Part 14

70 5 0
                                    

Selamat membaca teman-teman semua❤️❤️❤️

***

Adhika dengan cepat mendekati Winata dan Erlina yang tengah berjalan menuju lobby, ia pun meraih tangan lengan Winata.

"Kamu ikut saya." Kata Adhika dengan tegas.

Winata membulatkan matanya. "Hah?"

Seketika para karyawan yang baru saja keluar dari gedung Mode Magazine melihat kearah Winata dan Adhika, ya, hubungan mereka yang telah dideklarasikan oleh Adhika sendiri telah menyebar seluruh penjuru kantor.

"Nggak!" Jawab Winata cepat sambil terus menarik lengannya lagi.

Adhika menghela napas. "Ikut saya atau pertunjukan ini akan semakin membuat kamu malu." Balas Adhika lagi dengan wajah datarnya.

"Jangan paksa saya." Kata Winata lagi sambil menyipitkan matanya.

Jika sudah seperti ini, Adhika harus melakukan cara lain. Dengan cepat Adhika langsung melingkarkan tangannya ke bahu Winata hingga ke leher Winata, lalu langsung memaksa Winata untuk berjalan. Agar tidak terlihat terlalu memaksa Adhika mencium puncak kepala Winata, membuat karyawan lainnya terutama perempuan langsung histeris melihatnya.

"Pak! Lepasin saya!" Teriak Winata.

"Kamu bukan saya culik, Winata!" Kata Adhika sambil pura-pura tersenyum untuk menyapa satpam yang tengah menertibkannya mobil-mobil yang keluar.

Erlina tertegun hendak ingin memanggil kedua orang itu, sayangnya untuk apa, mereka kan pacaran.

"Abang gue mau kemana?"

Renald tiba-tiba hadir disebelah Erlina, sontak Erlina langsung menengok kearah Renald.

"Pak." Sapa Erlina.

Renald langsung tersenyum. "Kalo gitu kamu pulang sama saya aja gimana?" Tawar Renald sambil tersenyum sumringah.

***

Adhika dan Winata pun duduk saling berhadapan di meja restoran Jepang yang cukup mewah. Winata menghela napasnya, benar-benar pemaksaan, ia benar-benar tak mau berurusan dengan Adhika.

"Apa maksud kamu tadi siang?" Tembak Adhika langsung sambil mengerutkan dahinya.

Winata memutar bola matanya. Malas untuk menjelaskan apa yang dia rasakan. "Saya gak suka diantara dua orang yang kayak anak kecil, saling sindir, kayak anak kecil baru putus." Tutur Winata penuh sindiran.

"Kamu-"

Belum sempat Adhika membalas makanan yang mereka pesan pun tiba. Adhika menahan emosinya sejenak, hingga tak lama pelayan pun pergi.

"Kamu itu pacar saya, harusnya kamu ikut." Kata Andhika lagi dengan nada kesalnya.

Winata menghela napas. "Buat apa? Lagian bapak akan sangat menikmati makan siang bersama pacar sungguhan bapak." Balas Winata kesal.

"Saya itu gak makan saat saya sama dia!" Adhika kini mencoba menurunkan egonya dan membalas lebih lembut. "Begini, dia bukan pacar saya, i mean mantan pacar pun bukan. Saya dan Laura tidak ada hubungan apapun." Tutur Adhika menjelaskan.

"So, make it clear. Apa tujuan sebenarnya hubungan antara kita berdua. Apa cuma untuk memuaskan ego bapak?" Tanya Winata meminta konfirmasi.

Sebelum menjawab Adhika menarik napas dan mulai menjawab. "Kita pacaran beneran, gak ada kata bohongan. Anggap saya belajar untuk mengenal kamu lebih jauh dan anggap saya yang akan menjadi pemutus kutukan kamu." Tutur Adhika dengan tatapan seriusnya.

Kutukan Cinta - #KutukanSeries1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang