***
Ini kedua kalinya Winata bertemu dengan orangtua Adhika, dan kali ini akan menjadi pertama kalinya Winata berpijak langsung di kediaman keluarga Wirtama.
Mobil BMW milik Adhika pun berhenti di sebuah rumah megah bernuansa minimalis modern, didominasi dengan ornamen kayu, dengan halaman yang sangat luas, dan semakin terlihat mewah dengan lampu-lampu orange yang menghiasi rumah serta perkarangannya yang luas.
Adhika pun membukakan pintu mobil untuk Winata, sambil menjulurkan tangannya Winata pun menggapai tangan Adhika tersebut dan dirinya pun keluar dari mobil. Senyum sumringah serta rasa gugup tak dapat ia sembunyikan. Tak lama Winata pun melingkarkan tangannya di lengan Adhika dan keduanya pun segera memasuki rumah kediaman Wirtama.
"Ehh... Ada yang udah dateng ternyata."
Suara ramah terdengar, tak lama seorang wanita berumur yang masih terlihat begitu cantik dan anggun dengan mini dress warna putihnya menyambut kedatangan Adhika dan Winata. Siapa lagi kalau bukan Myria, ibu dari Adhika, sekaligus sosok yang sangat Winata kagumi. Tak pernah ia bermimpi bisa bertemu bahkan menjadi kekasih dari anak seorang Myria Jannat.
Refleks Adhika mencium tangan sang ibunda, yang diikuti oleh Winata.
"Halo, tante. Terimakasih ya tante sudah mau mengundang Winata makan malam." Tutur Winata terdengar gugup walaupun senyumannya tak luntur dari bibirnya.
Myria tersenyum. "Duhh... Jangan panggil tante. Panggil mama saja. Lagian sudah pasti jadi calonnya Adhika, bukan?"
Penuturan Myria berhasil membuat pipi Winata merona, Adhika hanya terkekeh disampingnya.
"Cantik sekali kamu, Winata. Didandani saja cantik, bagaimana tanpa makeup." Puji Myria sambil sedikit mengelus rambut Winata. "Yuk, gabung. Sudah ada Papa sama Renald."
"Loh, Gwen mana?" Tanya Adhika.
Myria menghela napas. "Kamu kayak gak tau adek kamu aja. Jam segini masih sibuk main sama temen-temennya."
Adhika berdecak. "Ck, nanti Adhika tegur dia. Gak bisa dibiarin lama-lama dia kayak gitu. Kayak gak punya keluarga aja." Ketus Adhika.
"Sstt... Sudah ah. Kalian kan kesini untuk senang-senang sama mama dan papa. Yuk!" Ajak Myria yang tiba-tiba meraih tangan Winata.
Winata yang melihat tersebut langsung salah tingkah, mau tak mau dirinya mengikuti Myria yang memegang tangannya dan mengajaknya berjalan menuju ruang makan. Adhika hanya tersenyum melihatnya dan mengikuti langkah keduanya di belakang.
Sesampainya di ruang makan, Adhika dan Winata langsung mencium tangan Ravindra yang sudah berada di meja makan bersama Renald.
Makan malam pun dimulai, perbincangan mereka terdengar sangat mengasikkan, tak ada rasa sungkan dan malu-malu, melebur begitu saja seakan sudah seperti mengenal lama. Setelah makan malam usai, Winata pun membantu Myria membereskan piring-piring dan gelas yang ada. Winata tanpa ragu ikut membatu mencuci dan membereskan meja makan bersama Myria.
"Aduh... Makasih loh, Winata. Jadi bantu-bantu mama begini." Tutur Myria sambil tersenyum.
Winata mengangguk. "Sama-sama, ma." Kata Winata masih terdengar kaku. "Ya... Udah lama juga Winata tinggal sendiri. Ngurus rumah itu udah bagian dari kebiasaan Winata saja." Tutur Winata setelah selesai membereskan meja makan.
Myria tersenyum. "Kamu hebat sekali, Winata. Sudah cantik, mandiri pula."
"Terimakasih, ma.." kata Winata sambil tersenyum malu-malu. "Mama... Juga gak ada yang bantu memangnya? Seperti ART gitu? Kan rumahnya besar sekali, pasti repot ngurusnya." Tutur Winata bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta - #KutukanSeries1
Romansa#Kutukanseries : Kutukan Cinta #1 ❤️❤️❤️❤️❤️ Sial seribu sial bagi Winata, cewek 24 tahun yang lagi-lagi diputuskan sepihak dengan kekasih yang entah sudah keberapa. Mau menangis, ia bahkan tidak tau apa yang harus ditangiskan, mungkin tepatnya nasi...