Winata pun yang baru saja sampai dimejanya langsung disambut dengan telfon kabelnya yang berdering. Ia pun mengangkatnya.
"Halo?" Kata Winata.
"Kamu ke ruangan saya."
Suara itu tentu bisa langsung bisa Winata tebak. Suara Adhika yang super menyebalkan. Belum sempat ia ingin menjawab telfon langsung diputuskan sepihak. Tentu hal itu membuat Winata tersinggung.
"Sialan! Anjir banget sih nih orang! Dasar arogan!" Kata Winata sambil berteriak-teriak didepan telfon kabelnya tersebut.
Ia pun segera menuju lantai dua puluh satu untuk menemui bosnya yang super menyebalkan itu. Kalau boleh ia lakukan ia bisa saja melempar granat ke ruangan pria menyebalkan itu, sayangnya ia masih butuh pekerjaan ini.
"Loh, lo ngapain kesini, Nat?" Tanya Erlina terlihat begitu terkejut melihat kedatangannya.
Winata ikut bingung melihat reaksi temannya itu. "Loh, emang lo gak tau gue dipanggil atasan king kong lo itu?" Tanya Winata dengan nada sebal.
Erlina menggelengkan kepalanya. "Enggak, dia gak bilang ke gue." Jawab Erlina.
Tanpa membalas ia pun mengetuk pintu ruangan Adhika.
"Masuk." Kata Adhika dari dalam.
Winata pun langsung masuk begitu saja dengan kepalan tangannya, ini membuat Erlina berdoa semoga sahabatnya dan atasannya tidak menciptakan perang dunia ketiga.
Adhika melihat Winata masuk keruangan dengan tatapan menyipit, perempuan itu tentu tidak menyukainya, begitu pula dirinya.
"Silahkan duduk." Ujar Adhika kepada Winata mempersiapkan Winata untuk duduk. Winata pun duduk tanpa berkata apapun.
Adhika mengambil napas sejenak dan memulai percakapannya dengan Winata. "Saya salah menilai kamu." Kata Adhika membuat Winata mengerutkan dahi. "Pihak sponsor menyukai... Gambar kamu." Tambah Adhika terasa berat.
Seketika senyuman sumringah tercipta di bibir Winata. "Oh... I told you, sir." Gumam Winata kecil, namun Adhika sendiri bisa mendengarnya.
Adhika tau perempuan ini akan sangat percaya diri. "Dan pihak Clarke De Parfum yang tadi kamu temui, beliau ingin kamu menjadi fotografernya untuk parfum keluaran baru mereka di musim panas." Tutur Adhika yang jujur saja sangat keberatan menyampaikan hal ini pada Winata. Ia kalah.
Winata seketika tertawa kencang. "I told you... Sir. You lose." Balas Winata sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada dengan alis kanannya yang naik.
Adhika langsung menatap tidak suka. "Kamu-"
"Akui aja pak, saya memang punya selera yang tinggi, kan?" Tutur Winata langsung memotong perkataan Adhika.
Adhika nyaris kehabisan kata-kata. "Jangan kegeeran kamu, tetep aja diproyek yang selanjutnya bersama Clarke De Perfume kamu harus berhasil. Kalau enggak kamu tau sendiri akibatnya." Tutur Adhika memberikan ancaman.
Winata dengan penuh percaya diri menyanggupi. "Boleh, siapa takut? Kalau saya yang menang, bapak harus bayar saya dua kali lipat." Kata Winata sambil menarik sudut bibirnya. "Berarti saya tinggal tunggu transferan dari hasil sponsor kemarin. Saya tinggalin nomor rekening saya di Erlina." Tambah Winata dengan begitu percaya diri.
Adhika menatap Winata tanda perang, tatapan ketidaksukaan dirinya pada Winata benar-benar tak terduga. Begitu pula Winata, kini ia menang.
"Kita lihat saja nanti." Ujar Adhika.
"Kalau begitu saya permisi ya pak." Kata Winata tanpa memperdulikan perkataan Adhika, berlalu meninggalkan ruangan Adhika.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta - #KutukanSeries1
Romance#Kutukanseries : Kutukan Cinta #1 ❤️❤️❤️❤️❤️ Sial seribu sial bagi Winata, cewek 24 tahun yang lagi-lagi diputuskan sepihak dengan kekasih yang entah sudah keberapa. Mau menangis, ia bahkan tidak tau apa yang harus ditangiskan, mungkin tepatnya nasi...