Halloo semuanya❤️
Yuk bantu support aku sebagai penulis supaya lebih semangat lagi nih nulisnya.Caranya gampang cuma tinggal vote dan comment ajaa, karna itu berharga banget!
Aku gak nyangka cerita ini juga sudah melangkah sampai 4rb pembaca dan ini adalah pencapaian yang sudah luar biasa untukku.
Maka dari itu bantu aku supaya bisa lebih semangat lagi untuk nulis❤️
Karna dengan cara mudah itu kalian juga bisa mengerti bagaimana menghargai penulis sebagai pembaca, dan terimakasih juga sudah mampir menemani Adhika Dan Winata.Happy reading ❤️
•••
"Aku gak mau kalau identitas aku diketahui banyak orang, Adhika."
Percakapan hampir tengah malam itu tampak terdengar cukup serius. Perkataan itu menjadi sebuah keluhan untuk Adhika. Winata tentu menolak jika semua orang di Indonesia mengetahui dirinya menjadi korban penculikan tersebut. Apalagi kasusnya bersangkutan dengan orang yang cukup terkenal di Indonesia.
"Aku minta jangan sampai identitas kita bahkan diketahui publik, aku khawatir sama keluarga aku dan keluarga kamu. Yang terpenting mereka ditangkap, itu aja, sayang." Kata Winata meminta.
Tentu saja kekasihnya tersebut khawatir, bagaimana dengan keluarganya? Bi Eneng, Abah, Kanaya, dan teman-temannya pasti akan terkejut tentang apa yang terjadi.
"Jujur aku sangat ingin semua orang tau kebusukan Laura dan Ibunya. Astaga, bahkan ibunya yang sudah aku panggil mama sejak SMP itu sudah aku anggap seperti ibuku sendiri." Kata Adhika sambil mengusap wajahnya frustasi.
Winata pun mengusap punggung Adhika yang duduk disisi tempat tidurnya.
"Aku baru tau ternyata selama ini obsesi Laura selama ini adalah hartaku, Winata." Tambah pria itu dengan nada suara paraunya. "Dulu perempuan yang kuanggap baik, polos, dan perhatian, ternyata hanya menginginkan hartaku, begitu pula ibunya."
"Jadi... Pelakunya memang mereka? Mereka yang tega menculik aku?" Tanya Winata tak lama dianggukkan pelan oleh Adhika.
"Mas Keano yang ngasih tau kalau memang sebenarnya kamu dalam bahaya, Winata." Kata Adhika pelan. "Dia ke kondoku untuk memberitahukan aku kalau dia memiliki rekaman suara dua perempuan yang berencana akan membuat kamu celaka. Dan aku tau persis siapa mereka." Kata Adhika.
Winata terdiam, tentu ia percaya dengan Adhika. Mengingat kejadian lalu mereka dengan Laura rupanya belum selesai sampai disitu. Bahkan jauh melibatkan orangtuanya.
"Itu kenapa aku pasang GPS di handphone kamu. Bukan karna aku sangat posesif, ya memang aku posesif, aku cuman mau lihat juga apakah perkataan Mas Keano benar atau nggak. Dan sialnya benar kejadian." Tambah Adhika. "Seharusnya kalau aku bisa jaga kamu lebih ketat lagi, kamu gak akan seperti ini."
Winata mengulas senyuman lembut. "Hei, jangan nyalahin diri sendiri. Kalau memang aku disuruhnya harus kayak gini, ya berarti harus. Aku mau pun kamu gak bisa menghindar, sayang."
Adhika setuju, walaupun rasanya sangat menyesakkan.
"Aku menyewa pengacara handal, aku minta dia untuk bekerja semaksimal mungkin, namun meminta agar khalayak tidak mengetahui siapa yang menjadi korban dikasus ini. Ini kasus besar, mungkin hukuman Laura akan ditingkatkan. Itu lebih baik." Tutur Adhika sambil menaupkan jarinya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta - #KutukanSeries1
Romansa#Kutukanseries : Kutukan Cinta #1 ❤️❤️❤️❤️❤️ Sial seribu sial bagi Winata, cewek 24 tahun yang lagi-lagi diputuskan sepihak dengan kekasih yang entah sudah keberapa. Mau menangis, ia bahkan tidak tau apa yang harus ditangiskan, mungkin tepatnya nasi...