. Walaupun begitu percaya lah bahwa mereka itu mempunyai solidaritas yang tinggi.

****

Di kantor tepatnya di ruang kerja. Chandra sedang memeriksa dokumen berkas-berkas.

Tok tok

Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Chandra mendongakkan kepalanya nya.

"Masuk," ujarnya.

Dan terbukalah pintu yang diketuk tadi. Bara sekretaris Chandra. Bara masuk dan berdiri didepan bosnya dengan kepala menunduk.

"Lapor tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda," ujar Bara menyampaikan laporannya.

Chandra mengernyitkan dahi nya, "Siapa?" Tanya nya.

"Seorang perempuan tuan, dia tidak mengatakan siapa namanya. Namun beliau sepertinya adalah orang yang penting tuan. Beliau datang dengan membawa beberapa bodyguard," ucap Bara kepada Chandra.

Chandra menghela napas. Seperti nya dirinya tau siapa orang itu.

" Suruh dia masuk. Dan ingat tanpa membawa bodyguard nya itu," ujar Chandra memberi perintah.

Bara pun mengangguk dan lekas keluar dari ruangan bosnya. Dan menuju ruang tunggu untuk menemui perempuan yang ia maksud tadi.

Membuka pintu ruang tunggu dan masuk kedalam.

" Maaf Nyonya, Tuan Chandra menyuruh Anda untuk masuk keruangan beliau. Namun beliau berpesan kepada saya, hanya anda yang boleh menemuinya tanpa membawa bodyguard anda," ucap Bara menyampaikan pesan dari tuannya kepada wanita didepannya ini.

SERGIO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang