Dua orang cewek dengan seragam SMA Alaska kini sedang duduk di halte, menunggu bus yang kemungkinan akan lewat.
"Duh, lama banget sih," gerutu Lala sambil berjalan mondar mandir dengan kepala yang terus melihat kearah jalanan.
Hari yang sudah semakin menjelang malam, namun tidak ada satupun angkutan atau bus yang lewat. "Ratu lo mikir dikit dong, kita mau pulang gimana," seru Lala kesal saat melihat Ratu yang malah duduk dikursi halte dengan pandangan kosong.
Lala menghela nafas lelah, percuma saja ia berbicara pada Ratu. Hanya ada tubuh Ratu disini, tapi entah jiwanya itu pergi kemana.
Lala mengutak ngatik ponselnya, berusaha untuk menghubungi kakanya--Aga supaya menjemputnya.
'Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif'
"Kampret," umpat Lala. Sekarang mau bagaimana lagi ia pulang? Apalagi melihat Ratu yang seolah tak ada semangat hidup.
Lala sedikit mengguncangkan bahu Ratu, "Ratu lo hubungin supir lo dong, disini gak ada angkutan umum" ujar Lala sambil terus menggoyangkan bahu Ratu agar cewek itu tersadar.
Ratu menoleh sekilas kearah Lala, lalu menghela nafas lelah. Ratu mengambil benda berlayar 6 inch tersebut dan disodorkan pada Lala.
Lala pun langsung menerimanya, ia mencari cari kontak seseorang yang sekiranya bisa dihubungi. Namun, matanya langsung menyerenyit bingung.
"Rat, Ratu!" seru Lala tak lupa sambil menggoyang goyangkan bahu Ratu.
Cewek itu--Ratu berdecak malas, Ratu tidak menjawab ia lebih memilih tetap diam sambil menunggu lanjutan dari Lala.
"Ratu please deh, coba lo baca nih ini," ujar Lala sambil menyodorkan ponsel ketangan Ratu.
Ratu menerima ponselnya, dengan malas ia membaca rentetan kalimat dilayar 6 inch itu. Mata Ratu yang awalnya menatap malas, sedetik kemudian di matanya terlihat binar kebahagiaan. Pandangan kosong yang tadi ia layangkan kini hilang, tergantikan dengan raut berseri seri.
"Raja nelpon gua tadi?" tanya Ratu merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Lala mengangguk antusias melihat senyum Ratu yang semakin mengembang. "Oke tunggu sebentar, gua mau telfon balik," ujar Ratu dengan senang.
Dengan gerakan kilat Ratu mengutak ngatik ponselnya, lalu menempelkan benda pipih itu ketelinganya.
Senyum Ratu semakin merekah saat panggilannya dijawab dan terdengarlah suara serak khas Raja yang memanggil namanya.
"Halo ..." ujar Ratu dengan binar kebahagiannya.
Terdengar suara kekehan kecil dari seberang telefon,
'Gausah tegang gitu,'
Sungguh rasanya Ratu ingin pingsan ditempat mendengar suara kekehan Raja yang akhir akhir ini jarang ia dengarkan.
Baru saja Ratu akan kembali membuka suaranya, namun langsung ia urungkan saat mendengar suara Raja memotongnya.
'Lo udah pulang?' tanya Raja dari arah seberang telefon.
Ratu refleks menoleh kearah sekitar yang sudah sepi dan hari yang mulai gelap. "Belum," jawab Ratu dengan lirih.
'Kenapa?' tanya Raja lagi dengan nada penuh kekhawatiran.
Ratu menghela nafas lelah, "Ketiduran," balas Ratu.
Terdengar lagi kekehan pelan, sangat pelan sesekali kekehan itu disertai ringisan pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja untuk Ratu [COMPLETE]
JugendliteraturYang Ratu tau Raja adalah orang yang paling Ratu sayang di dunia ini Dan yang Ratu baru tau adalah Raja orang pertama yang pernah membuat Ratu menangis karena 'cinta' Bukan soal mempertahankan sebuah hubungan tapi ini tentang perihal rasa yang tak p...