(36). PEDULI

3.7K 189 12
                                    

Ada saatnya kamu harus mengahargaiku. Bukan cuma kamu yang berhak tapi aku juga. Berhak atas kamu dan hatimu.

Ratu Farenshika

***

Suasana dimeja makan menjadi Awakward saat menyadari seorang pri paruh baya duduk di kursi untuk bergabung sarapan bersama.

Tidak ada yang membuka suara termasuk tiga orang wanita berbeda usia tersebut. Hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar.

"Kalian sebentar lagi mau ujian akhir 'kan?" suara tegas nan berat itu menginterupsi kegiatan dua gadis yang kini sedang menyantap roti bakarnya.

"Iya," kini cewek dengan bandana merah itu menyahut.

"Papah harap kamu berhenti pacaran sama Raja," cewek itu--Ratu menghela nafas lelah, nafsu makannya menjadi hilang karena ucapan papahnya--Rasya.

"Dan kamu Reta, nanti kamu akan sekolah bareng Ratu di SMA Alaska," tegas Rasya.

Reta menatap Rasya dengan pandangan sulit dimengerti, "Pah, aku mau sekolah di SMA Perwira," protes Reta.

Rasya tertawa sinis menyadari otak licik Reta, "Kamu pikir papah gatau, kamu pengen sekolah di Perwira cuma mau deketin Yura 'kan!" sarkas Rasya.

Reta menelan ludahnya susah payah, pikiran papahnya itu memang selalu dua kali lipat lebih pintar darinya.

Tika yang menyadari suasana semakin tegang pun hanya bisa mengelus punggung suaminya agar tenang.

Keluarga kecil itu kemudian melanjutkan sarapan mereka yang sempat tertunda, Ratu sedikit menundukkan kepalanya.

Cewek itu melirik kearah ponselnya. Pesan yang sedari tadi dikirimkannya belum juga dibaca oleh Raja.

Ratu menghela nafas lelah. Tingkah aneh Ratu sedari tadi itu tak luput dari pengawasan Rasya. "Jangan main hp kalo lagi makan Ratu," peringat Rasya dengan nada tajam.

Ratu semakin menunduk, tidak berani menatap sepasang mata tajam milik papahnya. Dengan perasaan kesal, Ratu meletakkan ponselnya itu disaku bajunya.

***

Saat ini dikantin SMA Alaska sudah sangat ramai oleh siswa siswi yang berbondong bondong masuk kekantin hanya untuk mengisi perut mereka dan juga tentu saja bergosip ria. Terutama bagi kaum wanita.

Ratu mengunyah baksonya dengan perlahan, matanya dan telinganya kian memanas.

Bunyi denting sendok dan mangkuk itu saling bersentuhan dengan keras membuat lima orang siswi itu yang tadinya sedang asyik bergosip terdiam. Mereka menoleh kearah si pelaku itu--Ratu.

Ratu bangkit dari duduknya dengan emosi yang sudah sampai ubun ubun. Ia sudah tidak peduli lagi dengan orang orang yang langsung menjadikannya pusat perhatian.

Ratu menyentak kasar kerah seragam salah seorang cewek diantara mereka berlima tadi. "Lo mau cari mati sama gua hah!" bentak Ratu. Sungguh, Ratu sangat tidak terima dirinya direndahkan begitu saja.

Cewek itu terlihat tergagap dan juga terkejut. "G...gua? bukan gua yang ngomongin lo. T...tapi .." cewek itu tak bisa melanjutkan kata katanya lagi saat terdengar gelak tawa dari seluruh orang yang ada dikantin.

Ratu pun sama bingungnya dengan cewek itu, Ratu menoleh kesekitar yang masih terus tertawa seolah mengejek dirinya. Sampai ada satu suara yang mampu membuat degup jantung Ratu berdetak cepat.

"Lo bocor woi, hahah"

"Roti jepangnya mana, ahaha"

"Waw ada bercaknya juga woi"

Raja untuk Ratu [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang