Part 13

81 5 1
                                    

"Jujur gue kali ini gak ngerti maksud lo apa, tapi yang jelas pacaran sama Winata adalah pilihan bagus." Kata Renald sambil mengedipkan mata kananya kearah sang kakak.

"Emang kenapa?" Tanya Adhika sambil meneguk vodkanya.

"Ya soalnya dia cantik. Jadi tepat."

"Anjir. Gue gak ngerti kenapa Mama bisa nyuruh lo jadi head HRD."

Renald terkekeh. "Tapi maksud lo apa sih emangnya sampe minta Winata jadi pacarnya?" Tanya Renald kepo.

Saat adiknya bertanya hal itu dirinya hanya diam.

"Gue tau, ini pasti soal Laura." Tebak adiknya.

"Can you just stop talking?" Kata Adhika malas mendengar perkataan Renald.

Renald langsung menarik sudut bibirnya. "I knew it. Jadi lo mau pake Winata buat bikin cemburu Laura or something else. Tapi yang jelas tujuannya itu, kan?" Kata Renald kembali menebak.

"Just stop guessing." Kata Adhika mulai tidak menyukainya.

"I'm not guessing, but your silence talking so much things!" Balas Renald mempertegas.

Adhika hanya diam. Ia tau, sebetulnya pilihannya untuk menjadinya Winata sebagai kekasihnya adalah pilihan yang salah. Ia terlalu emosi saat itu, ia ingin membuat Laura merasa bersalah, bahkan sangat bersalah.

"Lo masih diri lo. Gue rasa lo bukan orang yang tepat untuk berkomitmen." Kata Renald lagi sambil meneguk vodkanya.

"Kenapa?" Tanya Adhika sambil mengerutkan dahinya.

"Karna lo akan amat sangat sulit melepaskan apa yang udah lo jadiin komitmen. Sialnya, Laura berhasil ambil hal itu dari lo sejak pertama kali lo ketemu dia. Jadi lebih baik pikir ulang soal diri lo mau pake Winata untuk bales dendam ke Laura." Tutur Renald memberitaukan sang kakak.

Adhika mendesah kesal. "Lo gak ngerti." Katanya.

"I'm pretty sure that i really understand what you feel now. Lo lupa, Laura adalah cewek yang udah jadi panutan lo. Lo gak inget, gue udah ada dari lo umur berapa? Setengah kehidupan lo gue yang nyaksiin." Tutur Renald membuat Adhika sangat skakmat.

"Dan satu hal lagi, kepergian Laura saat itu berdasarkan keegoisan kalian berdua. Jadi kalau kalian masih menyesali akan hal tersebut, lebih baik pikir ulang dan balikan." Tambah Renald memberikan saran.

Adhika terlihat semakin emosi dengan perkataan adiknya. "Kenapa sih lo ngomong kayak gitu?" Tutur Adhika kesal.

"Because i know you, i told you again setengah hidup lo gue yang nyaksiin, gue tau luar dalem lo. Dan pilihan untuk membawa Winata diantara keegoisan kalian adalah pilihan yang sangat salah." Tutur Renald kembali memancing emosi Adhika.

Jika saja Laura tak membuatnya seperti ini di masa lalu, ia tak akan melakukan ini.

"Dan lo tau sekarang kenapa Mama jadiin gue head HRD." Kata Renald tersenyum bangga.

"Shut up!"

***

Drama seminggu yang lalu itu membuat Winata malah untuk melihat wajah Adhika. Bagaimana tidak, dirinya sangat merasa tidak enak dengan Kafin. Perasaan itu tentu wajar keluar karena dirinya dan Adhika hanyalah pacaran gadungan, alias bohongan.

Dan hari ini akan menjadi hari tersialnya, pemotretan Clarke De Parfum akan diselenggarakan. Di dalam studio Winata tengah sibuk mempersiapkan kameranya.

Kutukan Cinta - #KutukanSeries1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang