Assalamu'alaikum....
Haiii semua👋
Ketemu lagi hehehe.... Dah lama... Bangeetttttt.
Mungkin dah pada lupa ya kalian ma jalan cerita SERGIO ini? Hahaha aku juga dah lupa.
Tapi tenang aja ya, aku lanjutin kok cerita ini. Tapi jan lupa buat banyak vote and follow akun wp aku. Dan jangan lupa spam komen, okeyyy????Setuju????
MARI KITA MULAI BERCERITA......
ENJOY GUYS 😁😁****
Mobil yang di bawa Ardan sampai di halaman rumah Rachel. Mereka turun berbarengan. Banyak bodyguard Papa nya Rachel di depan pintu.Mau pada demo pa ya? Batin Ardan.
Ardan dan Rachel melangkah masuk bersamaan. Sampai di ruang tamu, mereka sudah di suguhkan oleh Candra yang sedang duduk di sigle sofa.
Mereka berdua mengernyitkan dahinya bersama an, saat melihat pemandangan itu.
"Duduk," Perintah Candra.
Rachel dan Ardan pun menurut.
"Ada apa Pa?" Tanya Rachel to the point.
Candra tersenyum mendengar itu. Bukan senyum biasanya, namun senyum ini membuat semua orang bingung. Pun Rachel dan Ardan.
"Kau senang bukan? Bertemu dengan ibu mu tercinta?" Tanya Candra.
Rachel tertegun. Bagaimana Papanya bisa tau? Mata-mata? Ah, mungkin hal ini yang membuat Papanya pulang ke rumah.
"Papa tidak senang? Mama kembali, setelah sekian lama, Rachel menanti kehadiran Mama Pa. Sekian lama Rachel berharap akan Mama yang mungkin akan datang setelah kecelakaan itu. Rachel capek Pa, harus Papa tuntut sebagai Ela. Rachel capek. Gak ada tempat buat Rachel ngerasa nyaman disini. Dan tempat nyaman itu datang sekarang, Mama tempat nyaman aku. Setelah sekian lama Rachel hidup sama Papa, Rachel jujur Rachel gak pernah bahagia. Rachel capek hidup sama Papa. Papa gak pernah ngertiin Rachel. Apa-apa hukum Rachel. Bahkan Rachel gak tau kesalahan Rachel apa sampai Papa hukum Rachel. Rachel capek harus jadi wonder momen," Jelas Rachel panjang lebar. Air matanya mengalir. Dan hal itu membuat semua orang termasuk Chandra dan Ardan tertegun.
Candra, dia tertegun dengan ucapan putrinya ini. Pertama kali dirinya melihat Rachel menangis di depan matanya. Sebelum nya, saat ia menghukum Rachel, Rachel tidak pernah menangis. Hanya meringis.
Candra berdiri dan pergi tanpa mengucapkan apapun. Kalimat yang sempat ia ingin ucapkan, tidak tersampaikan. Entah mengapa dirinya merasa bersalah. Ada setitik rasa tidak enak yang mengganjal hati nya saat mendengar kalimat yang baru saja putrinya ucapkan.
Rachel dan Ardan hanya diam melihat kepergian Candra. Yang pergi tanpa mengucapkan apapun.
Ardan mengusap-usap punggung sahabatnya ini. Dirinya memang sempat tertegun atas kalimat yang diucapkan oleh Rachel tadi. Namun, dirinya mengerti bahwa Rachel tidak sekuat teng baja. Rachel adalah wanita yang rapuh.
Semua orang begitu bukan? Berpura-pura lah bahwa kita kuat, hanya agar tidak di pandang lemah. Namun, kenyataannya tidak begitu. Semua orang mempunyai titik terendah masing-masing. Titik dimana kita down, titik dimana kita harus mengingat yang lalu.
****
Hollla guy's.......
Jan lupa vote and coment ya. Ditunggu spam nya. Hehe😁
Bye-bye readers tercinta 👋Muachhh😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SERGIO [HIATUS]
Fiksi Remaja!!!FOLLOW SEBELUM MEMBACANYA. BIAR KALIAN TERUS UPDATE INFO DARI PEMBARUAN CERITA AKU YANG LAINNYA JUGA!!! "Lo tuh ibarat ancaman yang selalu buat gue gak bisa berkutik dengan ritme jantung gue yang dag dig dug lebih cepat dari biasanya, " *** Ini...