***
"Mah Ratu janji gak akan lama lama kok" Ratu terus memohon kepada mamahnya itu, agar diperbolehkan keluar malam ini.
Setelah tadi Ratu memutuskan untuk pulang, malam ini juga ia bertekad ingin pergi kerumah Raja.
Walaupun sedari tadi mamahnya terus menatap Ratu tajam agar anaknya itu tidak nekat keluar malam malam begini.
"Ratu kamu kenapa ngeyel banget sih" ketus mamahnya lalu pergi dari ruang keluarga tersebut.
Ratu memandang sendu kepergian mamahnya, Ratu menunduk meratapi nasibnya yang sangat buruk.
Tak lama sosok Reta datang dari arah tangga dengan secangkir cokelat panas ditangannya, Reta duduk di sofa sambil memandang kearah Ratu.
Ratu cuek dengan keberadaan Reta, ia sendiri masih merasa kesal dengan perkataan Reta waktu itu yang menuduh dirinya sembarangan.
Ratu hendak bangkit dari duduk nya namun tangan Reta langsung menghentikkan pergerakan Ratu, "Kak maaf" ujar Reta dengan sendu.
Reta merasa menyesal pernah mengatakan itu pada kakaknya.
Ratu tidak menjawab ucapan Reta. Ratu bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Reta sendirian di ruang keluarga.
Ratu menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Saat melewati kamar Reta, Ratu membuka sedikit pintu kamar Reta dan masuk kedalam.
Ratu melihat keseliling kamar Reta yang masih penuh dengan foto seorang cowok, entah itu sedang bermain basket ataupun sedang tertawa ria bersama temannya, tentu saja cowok itu adalah Yura. Foto yang selalu Reta ambil secara diam diam saat masih smp.
Ratu langsung keluar dari kamar itu saat matanya tak sengaja menatap bingkai kecil yang terpajang di meja belajar Reta. Itu adalah hadiah ulang tahunnya. Kenapa foto itu sampai ada di kamar Reta?
Ratu memilih untuk tidak memusingkan soal itu. Mungkin Reta yang mengambilnya, Pikir Ratu.
Ratu kembali berjalan sampai dia berhenti didepan pintu bertuliskan 'Ini kamar Ratu' Ratu tertawa kecil melihat tulisan tersebut, tulisan yang ia tulis pada jaman sekolah dasar.
Ratu memasuki kamar nya dan tak lupa mengunci pintu. Ratu duduk di balkon kamar sambil tangannya menggengam erat ponselnya.
Sunyi. Itulah yang dirasakan Ratu saat ini. Duduk sendirian di balkon kamar yang gelap, langit yang sudah mengeluarkan taburan bintangnya yang indah.
Ratu menatap ponselnya, tidak ada satu notif pun. Biasanya jika jam segini akan banyak notif dari Lala, mulai dari kecerewetan cewek itu dan curhat curhat Lala tentang cowok pujaanya, Denis.
Dan juga jika Ratu ada masalah dengan Raja, pasti Lala akan menjadi pendengar yang baik untuknya, tapi sekarang bahkan Lala saja sudah tidak mau berbicara dengannya.
Pandangan Ratu kosong, perutnya yang lapar san juga pikirannya yang selalu dipenuhi oleh satu nama, Raja.
Tiba tiba saja satu ide muncul diotaknya, ide gila yang menurut Ratu terlalu nekat.
Tapi itu semua supaya Ratu bisa bertemu dengan Raja, karena sekarang yang ada diotak Ratu hanyalah Raja.
Kabur dari rumah.
Hanya itulah ide yang paling ampuh agar Ratu bisa pergi ke rumah Raja, tanpa harus mendapat omelan dari mamahnya.
Ratu pun segera mengambil uangnya diatas laci, lalu mulai melaksanakkan aksinya.
Ratu melihat kearah bawah dari balkon kamarnya, menurutnya tidak terlalu tinggi untuk Ratu turun lewat balkon kamarnya.
"Raja tunggu Ratu ya" gumam Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja untuk Ratu [COMPLETE]
Teen FictionYang Ratu tau Raja adalah orang yang paling Ratu sayang di dunia ini Dan yang Ratu baru tau adalah Raja orang pertama yang pernah membuat Ratu menangis karena 'cinta' Bukan soal mempertahankan sebuah hubungan tapi ini tentang perihal rasa yang tak p...