Part 24

75 5 0
                                    


Yuhuuu maaf updatenya telat
Happy reading 💕

***

"Saya bisa jelasin, pak. Saya tuh gak sakit. Erlina tuh bohong. Saya baik-baik aja." Tutur Winata sambil terduduk tempat tidur king size di sebuah kamar yang cukup luas didominasi warna putih tersebut.

Adhika menghela napas. "Kalau begitu anggap saja ini hari cuti kamu." Tutur Adhika sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Hah? Enak aja! Saya udah masuk setengah hari, masa dianggepnya cuti?" Kata Winata mendumel.

Tak lama Adhika menerima sebuah telfon dari ponselnya yang berdering.

"Tunggu disini. Istirahatlah." Kata Adhika lalu keluar dari kamar tersebut.

Winata berdecak kesal, karna sudah terlanjur ia pun berbaring di tempat tidur yang bahkan empuknya setara dengan awan, walaupun ia sendiri belum pernah menyentuh awan.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dominasi warna putih membuat ruangan ini menjadi seakan lebih luas. Tercium aroma jeruk segar yang mendominasi. Seketika Winata terdiam dan berpikir.

"Apa jangan-jangan... Pak Adhika aslinya itu kayak Mr. Grey? Terus disini tuh kamar cewek-cewek yang jadi budaknya gitu." Kata Winata langsung bergidik ngeri. "Suka yang... Nyiksa gitu, terus suka BDSM! Ihhh!!" Tambahnya ngeri membayangkan imajinasinya tersebut.

Tak lama pintu kamar terbuka sontak membuat Winata terkejut. Diambang pintu ia melihat seorang perempuan dewasa yang mengenaikan setelan jas putih khas dokter dengan tas kerja yang dibawanya.

"Hemm... Siapa lagi ini, Dhika?" Tanya perempuan itu sukses membuat Winata terdiam, dugaannya seakan benar.

Adhika hanya mendesah kesal sambil memutar bola matanya. Tak lama perempuan itu tertawa kecil.

"Sorry dude, i'm just kidding." Kata perempuan itu lalu berjalan menuju Winata yang berbaring.

"Halo, Winata. Perkenalkan saya Batari. Adhika dan keluarganya suka bilang saya sebagai dokter pribadinya. But ya... Who cares." Tutur perempuan yang bernama Batari itu dengan nada bercanda. Winata hanya bisa tersenyum.

"Oke, kita periksa dulu ya." Kata Batari tak lama ia menengok kearah Adhika. "And you... Get out." Suruh Batari pada Adhika.

Adhika melangkah menuju ruang tengah. Sejenak ia duduk dan merenggangkan tubuhnya. Pikirannya kini malah terbayang wajah Laura, ia mengerang, kenapa dirinya masih saja memikirkan perempuan yang berhasil membuat hatinya hancur.

Disisi lain, Batari pun selesai memeriksa Winata.

"So... You are not sick." Kata Batari memberikan hasil pemeriksaannya. "But, you are feeling so stress right now. I think." Tambah Batari.

Winata menghela napas. "Kenapa dokter bisa ngomong kayak gitu?"

"Ya... Rata-rata pasien saya begitu. Mengeluh kepalanya sakit atau pusing, kadang mual. Padahal itu merupakan salah satu reaksi dari perasaan yang dialaminya."

Winata langsung diam.

"Terkadang sakit itu bukan hanya dari penyakit, tapi juga faktor psikis. Tubuh akan secara alami menangkap stimulus melalui panca indra kira, lalu setelahnya diproses, dan dikeluarkan dalam bentuk respon. Responnya bisa berbagai macam, ada mual, sakit kepala dan lainnya. Ya... Kalau di psikologi namanya stimulus respon. Setau saya begitu saat saya belajar." Tutur Batari sambil tersenyum.

Winata seketika berpikir sosok laki-laki itu ternyata berhasil memberikan dampak yang luar biasa untuknya. Winata memang mengeluh pusing kepada Batari, setelah mendengar penuturan dokter cantik ini sepertinya ia memang stress.

Kutukan Cinta - #KutukanSeries1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang