Maaf yaa baru upload soalnya entah kenapa Wattpad error 😭😭
Enjoy!
***
Rhino menaikkan kedua alisnya saatnya mendengar pernyataan Winata. Winata yang sadar langsung meralat secepat kilat.
"Eh! Maksudnya sodara saya, Rhino." Ujarnya cepat meralat. Untungnya Rhino hanya mengangguk mengerti.
Winata berkomat-kamit meruntuki kebodohan yang diperbuatnya. "Nanti belok kanan pas langsung ketemu rumah saya, Rhino." Kata Winata mengalihkan obrolan.
Mereka pun sampai di sebuah rumah sederhana. Rhino melihat ke kanan dan kiri, rumah ini berada di kawasan yang cukup sepi. Jujur saja Rhino agak aneh dan khawatir karena Winata bertempat tinggal disini.
"Kamu tinggal sama siapa, Nat?" Tanya Rhino setelah melakukan observasinya.
"Emm.... Sendiri." Jawab Winata.
Rhino mengerutkan dahinya, terkejut mendengar pernyataan tersebut. "Sendiri? Beneran?" Tanya Rhino yang dijawab anggukan oleh Winata.
"Disini sepi, Winata. Kamu harusnya gak tinggal disini." Tutur Rhino dengan kekhawatirannya.
Winata hanya tersenyum tipis. "Ya... Mau bagaimana lagi, orangtua saya yang mewariskan ini buat saya, Rhino. Makanya saya gak pernah pindah." Jawab Winata membuat Rhino mau tak mau hanya bisa mengangguk.
Winata tersenyum penuh makna, ia senang Rhino mengkhawatirkan dirinya. Semakin menjurus pada tipe orang yang Madam Jona maksud.
"Emm... Rhino, saya... Boleh minta nomor hape kamu? Ya... Hitung-hitung kita udah saling kenal, jadi membangun relasi gitu." Tanya Winata agak hati-hati sambil tersenyum.
Rhino mengangguk. "Tentu boleh. Dengan senang hati." Jawabnya.
Rhino pun menyebutkan nomor telfonnya dan Winata pun mencatatnya. Setelahnya, Winata melakukan miss call dan tersambung ke ponsel milik Rhino. Hatinya pun lega dan senang.
"Makasih sekali lagi ya, Rhino. Kamu udah bayarin sampe nganter saya pulang." Ujarnya sambil tersenyum.
"Sama-sama. Kalau kamu butuh bantuan atau apapun, hubungi saya aja. Saya pasti bantu." Katanya.
Winata mengangguk. Setelah itu dirinya pun keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada Rhino yang ada di dalam mobilnya. Perlahan mobil Rhino pun berjalan meninggalkan rumah Winata. Setelah mobil itu tak terlihat lagi Winata pun masuk kedalam rumahnya.
"Kyaaa!!!" Winata langsung berteriak senang setibanya didalam rumah dan pintu telah terkunci.
Ia melompat-lompat kegirangan, nama seorang pria tampan telah ia kantongi dan saatnya melakukan pendekatan tentunya.
"Pendekatan akan dilaksanakan. Gue harus bisa dapetin dia! Yes!"
***
"Wah.... Ini sih bagus banget, Pak. Cocok dengan tema olahraga summer time yang kami maksud."
Adhika terdiam saat mendengar tanggapan langsung dari pihak sponsor. Rupanya rekan kerjanya tersebut menyukai hasil foto dari Winata. Ia bisa kalah.
"Anda yakin? Mungkin ada revisi dan lainnya?" Tanya Adhika mencoba meyakinkan kembali.
"Nggak kok, Pak. Ini bagus sekali, saya yakin atasan saya pun suka dengan hasil foto ini." Kata rekan kerja Adhika tersebut dari pihak sponsor. Hingga rekannya tersebut membaca nama fotografer yang menciptakan foto tersebut. "Winata Anggreina, orang ini yang foto, kan? Kapan-kapan saya mau bertemu dengan dia. Hasil fotonya bagus sekali." Tambah pria itu membuat Adhika cukup terkejut, dirinya bisa kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta - #KutukanSeries1
Romance#Kutukanseries : Kutukan Cinta #1 ❤️❤️❤️❤️❤️ Sial seribu sial bagi Winata, cewek 24 tahun yang lagi-lagi diputuskan sepihak dengan kekasih yang entah sudah keberapa. Mau menangis, ia bahkan tidak tau apa yang harus ditangiskan, mungkin tepatnya nasi...