Winata pun keluar dengan emosinya yang menggebu-gebu. Sialannya bosnya mengetahui rahasia atas kutukannya tersebut.
"Nat, Nat. Gimana? Lo... Dimarahin ya?" Tanya Erlina dengan berhati-hati.
Winata sontak langsung menengok kearah sahabatnya tersebut dengan tatapan tajam. Membuat Erlina langsung meneguk ludah dengan susah payah.
"Ngomong apa lo sama Pak Adhikong? Kenapa dia bisa tau soal kutukan gue? Heuh!" Tanya Winata dengan amarahnya yang memuncak.
"Pak Adhikong?" Tanya Erlina bingung
"Pak Adhika King Kong!" Jawan Winata kesal.
Erlina langsung menyengir kuda. "Maaf ya, waktu itu gue gak sengaja ceritain soal lo ke Pak Adhika. Soalnya pas banget lo abis diputusin sama pacar lo yang ke sepuluh terus ada dia. Keceplosan cerita deh..." Jelasnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maafin gue ya... Please..." Tambahnya lagi sambil memohon.
Untung saja Erlina sahabatnya, kalau bukan sudah ia tinju sampai ke langit. "Masih untung ya lo sahabat gue! Gue maafin, tapi awas ya kalo lo ulang lagi!" Kata Winata yang masih emosi. Erlina pun tersenyum senang.
"Yeay! Makasih, Nat! Sebagai gantinya, lo gue traktir. Apa aja deh terserah lo pokoknya!" Kata Erlina sambil merangkul Winata.
Winata hanya berdehem mengiyakan dengan tatapan datarnya, masih emosi.
"Tapi... Emang Pak Adhika ngomongin apaan sih? Dia marah sama lo?" Tanya Erlina lagi.
Tangannya kembali mengepal kesal mengingat perkataan tak sopan yang dilontarkan atasannya sendiri. "Dia itu kesel, sirik foto gue bagus tapi dibilang ambigu! Selera gue tuh tinggi ya, gak kampungan! Mana dia nyumpahin gue bakal perawan tua lagi, anjing emang tuh orang!" Tutur Winata yang kesal sampai tak tertahankan.
"Jangan kenceng-kenceng, entar dia denger!" Kata Erlina sambil berbisik.
Winata langsung berdehem lalu tak lama ia meninggikan suaranya. "Biarin aja! Liat aja, pasti foto gue disukain sama sponsor! Selera gue itu tinggi, gak kampungan!" Tuturnya kencang.
Adhika yang tengah mengerjakan beberapa laporan langsung terhenti sejenak saat mendengar suara bising dari Winata yang masih berada di depan pintu ruangannya. Adhika berdecak, ia tertawa kecil dengan tatapan sinisnya. "Masih aja tuh orang." Kata Adhika sambil menggelengkan kepalanya.
"Ssst! Lo tuh ya, berani banget sih lo!" Kata Erlina langsung menepuk bibir Winata.
Winata langsung mengelus-elus bibirnya yang ditepuk Erlina. "Sakit tau! Bodo amat, biar dia tau kalo gue lebih hebat dari yang dia pikirin!" Kata Winata lalu berjalan meninggalkan Erlina begitu saja.
***
"Berani juga tuh anak, i mean gue gak nyangka dia seberani itu sama lo." Kata Renald Wirtama, Head HRD sekaligus adik dari Adhika setelah selesai menyantap makan siangnya bersama kakaknya, Adhika yang tengah mengusap bibirnya dengan serbet.
"Gue juga heran, lo dapet makhluk kayak gitu dimana sih, Nald? Heran banget gue." Tanya Adhika yang masih kesal mengingat perilaku Winata tadi pagi.
Renald tertawa kecil melihat ekspresi sang kakak. "Dapet dari sahabatnya, Si Erlina, sekretaris kesayangan gue itu. Erlina ngasih rekomendasi temennya itu Si Winata buat gantiin Vincent yang berenti." Kata Renald sejenak menjeda pembicaraannya untuk menyalakan rokoknya. "Lagian ya, portofolionya gila bagus abis. Gue sampe nanya ke Bu Wala, beliau sampe rekomendasiin ke lo kan waktu itu. Dan lo bilang portofolionya bagus. Jadi jangan salahin gue, lo aja mengiyakan." Tutur adiknya tersebut sambil menghembuskan asap rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta - #KutukanSeries1
Romance#Kutukanseries : Kutukan Cinta #1 ❤️❤️❤️❤️❤️ Sial seribu sial bagi Winata, cewek 24 tahun yang lagi-lagi diputuskan sepihak dengan kekasih yang entah sudah keberapa. Mau menangis, ia bahkan tidak tau apa yang harus ditangiskan, mungkin tepatnya nasi...