Bag. 27▪Nauru Menyambut

462 78 13
                                    

Brigjen Pol Yaksa berangkat dari Indonesia ke Nauru bersama Lawrence, Irjen Pol Nevara, AKBP Tristan, Rano, dan empat anggota polisi lainnya.  Kombes Pol Kevin, Iptu Grana, dan yang lain akan mengontrol kondisi LPL dan terus mencari keberadaan Fenos dan Cleve. Brigjen Pol Yaksa bersama rekan-rekannya akan memantau lokasi yang dikirimkan Steright dan memeriksa keadaan di sana. Apabila membutuhkan rekan lebih banyak, Kombes Pol Kevin siap membawa pasukan. Selama berada di dalam pesawat kepolisian, mereka terus membicarakan kasus panjang ini setelah Lawrence mengatakan cara mematikan tiga robot Steright.

"Nak, kita buat mereka salah berpikir tentang kita. Jangan buat kematian ibumu menjadi sia-sia. Walau Sterta berhasil mengendalikan otaknya dengan obat untuk bunuh diri, tekad kita untuk menuntaskan kasus ini tidak akan berakhir kan."

Lawrence mengangguk. "Benar, Ayah. Ibuku sudah tiada, tetapi tidak seharusnya semangatku padam."

"Brigjen, mengenai identitas OVe, OVE, dan Ove, bagaimana menurutmu?" tanya Rano.

Brigjen Pol Yaksa menghela pelan, "Aku hanya tidak menyangka bagaimana bisa OVe merupakan Laysa Swaley, anak dari Sultan Fenos dan Seri Swaley menurut rambut yang ditemukan Iptu Grana waktu itu."

"Ya, sedangkan OVE adalah Nuna Liene Arkerley, ibu Sterta Arkerley. Dan, Ove yang paling mengejutkan," sahut Irjen Pol Nevara.

"Ya, Sila Mahmani," balas Rano.

Lawrence mengangguk. "Nenekku."

"Aku sama sekali tak percaya keluargaku bisa terlibat dalam proyeknya. Kupikir jasad ibuku benar-benar tak ditemukan ketika kapal yang dinaikinya tenggelam waktu itu," jelas Brigjen Pol Yaksa.

"Kalau tentang bangunan Velduptos Ons itu bagaimana?" tanya Lawrence.

"Velduptos Ons adalah nama sebuah proyek yang didirikan Sultan Fenos. Kalimat itu ia ambil dari nama panjang OVe, yaitu Oppotaines Velduptos, OVE, Oppotaines Velduptosans yang membunuh Irzan Lorta, dan Ove sebagai Oppotaines VeldupOns. Mereka bertiga tidak pernah memanggil dengan sebutan ove satu sama lain, melainkan OVe dipanggil Oviay, OVE dipanggil Ovae, dan Ove dipanggil Oviye. Mereka sama-sama disuntikan cairan kimia yang sejenis, namun dengan orang yang hidup dalam suhu dingin, suhu panas, dan tidak jelas untuk Oppotaines VeldupOns."

"Ya, mereka juga tak memiliki tulang. Mereka memiliki penglihatan di kepala. Bola mata dalam matanya tak berfungsi. Itu bola mata mayat lain. Ia tak memiliki semua organ layaknya manusia. Sepertinya mereka tidak makan karena mereka tidak memiliki lambung. Diketahui setelah jasad OVe yang ditinggalkan di mesin besar itu diautopsi," lanjut Rano.

"Bangunan di tengah hutan pinus mati yang kini subur sudah dihancurkan. Banyak terdapat daging manusia dalam bangunannya. Teman-teman kita yang mati, sudah dipastikan dibunuh oleh OVE dan Ove karena terdapat lubang peluru dan anak panah," sambung Irjen Pol Nevara dengan sedikit sesak akibat rekan-rekannya yang tewas secara masal.

Lawrence mengolah semua penjelasan itu dalam otaknya. "Kalau begitu, bisa saja saat ini Sultan Fenos, Cleve Urtana, OVE, Ove, dan Puer Deus sedang bersama menyusun siasat. Bukankah mereka secara bersamaan tak terlihat?"

"Yang jelas, pasti mereka akan ke Nauru untuk mengejar Sterta karena cucu mereka, Felisa dan Siera sudah dibawa oleh anak itu."

"Ya, laporan tadi siang cukup mengagetkan. Siera diculik dari panti," timpal Lawrence.

•••••••

Brigjen Pol Yaksa bersama rekan-rekannya telah sampai di Bandara Nauru. Kepolisian Nauru akan menjemput mereka dan berangkat menuju markas kepolisian. Mereka bekerja sama untuk menangkap Sterta Arkerley beserta pengikutnya.

Guru AnomaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang