Ratu mengusap kasar wajahnya dengan air, menyebabkan bedak baby yang tadi dipakainya kini menjadi luntur.
Ratu memandang tajam kearah kaca yang menampilkan wajah kusutnya, "Arrgh, dia punya berapa jurus sih buat narik perhatian orang," jerit Ratu kesal.
Cewek itu sudah tidak peduli lagi dengan orang orang yang memandangnya sinis ataupun memandangnya dengan pandangan mengejek. Toh, bukankah ia memang sudah mendapat cap buruk dimata semua orang?
Ratu menoleh kebelakang saat menyadari ada yang menepuk bahunya. "Lo lupain aja, gausah masukkin hati," ujar cewek yang tersebut yang tak lain adalah Lala.
Ratu menghapus kasar air matanya, "Udah gua lupain," jawab Ratu dengan senyum sedikit dipaksakkan.
"Yaudah ayo, kekelas bentar lagi bel" ajak Lala.
Ratu mengangguk lemah, mereka berdua pun akhirnya berjalan keluar toilet. Berusaha tetap acuh pada orang yang masih saja mengejek Ratu.
Tiba tiba dipertengahan jalan Ratu memberhentikkan langkahnya membuat Lala mau tak mau pun berhenti. Lala menaikkan alisnya, "Kenapa sih Ratu?" tanya Lala.
Ratu cengengesan sendiri, "Gua mau kesana" jari telunjuk Ratu terangkat menunjuk kearah pintu kelas bertuliskan 11 IPA A.
"Itu kelas Raja 'kan?" tanya Lala memastikan.
Ratu mengangguk antusias, tanpa aba aba cewek itu pun langsung menarik tangan Lala menuju kelas itu.
"Bentar deh Ratu!" seru Lala dengan nada naik satu oktaf, berhasil membuat gerakan Ratu terhenti.
"Gua denger denger katanya Raja itu masih di skors, terus lo ngapain kesana?" tanya Lala.
Raut wajah Ratu sukses berubah 180 derajat, ia menepuk jidatnya sendiri. "Gua lupa," balasnya dengan sendu.
Lala jadi merasa tidak enak sendiri pada Ratu, saat melihat raut Ratu yang berubah masam. Disaat Ratu ingin berjalan pergi, Lala mencekal pergelangan tangan Ratu.
"Apa salahnya kalo kita kesana, mungkin aja lo mau nanya sama temannya Raja masalah Raja gak dateng waktu lo lomba musik," jelas Lala.
Ratu mengangguk, "Tapi gua lebih mau ketemu Raja," jawab Ratu dengan kepala yang menunduk.
Lala menghela nafas lelah, "Lo bisa gak sih sekali ini aja gausah mikirin Raja," kata Lala berusaha memberi nasihat pada Ratu.
Namun tetap saja cewek itu menggeleng keras dengan air mata yang mulai bercucuran, "Gua tanya sekali lagi Ratu, emang Raja itu lagi mikirin lo sekarang hah!" bentak Lala.
Emosi Lala sudah sampai ubun-ubun apabila itu menyangkut sahabatnya yang selalu saja diabaikan Raja. Cowok yang tidak tau diri yang selalu menyakiti hati Ratu secara tidak langsung.
Mungkin jika dihadapan Ratu, Raja akan berubah menjadi cowok paling romantis sedunia tapi itu tak akan menjamin Raja akan selalu setia pada Ratu. Mengingat cowok itu selalu memberi harapan palsu pada Ratu.
"Putusin aja kalo lo gak kuat Ratu. Gua tau lo rapuh," lanjut Lala dengan nada yang kian melembut.
Lala memegang kedua bahu Ratu, "Jadi gimana?" tanya Lala.
Ratu menghapus satu tetes buliran air matanya yang jatuh, ia perlahan menarik tangan Lala menjauhi bahunya. "Sorry, tapi gua masih cinta sama Raja," bahu Lala merosot sempurna mendengar penuturan Ratu.
"Susah ya, ngomong sama orang yang udah Jatuh Cinta," seru Lala sambil menekankan dua kata terakhir.
Lala pun berlalu begitu saja meninggalkan Ratu yang diam termenung, jujur Lala sangat dongkol dengan ucapan Ratu tadi. Memangnya cinta bisa memberi apa pada hidup Ratu? Bahkan Lala saja sudah melupakan cinta nya kepada Denis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja untuk Ratu [COMPLETE]
Teen FictionYang Ratu tau Raja adalah orang yang paling Ratu sayang di dunia ini Dan yang Ratu baru tau adalah Raja orang pertama yang pernah membuat Ratu menangis karena 'cinta' Bukan soal mempertahankan sebuah hubungan tapi ini tentang perihal rasa yang tak p...