Part 35

74 5 0
                                    

Maaf yaa aku menghilang tanpa kabar selama tiga hari huhuu

Sebagai penebus dosa aku upload 2 chapter yeayy❤️❤️

Untuk satu chapter lagi mungkin aku baru bisa upload jam 1 siang. Soo sabar yaa hehe

Happy reading 💕

***


Siang itu di jam istirahat Adhika keluar dari lift dan berjalan menuju ruangan Renald dengan sangat terburu-buru. Tatapannya begitu tajam dan tangan kanannya yang mengepal. Olivie hendak menyapa atasannya tersebut, namun Adhika dengan begitu saja melewati Olivie tanpa menghiraukan perempuan tersebut. Tanpa mengetuk ruangan dengan papan nama bertuliskan Head of HRD yang menggantung di atas pintu tersebut Adhika langsung membukanya.

Renald yang tengah berdiri di sisi meja kerjanya dengan sebuah dokumen ditangannya pun terkejut saat seseorang dengan begitu saja masuk kedalam ruangannya. Rupanya sang kakak datang dengan wajahnya yang tampak begitu emosi.

"Bro, kena-"

BUK!

Adhika langsung melayangkan satu pukulan langsung ke pipi adiknya tersebut hingga menumbangkan sang adik jatuh ke lantai.

"Bajingan lo ya! Kenapa lo ngebeberin semua obrolan kita ke Laura?" bentak Adhika penuh emosi.

Renald membulatkan matanya saat mendengar perkataan sang kakak.

"Wait, lo salah paham. Gue bahkan udah gak pernah ngubungin dia lagi!"

"Banyak alesan lo!"

Saat Adhika hendak ingin menghajar adiknya lagi Erlina datang dan langsung menahan tubuh Adhika dan Renald, terlihat tangan kiri Adhika yang sudah mencengkraman kerah kemeja Renald dan tangan kanannya yang siap untuk memukul lagi wajah adiknya tersebut, kapan pun ia mau.

"Apa-apaan sih ini!" tegur Erlina yang marah melihat tingkah Adhika yang sudah keterlaluan. Sedangkan Renald dibantu oleh Olivie yang datang untuk berdiri kembali.

"Gue gak nyangka semudah itu lo ngasih informasi ke orang lain!" bentak Adhika dengan tubuhnya yang terus memberontak, namun sekuat tenaga Erlina menahan tubuh Adhika sambil menarik tangan pria itu.

"Gue gak ngelakuin apa-apa, Dhik! Apa maksud lo?" Tanya Renald sambil memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Lo kan yang bilang ke Laura kalau gue jadiin Wintaa sebagai pelarian gue! Iyakan!" tuduh Adhika.

Erlina yang tengah menahan tubuh Adhika langsung menegang saat mendengar secara langsung pernyataan Adhika. Benar rupanya, ternyata Adhika telah menutupi hal ini bahkan bersama adiknya.

"Dhik, dengerin gue dulu. Gue bahkan gak pernah ngubungin Laura dari sejak lo pisah sama dia!"

"Boong lo! Yang tau soal hal ini cuma lo sama gue, Renald!"

Erlina yang mendengarnya lemas, bagaimana bisa dirinya kini mendengar pengakuan langsung dari Adhika. Bahkan Renald yang notabenenya dekat dengannya ikut menutupi hal ini darinya.

Renald menelan ludah dengan susah payah. "Please, Bang. Dengerin gue dulu, sumpah bukan gue."

Adhika langsung memaksakan tubuhnya agar terlepas dari Erlina yang mengekangnya. "Gue gak nyangka ternyata lo sebusuk itu, Renald." Kata Adhika sambil menunjuk tepat kearah wajah Renald.

"Lo gak pantes ada diposisi ini." Adhika pun meninggalkan ruang kerja Renald begitu saja.

Erlina pun panik, ia langsung meminta pertolongan pada Olivie. "Liv, tolong obatin lukanya Pak Renald ya. Saya harus kejar Pak Adhika dulu." Tutur Erlina yang dianggukan oleh Olivie. "Satu lagi, jangan bilang siapa-siapa." Tambah Erlina.

Kutukan Cinta - #KutukanSeries1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang