Mereka pun sampai dirumah Winata tepat pukul satu malam. Hari ini yang cukup menyenangkan bagi Winata karena ia bisa mengenal sisi lebih dari sosok Adhika. Sosok yang bagi Winata cukup hangat.
"Terimakasih pak untuk hari ini. Senang bisa mengenal keluarga bapak." Kata Winata sambil tersenyum.
Adhika ikut tersenyum. "Sama-sama. Saya juga berterimakasih karna kamu sudah mau menemani saya di kencan kedua ini." Tutur Adhika.
Winata kembali merasakan pipinya yang memanas, sial... Sisi Adhika ini pula yang berhasil membuatnya membara.
"Kalau gitu saya masuk dulu ya pak. Terimakasih, hati-hati dijalan." Kata Winata yang kikuk.
Adhika terkekeh kecil melihat Winata yang jutek menjadi salah tingkah karnanya. "Sama-sama, terimakasih juga."
Winata pun keluar dari mobil Adhika dan melambaikan tangannya kearah Adhika. Mobil pun perlahan berjalan dan menjauh dari rumah Winata. Buru-buru Winata masuk kedalam rumahnya. Seketika ia berteriak kencang, hatinya meledak, ia seperti orang gila karena kencan keduanya ini.
"Gila emang ya! Gue tuh kenapa sih? Aduh..." Tutur Winata.
Disisi lain, Adhika tampak tersenyum. Winata memang sosok yang berbeda.
***
Myria memandangi jendela yang langsung menghadap kearah pantai. Raut wajahnya tampak bingung dan sedih. Ravindra pun menyadari istrinya tersebut tampak diam sedari tadi.
"Ma, kamu kenapa?" Tanya Ravindra sambil mengelus lembut puncak kepala Myria.
Myria menghela napas dan tak lama menatap kearah suaminya tersebut.
"Aku sepertinya menemukan anak Nina dan Nalendra." Kata Myria tak lama menitihkan air mata.
Ravindra membulatkan matanya. "Serius kamu?" Tanya Ravindra. Myria mengangguk.
"Sama seperti kata Mbak Yuni dan Mas Totok, anak itu memang masih hidup." Kata Myria sesegukan. "Dan sepertinya aku tau siapa dia."
"Siapa?" Tanya suaminya.
"Perempuan yang dibawa oleh Adhika."
***
"Hah? Beneran lo? Jangan boong!?" Seru Erlina yang terkejut karna cerita Winata soal Adhika.
Winata mengangguk antusias. "Iya! Dia ngomong gue calon tunangannya, Lin!"
Erlina histeris ia ikut kegirangan mendengar cerita Winata. "Ihh!! Selamat ya Winata! Kayaknya bener deh emang Pak Adhikong itu orang yang tepat untuk mematahkan kutukan lo! Bisa beneran jodoh kalian!" Seru Erlina senang.
Winata hanya tersenyum, bayangan tentang kemarin membuat dirinya sangat senang. Bahkan hingga sekarang jantungnya masih berdetak kacau setiap kali mengingat kejadian itu, ciuman tanpa hasrat berlebih dari Adhika berhasil membuat tidurnya terganggu.
"Gue gak tau..." Kata Winata yang jadi bingung.
Erlina tertawa. "Ciee... Kayaknya ada yang mulai jatuh cinta nih." Godanya.
Winata pun refleks menepuk bahu Erlina. "Apaan sih!" Namun Winata tak dapat menyembunyikan senyumannya itu.
Keduanya pun selesai makan, segera keduanya meninggalkan restoran. Langkah Winata terhenti sejenak.
"Lin, gue ke toilet dulu deh ya! Kebelet!" Tutur Winata.
Erlina mengangguk. "Gue tunggu di lobby aja ya." Katanya yang dianggukan oleh Winata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta - #KutukanSeries1
Romance#Kutukanseries : Kutukan Cinta #1 ❤️❤️❤️❤️❤️ Sial seribu sial bagi Winata, cewek 24 tahun yang lagi-lagi diputuskan sepihak dengan kekasih yang entah sudah keberapa. Mau menangis, ia bahkan tidak tau apa yang harus ditangiskan, mungkin tepatnya nasi...